Sok Nasehatin

 Monday, February 28, 2005

Hari ini gue jadi orang sok tau... Seperti sudah gue ceritain sebelumnya, barusan mhs itu kirim SMS ke gue yang isinya:

Pak avi (nyebut nama gue aja salah -red) saya udah ngirim emal (beneran dia nulis emal bukan email -red), tp blm bpk buka masalahnya itu tgs yg bpk suruh, krna menyangkut masalah nilai kami (em** 0651010*7 - Ab****ah 0651010*5)


Wah gue gak ngarti apa maksudnya nih! tapi kayaknya sih nanya soal nilai mereka deh, akhirnya hari ini gue bales juga emailnya dia:

--- em** sya****i wrote:

> Assalamu'alaikum Wr. Wb.
> Maaf kemarin mungkin salah alamat emailnya, mohon
> Pak nilai saya untuk dipertimbangkan kembali, karena
> saya sudah 2 kali ngulang pak.
> Sebelumnya saya ucapkan terima kasih

Maaf sekali, saya tidak dapat membantu anda berdua untuk merubah nilai anda.

Alasan pertama, score nilai anda tidak mencukupi untuk memenuhi syarat minimal mendapat Nilai C, dimana saya mensyaratkan minimal score adalah 55 (buat yang pernah ngajar, harusnya berapa sih? -red)
Sebagai gambaran, rumus skor adalah:
5% PR + 30% UTS + 10% Quis + 10% Tgs Program + 45% UAS

Nilai anda:
PR = 0
UTS = 56
Quis = 56
Pemrograman = 50 (saya lg baik hati, shrusnya skor 0)
UAS = 52
Total Skor Em** = 50,8

Nilai Ab*****h:
PR = 0
UTS = 48
Quis = 0
Pemrograman = 50 (saya lg baik hati, shrusnya skor 0)
UAS = 61
Total Skor Ab*****h = 46,85

Jelas dari skor, saya tidak bisa mengabulkan permintaan anda untuk memperbaiki nilai. Meskipun saya menerima tugas anda dan memberikan nilai 80, tetap skor itu tidak dapat mencapai syarat minimal yaitu 55.

Alasan kedua, saya sebenernya berharap inisiatif dari mahasiswa, jika memang merasa nilainya kurang baik agar minta tugas atau ujian tambahan, nyatanya hingga nilai saya serahkan tidak ada satupun inisiatif dari mahasiswa, jadi saya rasa para mahasiswa memang tidak butuh tugas/ujian tambahan/perbaikan itu. Seharusnya kalo memang butuh para mahasiswa harus berinisiatif meminta bukan menunggu saya untuk meminta anda melaksanakannya. Tanggung jawab nilai anda berada di tangan anda sendiri bukan di tangan saya, ingat anda sudah dewasa!.

Alasan ketiga, nilai sudah saya serahkan kepihak fakultas dan jurusan jadi mustahil saya merubah nilai anda itu, karena besar kemungkinan nilai itu sudah masuk ke dalam IPK anda.

Alasan keempat, saya saat ini sudah bukan dosen PBO ataupun dosen universitas, jadi saya tidak memiliki wewenang lagi untuk mencampuri masalah nilai itu.

Saya hanya berharap agar kalian mengambil pelajaran ini. Meskipun anda adalah angkatan yang mau lulus atau sudah mengulang lebih dari 2 kali bukan berarti anda bisa mendapatkan kemudahan dalam mendapatkan nilai, terlebih jika nilainya memang tidak dapat mencukupi syarat minimal. Saat saya masih berkuliah bahkan ada yang harus mengulang suatu kuliah hinggal lebih 4 kali (lebih dari 4 tahun), jadi alasan "karena sudah mengulang lebih dari 2 kali" itu bukanlah suatu alasan yang tepat...

Meskipun mungkin sebagian dari anda sudah bekerja, hal itu bukan alasan agar anda mendapatkan keringanan. Misalkan anda memutuskan tidak masuk kuliah karena harus bekerja, tentunya anda sudah harus sadar akan konsekuensinya yaitu anda akan tidak dapat menyerap ilmu dari kuliah secara maksimal akibat konsentrasi yang terpecah itu, dan jika akhirnya memang anda mendapat nilai yang tidak diharapkan ya itu salah satu konsukuensi pilihan anda. Ingat hidup ini penuh dengan pilihan, karenanya sebelum memilih pandai-pandailah menilai konsekuensinya... (duh sok tau banget deh gue -red)

Demikian alasan saya, harap mengerti dan maklum dengan penjelasan dan keputusan saya ini.


Lagian pede banget tuh orang udah nilai gak memenuhi syarat masih ngotot pengen di lulusin. Tapi dipikir-pikir sok tau banget deh gue, bales email pake acara nasehatin-nasehatin segala... coba kalo gue jadi dia, coba kalo gue digituin, coba kalo otak gue terlalu lemah untuk bisa lulus... :( ah sudahlah biar mereka tau sedikit konsekuensi dengan pilihan mereka. Meminjam istilah yang di ucapkan oleh kawan gue, Benny Lesmana saat gue mampus di Gn. Gede: "Ya jadikan peristiwa ini sebagai bahan pembelajaran" (Ben, gue masih benci dengan kata-kata loe itu hehehehe)


Ah emang kadang ngajar itu bisa jadi pekerjaan yang menyebalkan kalo udah giliran meriksa hasil ujian/tugas ditambah juga kalo ada kasus model gini, tapi tidak jarang ngajar memberikan kesenangan tersendiri... kadang gue kangen juga dengan suasana di kelas... tapi ya sudahlah lebih baik gue istirahat dulu...

Dewa

 Sunday, February 27, 2005

Dewa (dulu Dewa 19) salah satu dari sedikit band musik "papan atas" Indonesia. Debut group musik ini sudah ada sejak sekitar tahun 90-an. Menurut beberapa orang, aliran musik (genre) musik dari dewa adalah Rock, meski kadang terselip juga berbagai jenis aliran musik yang lain. Group band asal luar negeri, Toto merupakan salah satu panutan mereka dalam bermusik, terbukti lagu terakhir dari album kedua "Format Masa Depan" yaitu "Tak akan ada cinta yang lain" memiliki musik yang sangat mirip dengan lagu"The Other Side" milik Toto.

Album ketiga dan keempat yang berjudul "Terbaik-terbaik" dan "Pandawa Lima" cukup banyak menghasilkan sukses besar bagi group ini. Menurut pengamatan gue (yang amatir), album "Terbaik-terbaik" lah yang mengangkat pamor mereka sebagai group papan atas di Indonesia, ditambah lagi video klip mereka untuk judul lagu "Cukup Siti Nurbaya" yang cukup menarik. Album ketiga dan keempat ini secara subyektif merupakan album yang lumyan enak untuk didengar, tetapi jika di suruh memilih, maka album "Terbaik-terbaik" adalah album Dewa 19 yang terbaik pernah di buat, IMHO.

Setelah album ke empat, yaitu album kelima yang berjudul "Bintang Lima", gaya musik Dewa berubah banyak, hal ini dapat dimaklumi, karena sejak album ini vokalis Dewa telah berubah dari Ari Lasso kepada Elfonda (atau Once). Di album yang baru ini gue sebenernya banyak berharap Dewa akan semakin memantapkan ciri musik mereka sendiri seperti album-album terdahulu. Di album ini dan album Dewa selanjutnya, gue melihat Dewa seperti group musik yang kembali mencari ciri musiknya. Memang bagus sih, mereka jadi mengeksplorasi gaya bermusik yang baru, tapi disisi yang lain Dewa seperti kehilangan identitas mereka dalam bermusik, meski tidak sedikit yang menyukai gaya musik mereka yang baru, terutama lagu-lagu yang bertema patah hati.

Beberapa video klip yang di buat menurut gue, kualitasnya jauh dari image mereka sebagai musisi papan atas Indonesia. Video klip lagu "Dua Sejoli" kalo menurut gue kalah kualitas dibanding video klip "Cukup Siti Nurbaya", maklum video clip "Cukup Siti Nurbaya" memang dibuat oleh orang yang ahli dibidangnya (gue lupa, tapi kalo gak salah namanya Dimas Jay), sedangkan "Dua Sejoli" konsepnya banyak ditentukan oleh Dhani Ahmad, pentolan Dewa. Hasilnya video klip "Dua Sejoli" mirip banget video clip lagu-lagu Malaysia yang menurut gue rada-rada "norak", ceritanya seluruh anggota Dewa jalan-jalan di pantai sambil nyanyi-nyanyi gak jelas gitu deh, persis kayak di video clip group asal malaysia model-model Slam (bukan Slank), Gun Rose (bukan Gun's N Roses), Stings (bukan Sting) dll intinya norak!.

Semakin kesini gue ngeliat Dewa kayak group yang sudah kehabisan ide untuk menemukan musik-musik baru, secara lirik boleh lah walau beberapa lagu liriknya ada yang rada norak-norak juga. Dari beberapa pengamatan amatir gue, bisa dihitung beberapa potongan lagu yang musiknya mirip-mirip dengan group musik yang lainnya, umumnya musisi asal luar negeri. Contohnya, intro lagu "Kosong" (Album ke-5 "Cintailah Cinta") mirip dengan lagu "Trouble" milik Couldplay. Lagu "Cemburu" melodi gitarnya mirip dengan lagu dari Queen (gak tau judul lagunya). Bagian awal dari lagu "Cinta adalah Misteri" mirip dengan bagian awal lagu "All My Love" milik Led Zeppelin, meskipun alat musik yang dipakai agak berbeda.

Beberapa musik Led Zeppelin yang lain yang dicomot untuk album terbarunya "Laskar Cinta" (Duh toloooong, nama judul album jangan norak gitu napa!). Lagu yang jadi andalan Dewa yaitu "Pangeran Cinta" (nih judul lagu juga norak banget sih!) bagian intro awalnya mengambil secara utuh dari lagu "Immigrant Song" milik Led Zeppelin, persis banget. Masih di album "Laskar Cinta", gue kalo denger lagu "Matahari Bintang Bulan" yang berirama Reggae gue pikir lagunya sendiri, ternyata sebagian lagunya kok mirip dengan lagunya "Fool in the Rain" milik Led Zeppelin. Aduhh tolong dong, masak banyak lagu ngikut-ngikut musik orang sih.

Kalo Band baru ikut-ikut musik orang lain, wajarlah... namanya juga sedang mencari jati diri, tapi untuk band lama seperti Dewa masa' masih suka "men-comot" musik group musik lainnya?. Padalah di salah satu TV Swasta Nasional, pentolah group ini Dhani mengatakan musik di album "Laskar Cinta" adalah musik yang tidak mau mengikuti selera pasar dan mengedepankan idealisme bermusik mereka. Idealisme sih boleh, tapi kok ngikut musik orang sih?

Tolong buat Dewa, kurangi doong peniruan musik-musik orang. Kalo keseringan mencomot apa bedanya lagu-lagu grup Dewa dengan sebagian lagu-lagu Dangdut yang musiknya plagiat dari lagu lain, seperti "Bang Toyib" yang ngembat musiknya "Ya Thoyibah" (spell?) yang dibawakan Sulis & Hadad Alwi, "Kopi Dangdut" yang mirip dengan lagu latin "Morendo Cafe" (spell?), "Kumbang-kumbang di taman" yang mirip dengan lagu arab (gue gak tau judulnya). Gue tau emang susah banget bikin musik baru yang enak di denger, tapi jangan karena emang pengen enak di denger meniru "mentah-mentah" musik orang doong... Btw, buat grup Dewa: sorry gue gak beli album loe, gue udah ngopi MP3-nya :))

Emang Bener!

 Thursday, February 24, 2005

Mengingat masa anak-anak kadangkala akan membuat diri kita tersenyum sendiri. Kadang kita jadi tertawa dengan kepolosan (atau kebodohan) diri kita. Punya anak kecil disamping menyenangkan tetapi kadang juga sangat menjengkelkan, utamanya kalo anak kecil itu punya keinginan, dan kalo keinginannya itu tidak dipenuhi. Mereka umumnya ngambek, nangis, dan berbagai hal-hal yang membuat orang tua kesal (ada gak yang sampe nyesal?).

Kebanyakan orang tua mengambil jalan pintas yang paling gampang, biasanya membohongi atau menakuti-nakuti anak kecil. Kalo pas maghrib anak-anak masih belum mau pulang, ada orang tua yang akan menceritakan kisah anak nakal yang di culik Wewe Gombel karena tidak mau pulang saat maghrib, akhirnya anak-anak pada mau berhenti bermain dan pulang kerumah masing-masing. Kalau ada anak yang ngotot minta dibeliin jajan, orang tua akan menceritakan hal-hal yang menyebabkan akan tidak jadi untuk minta jajan.

Contoh yang masih gue inget adalah waktu gue minta dibeliin es cendol yang lewat didepan rumah gue. Gue ngotot pengen di beliin, tapi nyokap gue waktu itu gak mau beliin, terus nyokap gue ngomong "Kamu jangan beli es cendol ya!, tau gak tukang jualnya buat cendolnya pake celana dalam". Denger cerita kayak gitu gue langsung deh hilang nafsu pengen jajan es cendol. Gak nafsu ngebayangin joroknya tukang jual bikin es cendol itu.

Kalo dipikir lebih jernih, pernyataan nyokap gue waktu dulu emang bener! mana ada orang bikin cendol sambil telanjang, pasti orang bikin cendol pake pakaian lengkap dan pastinya ya pake celana dalam doong. Kalo hal ini diinget bareng-bareng nyokap, nyokap gue juga ketawa sendiri. Dasarnya anak masih kecil di cerita model begini bukannya mikir malah bikin takut untuk jajan es cendol... ah salahkan diri gue yang terlalu bodoh menelan mentah-mentah cerita itu (ya... namanya juga masih kecil)

Cerita model gitu sebenernya gak harus terjadi pada anak kecil, yang udah gede pun kadang masih suka ditakut-takuti dengan cerita model gitu. Gue inget waktu itu ada temen gue yang beli soto ayam, harganya relatif murah 2.500 ayamnya banyak banged! (saking banyaknya). Biasanya duit segitu paling dapet daging ayam yang gak terlalu banyak, kadang isinya juga cuma kulit ayam yang penuh kolestrol. Karena curiga harga yang terlalu murah, temen gue yang lain nakut-nakutin temen gue "Hati-hati lho, jangan-jangan itu ayamnya ayam mati". Awalnya temen gue rada takut juga sih denger nasehat temen gue yang lain, takut sakit gara-gara makan ayam mati. Tapi setelah mikir temen gue bilang "Ya iya lah ayamnya ayam mati, mana ada orang jual soto ayamnya masih idup" dan dengan cueknya temen gue melanjutkan makan soto yang relatif murah itu.

Kalo habis mandi terus rambut basah, orang yang iseng suka ngomong "Eh loe habis mandi basah ya?" Secara sekilas omangan itu akan diartikan habis mandi karena mimpi basah. Padahal kalo dipikir-pikir mana ada mandi yang gak basah. Selama mandi pake air ya pasti setiap mandi akan sah-sah saja di sebut mandi basah...

Gue yakin pasti masih ada istilah model gini, yang kesannya "salah" tapi ya "bener" :) sayangnya sekarang, gue gak bisa mikir lagi jadi ya segitu dulu yang baru diketahui...

Blogspot Comment

 Wednesday, February 23, 2005

Beberapa hari yang lalu ternyata bloger sudah mendukung comment dalam tiga jenis user yaitu melalui login blogger, anonymous dan other. Komen untuk other ini sebenernya bukan hal yang baru, tapi entah kenapa dari dulu blogger/blogspot nggak pernah mau memberikan option info para pengomentar seperti nickname dan alamat web sitenya. Setelah ketinggalan dari yang lain-lain, baru sekarang blogger/blogspot memberikan fasilitas seperti ini (telat banget sih...).

Bagi para pemiliki account blogger, setelah memilih nama blog yang kita punya, kemudian pilih Settings > Comments, kita bisa memilih comment kita ditampilkan seperti biasanya (komen jadi satu dengan tulisan blog) atau secara popup layaknya comment tools seperti HaloScan dkk. Caranya pilih option YES pada menu "Show comments in a popup window?". Ketimbang menggunakan comment tools external, tetep lebih asik yang semuanya telah di sediain blogger dooong!... gak perlu pusing-pusing ngubah-ngubah atau bikin account baru... dan yang pasti blogger sekarang lebih lebih terintegrasi.

Dibanding blog hosting yang lain, blogger boleh di bilang paling populer. Meski populer ternyata feature-nya rada "miskin". Awal gue bikin account blogger bulan Desember 2003 (sekedar coba-coba aja), fasilitas comment belum ada sama sekali, baru pas bulan April 2004 blogger memberikan fasilitas comment, dan Februari 2005, para peng-komentar boleh mengisikan nick dan alamat websitenya, sehingga tidak melulu harus "Anonymous". Dibanding yang lain-lainnya blogger juga "agak payah" dalam soal site feed. Blog hosting yang lain udah pake RSS sedangkan blogger pake ATOM. Sebenernya blogger juga ada yang pake RSS tapi buat yang bayar (iya lah masak gratisan mau semua fasilitas ada!).

Tapi kenapa kalo ngeblo mending bikin account di Blogger? Karena yang punya Blogger adalah Google. Setidaknya untuk saat ini dan saat-saat mendatang, Google adalah perusahaan yang kuat secara finansial jadi setidaknya kita boleh bermimpi, selama Google tidak bangkrut, maka kita akan bebas sepuasnya nge-blog di blogger/blogspot. Kalo blog hosting yang lain, emang lengkap sih, tapi kita mana tau berapa lama blog hosting itu akan bertahan. Kalo tiba-tiba harus tutup karena masalah finansial, sangat sayang kalo kita udah banyak nulis blog di blog hosting itu. Dan karena dimiliki perusahaan dengan modal yang gede, bukan tidak mungkin suatu saat fasilitasnya akan bertambah baik... contohnya: penambahan feature comment ini :) *terkesan promosi gak sih tulisan gue ini?*.

14 Feb 2005

 Monday, February 21, 2005

Gue harus pergi hari itu, tanggal 14 februari 2005. Gue gak perlu cerita maksud dan tujuan gue pergi, gue cuma mau cerita sedikit (atau banyak?) pengalaman gue selama perjalanan hari itu.

Perjalanan dilakukan dengan menggunakan bis, katanya sih bis eksekutif, tarif 75 ribu, kalo bisa nunjukin 10 tiket bisa dapet bonus 1 tiket... ah gak ngaruh gue jarang pergi jadi gak mungkin bisa sempet ngumpulin sampe 10 tiket. Meski eksekutif, kayaknya bisnya kurang perawatan deh, kursinya rada kotor, selimutnya kotor, kayaknya udah berapa hari gak di cuci sampe bau (yaik!!), ac-nya gak dingin (mungkin freonnya bocor?), tv & vcd yang nongkrong di depan bis persis pajangan doang, gak pernah dipake buat nyetel film. Body bisnya udah ada yang di dempul, kaca depannya ada yang dah retak, gue ngeri kalo pas perjalanan nanti mesinnya mogok, bisa gawat kan kalo mogok tengah malem apalagi kalo di daerah hutan.

Tempat jual tiketnya rada-rada kotor, kalo gak kepepet kayaknya gue males juga deh naik bis itu, tapi sekali-kali nyobain gak ada salahnya walaupun di hati gue sebenernya sangat-sangat ragu dengan kenyamanan dan keamanan dengan bis model gitu. Kebetulan tempat jual tiketnya ini gak terlalu jauh dari rumah, deket terminal Bubulak Bogor yang ada sekitar 700 meter dari rumah. Gue cuma bilang Bismillah aja deh mudah-mudahan selamat sampe tujuan (dan alhamdulillah memang selamat sih). Bisnya berangkat agak telat sedikit dari jadwal jam 12 siang. Bisnya mengambil penumpang dari agen-agen bis yang tersebar di jalan raya bogor, utamanya yang di daerah jakarta timur sekitar pasar rumah sakit yang gue gak inget namanya yang jelas setelah pertigaan PAL. Kebetulan banget tuh bis yang gue naikin rejekinya lagi bagus, semua tempat duduk sudah habis ludes di beli. Akhirnya setelah jam 14.30 sore bis berangkat ke arah timur pulau jawa.

Sekitar jam 14.57, HP gue berbunyi, dan pas di cek nomornya gakada dalam address book di HP gue. Agak ragu dan males untuk nerima telpon yang gak jelas itu, tapi akhirnya gue angkat juga telpon itu.

"Halo, ini ad***n (nama sengaja dirahasiakan :p) pak yang waktu itu telat ngumpulin tugas"
Agak bingung juga siapa ya ad***n itu?, setelah agak lama mengingat-ingat, baru sadar ternyata dia salah satu mhs yang sempat gue ajar semester ini. "Oh iya ada apa ya?" tanya gue. Gue waktu itu nebak pasti masalah nilai yang gue keluarin hari sabtu kemarin nih...
"Gini pak waktu itu tugasnya belum bisa dikumpulin soalnya WinRar-nya rusak, jadi saya waktu itu belum bisa ngumpulin. Sekalian juga mau nanya kapan bapak ke kampus?, soalnya beberapa hari ini saya cari di kampus gak pernah ketemu" lanjut sang mhs.
"Oh saya memang gak akan pernah kekampus lagi, setelah urusan nilai kuliah beres saya memang tidak berniat datang ke ke kampus lagi" jawab gue, dan niatnya emang untuk semester ini gue gak mau ngajar lagi biar hari sabtu bisa lebih banyak waktu buat bersantai :).
"Sekarang sedang di luar kota pak?" tanya si mhs.
"Iya saya sedang di luar kota, sekarang" jawab gue.
"Lama pak? kapan balik ke kampus?" tanya si mhs lagi.
"Wah saya gak bisa mastiin, tapi kayaknya agak lama di luar kota" jawab gue
"Aduh gimana ya, untuk nilai PBO saya apa tidak bisa di rubah pak?" tanya dia dengan nada rada-rada putus asa.
"Kamu sudah tau nilainya kan?" tanya gue. Gue inget kalo gak salah mhs ini 1 dari 2 mahasiswa yang gue kasih nilai E.
"Iya, kalo bisa jangan segitu nilainya pak, waktu itu saya mau ngumpulin tugasnya tapi zip-an file-nya rusak jadi..." si mhs coba membela diri dengan nada yang ragu-ragu, penuh harap banget sama gue, layaknya seorang terpidana yang memohon pada hakim untuk dibebaskan dari hukumannya. Saat itu gue pengen senyum-senyum denger permohonan dia, ternyata gini rasanya memiliki kekuasaan. Ternyata begini nada bicara orang yang "terdesak" pasrah memohon kemurahan hati dari gue :) *gue jahat gak sih? :)*. Sebenernya meskipun mhs ini mengumpulkan tugas, peluang untuk dapet nilai D atau C cukup berat, karena nilai UTS dan UAS-nya "parah", dan gue tau banget nih anak masuk cuma pas UTS dan UAS aja, pas kuliah sama sekali gak pernah nongol barang setor muka doang.
"Aduh gimana ya, kayaknya gak mungkin nilainya saya rubah, saya sudah serahkan daftar nilai itu ke pihak fakultas dan jurusan, jadi gak mungkin kalo saya ubah nilai itu lagi, meskipun kamu mengirimkan tugas kamu" jawab gue.
"Aduh gimana doong, apa gak ada kebijaksanaan pak?" tanya dia dengan nada memelas dan putus asa
"Kalo memang mau nyerahin tugas, harusnya dari jauh-jauh hari sebelum saya mengumumkan nilai, paling tidak kan ada waktu seminggu setelah ujian akhir hingga sabtu kemarin, kenapa tidak dimanfaatkan untuk mengumpulkan tugas?" bales gue.
Si mhs diam gak bisa jawab, tapi tetep berusaha meyakinkan supaya gue mau merubah nilainya dia.
"Kamu sudah dewasa, jadi kalo memang ada butuh harusnya kamu aktif berusaha menghubungi saya sebelum nilainya saya keluarkan, kalo memang merasa hasil ujiannya tidak memuaskan, saya masih memberi tugas tambahan supaya nilainya tidak seperti sekarang, tapi kamu telat!, kamu baru berinisiatif setelah nilai keluar" jawab gue sok-sok gak peduli dan gak mau ambil pusing (emang beneran gue gak mau peduli dan ambil pusing...)
"Kapan kamu lulus?, tahun ini?, tahun depan?" tanya gue.
"Ah masih belum pak..." jawab dia rada malu-malu dan sungkan
"Nah kalo gitu, berarti kamu berarti masih memiliki kesempatan tahun depan untuk mengulangi lagi kuliah itu" tanya gue coba meyakinkan dia.
"Aduh pak... kalo bisa jangan dong... kuliah saya makin berat tahun depan kalo nilai ini masih seperti itu pak" pinta dia dengan nada masih mengiba sama gue...
"Saya tidak bisa berbuat banyak, masalahnya nilai sudah keluar, dan kamu baru mau mengumpulkan tugas setelah mengetahui nilai itu tak sesuai dengan harapan kamu" jawab gue.
"Ya kalo memang bisa saya minta tolong pak kalo bisa nilai saya jangan seperti itu" mhs ini masih ngotot pengen gue mau merubah keputusan nilainya dia.
"Kamu masih belum didesak untuk segera lulus jadi masih ada waktu tahun depan untuk mengulang, anggap saja kejadian ini sebagai bahan pelajaran bagi kamu. Lain kali kalo memang kamu merasa nilainya kurang memuaskan, kamu harus berinisiatif jauh-jauh hari sebelum nilai dikeluarkan, kamu kan sudah besar jadi jangan berharap saya yang mencari kamu supaya kamu mengumpulkan tugas. Anggaplah kejadian ini sebagai pelajaran bagi kamu..., gimana kamu coba lagi tahun depan ya?" gue coba menerangkan dengan harapan dia mau ngerti kalo gue gak bakal bisa ngerubah nilai yang sudah gue umumin.
"Iya pak... makasih pak" jawab si mhs dengan nada pasrah kalo usaha lobinya telah gagal total. Komentar gue..., kalo memang merasa nilainya jelek masa' musti gue sih yang peduli, nilai-nilai kuliah sendiri masak gak ada inisiatif sendiri.

Ternyata beberapa hari yang lalu pas gue ngecek email, ada dua orang lagi yang pengen nilainya berubah. Emailnya seperti berikut:

Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Maaf kemarin mungkin salah alamat emailnya, mohon Pak nilai saya untuk dipertimbangkan kembali, karena saya sudah 2 kali ngulang pak (So what? --red).
Sebelumnya saya ucapkan terima kasih
Em** Sya****i

Assalamu'alaikum Wr.Wb.
Maaf pak saya Ab****ah H.A. Sh***b mahasiswa jurusan ilmu komputer. Mohon untuk pertimbangan nilai matakuliah PBO. Sebelumnya saya sampaikan terima kasih

Gue belum sempat bales kedua email itu tapi yang jelas jawaban gue akan tetap TIDAK. Gue ngerasa udah cukup baik memberi kelonggaran pengunduran waktu pengumpulan tugas praktikum hingga beberapa minggu, tapi sayang niat baik gue gak ditanggapi oleh mereka, setelah nilai dikeluarkan mereka memohon-mohon untuk dibantu. Mengapa gue harus bantu mereka? kalo mereka sendiri tidak mau membantu diri mereka sendiri dengan memanfaatkan kesempatan yang sudah diberikan jauh-jauh hari. Gue udah kasih kisi-kisi, kenapa mereka gak ada inisiatif untuk mempelajarinya atau kalo memang gak dapet karena gak masuk, kenapa gak inisiatif nanya ke temen-temenya yang masuk?. Gue udah kasih kesempatan bertanya via email kalo memang ada kesulitan, tapi mereka seolah gak peduli, setelah nilainya keluar dan jelek, baru mereka merengek-rengek minta dibantu... haruskah gue bantu mereka? ah kalo gue bantu mengubah nilai mereka gue justru menjerumuskan mereka.... mereka harus belajar bahwa untuk hidup itu memang tidak mudah... gak pernah kuliah, gak ngumpulin tugas masak pengen dapet nilai yang bagus?


Dah beres urusan mahasiswa yang 'ngeyel' minta nilainya dinaikin, gue coba nikmati perjalanan sore itu. Ketika bis mulai melalui tol di kawasan bekasi, cibitung, pokoknya kawasan industri jalanan mulai terasa lambat karena memang sedang ada pekerjaan pelebaran jalan, disamping itu tak sedikit gue temui berbagai kecelakaan di jalan ini, dari truk yang 'nyusruk' masuk ke sawah, atau truk pengaduk semen yang terguling di pinggir jalan dan berbagai kecelakaan lainnya deh. Kalo di itung-itung udah lebih dari 5 kendaraan yang mengalami kecelakaan di jalan tol Cikampek itu.

Keluar dari tol, supir bis bawaannya masih ngebut terus, mau jalan lurus, menikung pokoknya ngebut terus, gue sebenernya sih seneng-seneng aja kalo supirnya bisa bawa ngebut kan berarti cepet sampe :) Lama-lama bukannya seneng, gue malah ngeri ngeliat supirnya ngebut kayak orang dikejar-kejar setan... bukan apa-apa orang-orang yang dipinggir jalan atau pengendara sepeda atau motor hampir berapa kali keserempet sama bis yang gue naikin, gue ngeri kalo-kalo sampe beneran nabrak dan mati. Kalo sampe kejadian kan gawat bisa-bisa bisnya di timpuk atau di bakar. Jalur pantura ini memang jalur tengkorak setiap berapa kilometer ibaratnya gue gak pernah putus-putusnya liat kecelakaan kendaraan dari yang biasa-biasa sampe yang parah, herannya nih supir bisa yang dinaikin gue kayaknya cuek-cuek aja ngebut, malah kalo hampir mau nabrak orang atau sepeda dia klakson-klakson sambil ketawa-ketawa kayak orang tua nakut-nakutin anak kecil.

Sebelum lebaran bulan november 2004 lalu, di jalur Pantura di resmikan jembatan layang yang cukup panjang untuk mengatasi kemacetan, kalo gak salah jalan layang ini berada di daerah palimanan. Nah pas mau sampe turunan jalan layang ini, didepan gue ada motor yang ngebut. Awalnya gue lagi baca-baca buku yang gue bawa, tiba-tiba supir bis sama keneknya teriak-teriak "Eh ngapain tuh motor di depan" gue gak liat secara langsung tapi ternyata 2 orang yang naik motor itu ngebut, jalanannya agak licin karena banyak debu dan kerikil-kerikil yang bikin keseimbangann motor itu kacau, akhirnya motor itu nabrak warung kaki lima yang menjual rokok. Suara mesin motor masih terdengar dengan jelas, tapi yang jelas kedua orang penumpang itu terlentang tak berdaya, gue liat dari hidungnya keluar beberapa darah segar dan sepertinya keduanya langsung mati ditempat saat itu juga di depan mata gue sendiri!. Kalo kata supir atau kenek bis kedua orang itu kemungkinan besar mati soalnya motor itu sebelum jatuh salto berkali-kali layaknya di sirkus-sirkus tapi yang ini tidak terkontrol, akibatnya ya itu jatuh dan kemungkinan besar mati, kalaupun gak mati mungkin bakalan geger otak berat soalnya dua orang ini gak pake helm dua-duanya.... tapi gue rasa dua orang itu langsung mati di tempat deh...

Merinding gue kalo inget wajah dua orang itu yang mati ditempat akibat ngebut pas turunan dari 'fly over'. Setelah kejadian itu supir bisnya tetep aja masih ngebut kayak gak inget habis liat kecelakaan sebelumnya. Pas keluar dari Pintu Tol Kanci, di depan ada gerobak kerupuk, nah bis yang gue naikin ini keluar dari pintu tol kanci ke jalan biasa dengan kecepatan tinggi, mana beloknya 90 derajat lagi. Gue denger dengan jelas sura derit ban bis layaknya suara ban mobil balap yang berbelok dengan tajam, masalahnya ini bis yang bawa puluhan nyawa, pas tikungan 90 derajat bukannya memperlambat malah tetep ngebut, mana di depannya ada tukang kerupuk. Coba kalo sampe bis itu nabrak tukang kerupuk bisa gawat dah urusannya.

Naik bis itu gue jadi teringat dengan joke antara Supir Bis dengan Pemuka Agama. Alkisah di hari pembalasan ternyata derajat si Supir Bis lebih baik dari Pemuka Agama, karuan saja Pemuka Agama protes kenapa dia yang menyebarkan kebaikan malah kalah derajat ketimbang Supir Bis, sang malaikat memberi penjelasan kalo Pemuka agama itu sering membuat ngantuk umat yang diberikan khotbah olehnya sehingga kebaikan yang disebarkan tidak sampai pada tujuan. Sebaliknya sang supir bis karena gila membawa kendaraannya membuat semua penumpangnya ingat kepada Tuhan. Jangan dimasukin ati, itu cuma joke aja... tapi yang jelas gue jadi banyak baca-bacaan selama naik bis ini.

Selepas kota Tegal (jam 22.00-an), supirnya diganti dengan supir yang lain, ternyata supir pengganti ini tidak kalah 'garang' dengan supir sebelumnya, bawa bisnya tetep ngebut meski jalanan ancur, sempit dan gelap. Beberapa kali gue liat kendaraan yang kecelakaan di tempat itu. Ketimbang supir pertama, meski sama-sama rusuh bawanya, tapi kayaknya lebih baik.

Pas sampe di daerah Semarang (jam 01-an) Bis masuk ke jalan Tol Tembalang-Manyaran gue bisa menikmati pemandangan yang cukup indah. Kita bisa lihat dikanan dan kiri kita cahaya dari rumah-rumah yang terhampar luas di bawah jalan ini. Pokoknya pemandangan malam di film-film deh :) asli bagus banget cahaya dari rumah-rumah yang ada di bawah jalan itu. Karena jalan tol ini memang berada di atas bukit (atau gunung?)

Lewat semarang jalannya naik turun dan berkelak-kelok karena memang daerah disana berbukit-bukit, tapi tetep supirnya bawa bis dengan ngebut juga. Pas masuk kota solo, kalo gue gak salah inget, pas pertigaan jalan mau masuk ke arah jalan A. Yani, Surakarta (jam 03.00-an) laju bis tidak banyak diperlambat meski bis akan berbelok 90 derajat ke arah kanan. Karena ngebut itu pas belok, pintu di samping supir sampe kebuka. Gue yang duduknya persis di belakang supir terang aja kaget. Sendalnya si supir jatuh ke jalan, untungnya si supir gak ikutan jatuh apa lagi supirnya gak pake sabuk pengaman... kalo sampe jatuh berarti bis gak ada supirnya. Bisa kebayang dong gimana nasib bis yang ngebut itu kalo gak ada supir, dan supirnya pun ada kemungkinan jatuh ke aspal yang keras itu dan yang terburuk bisa juga supir bis yang gue naikin kegiles bisnya sendiri kalo sampe jatuh. Waktu pas pintu supir kebuka sendiri, si supir agak kuwalahan megangin pintu supir kayak adegan di film-film, untung dari arah berlawanan gak ada kendaraan, kalo ada kendaraan urusan bisa tambah runyam :(. Gila, parah amat sih nih supir (bisnya juga sama parah sih), beneran gue gak tenang naik bis ini. Kebetulan di jalan A. Yani ini ada pool bis itu, tempatnya persis di depan kantor pejabat pembuat akta ikrar wakaf, gak terlalu jauh dari tempat itu ada terminal bis Tirtonadi Solo.

Di depan pool bis, pintu disamping supir dicoba di benerin ternyata pintu itu rusak gak bisa dibuat nutup, supirnya ngedumel mulu soalnya pintu gak bisa di tutup dan sendal yang dipake dia jatuh di jalan waktu pas tikungan tadi. Supir itu ngamuk-ngamuk sendiri, untungnya dari pool bis itu ada supir yang gantiin, kalo gak digantiin gue tambah serem aja di bawa sama orang yang lagi emosi. Kalo supir yang ketiga ini agak lebih asik bawanya, emang masih tetep ngebut tapi gak kaya dua supir sebelumnya yang bikin sport jantung. Belum lagi sebelumnya supirnya pernah ngomong kalo rem bisnya musti diperbaiki... :(

Setelah merasakan kejadian yang mendebarkan itu, gue kagak mau lagi naik bis itu, makanya waktu pas pulangnya gue gak mau naik bis itu lagi, meskipun pangkalan bis itu gak terlalu jauh dari tempat tinggal gue. Inisial nama bis yang gue naikin ini adalah HP, gue gak usah sebut nama bis itu, yang jelas plat nomor bis itu di mulai dengan huruf Z yang artinya bis itu terdaftar untuk wilayah Priangan Timur (mungkin dari kota Tasikmalaya). Saran gue hati-hati naik bis dengan inisial HP ini...

GTG

 Monday, February 14, 2005

Sekarang gue harus pergi... mungkin blog ini akan kosong beberapa hari atau minggu...
Terimakasih buat bos gue atas izinnya...

Tahun Baru

 Friday, February 11, 2005

Baru 1 bulan lebih merayakan tahun baru masehi, kini dalam bulan dan minggu yang sama di bulan Februari 2005 masyarakat Indonesia merasakan kembali libur tahun baru, yaitu tahun baru imlek yang jatuh tanggal 9 Februari 2005 Masehi, dan tanggal 10 Februari 2005 Masehi dirayakan sebagaian umat Islam sebagai tahun baru dalam kalender Hijriah.

Tahun baru biasanya dijadikan suatu momentum untuk merancang harapan, cita-cita, atau menetapkan resolusi ditahun yang akan dijalani. Tapi entah lah... sejak dulu-dulu, yang namanya tahun baru, gue kok ngerasa tidak merasa banyak cerita yang menarik untuk di ceritakan, sepertinya setiap tahun baru selalu lewat tanpa ada kenanangan yang signifikan bagi jiwa, semuanya lewat begitu saja laksana debu-debu kering yang hilang menyebar entah kemana karena tiupan angin yang keras. Lewat tak bersisa. Tahun baru acaranya selalu gitu-gitu aja gak beda. Dulu waktu jaman TV-TV masih dikit dan jam siarnnya gak sampe tengah malam, tahun baru baru terasa sedikit istimewa, karena TV-TV menayangkan acara-acara yang menarik seperti film-film action atau apalah, baru deh tahun baru bisa disebut 'All Night Long', enak bisa nonton TV.

Kalo gak nonton TV, kadang-kadang kalo temen-temen gue ngadain acara bakar ayam ya gue suka ikutan. Tiap taun pasti selalu ada acara tahun baruan, dan gue makin lama ngerasain seringnya melewati tahun baru, rasanya sekarang-sekarang ini tahun baru bukan jadi hari yang spesial lagi bagi gue... serasa gak beda dengan hari-hari biasa. Entah ini perasaan gue aja.

Ketimbang ngerayain, gue lebih tertarik nonton TV yang menyiarkan berita perayaan tahun baru. Malam tahun baru china dihabiskan buat ngoreksi soal, malam tahun baru hijriah semalam suntuk di habiskan buat main game. Bener-bener malam yang 'standar' dan cendrung tidak bermanfaat (gue tahu main game itu buang-buang waktu tapi kalo lagi asik main susah menghentikan kebiasaan yang 'agak buruk' itu).

Dulu mitosnya kalo tahun baru cina (imlek) biasanya seharian hujan gak berhenti-henti, dan kemarin gue amati kok kayaknya gak hujan seharian cuma gerimis kadang-kadang. Berarti mitos itu gak terbukti untuk tahun ini (setidaknya di tempat gue tinggal). Mengamati acaar tahun baru di TV-TV, semenjak tahun 1998 sepertinya makin kesini gue menangkap kesan acaranya lebih heboh seolah-olah sudah jadi tahun baru bagi semua orang.

Masih mengamati dari TV, sepertinya heboh acara tahun baru yang cuma beda satu hari antara imlek dan hijriah, sepertinya lebih banyakan iklan-iklan acara menyambut imlek, ketimbang menyambut hijriah. Kalo menurut logika jumlah orang islam di Indonesia lebih banyak ketimbang etnis tionghoa yang merayakan imlek, tapi sepertinya media TV lebih banyak menayangkan acara-acara menyambut imlek. Ah itu mungkin perasaan gue aja kok... gue gak bermaksud apa-apa cuma pengen mengamati secara amatir.

Gue coba menduga-duga kenapa acara menghadapi tahuh baru hijriah yang menurut pengamatan gue kalah pamor ketimbang perayaan imlek yang nota bene baru bebas di ekspresikan setelah orde baru tumbang. Gue mengamati sepertinya orang-orang islam di indonesia memang tidak memiliki kultur merayakan pergantian tahun secara besar-besaran sejak dulu. Berdasarkan pengamatan gue yang boleh dibilang ngawur, gue melihat orang etnis tionghoa (cina) adalah etnis yang memegang teguh tradisi leluhur yang memiliki sejarah panjang, kuat berakar, dan sepertinya tahun imlek adalah perayaan yang terbesar diantara perayaan lainnya (maklum selain tahun baru imlek, gue gak tau hari-hari besar bagi etnis tionghoa).

Bukan tidak mau merayakan besar-besaran tahun baru hijriah, tapi memang sepertinya setiap kaum memiliki waktu perayaan yang benar-benar dianggap paling besar dibanding hari besar lainnya. Untuk orang islam di Indonesia, perayaan yang besar diantara yang besa tentu saja perayaan setiap tanggal 1 Syawal atau hari raya Iedul Fitri (Lebaran) melebihi perayaan Iedul Adha, tahun baru hijriah, atau tahun baru hijriah. Orang Kristen pada umumnya (kecuali Kristen ortodox?) memperingati hari besar diantara hari besarnya setiap tanggal 25 Desember, disamping hari-hari besar lainnya (Paskah, dll?). Dan khusus untuk bangsa Indonesia, tentu saja hari-hari terbesar yang dirayakan dibanding hari besar lainnya ya tanggal 17 Agustus, disamping tanggal 10 November (Hari Pahlaman), atau tanggal 5 Oktober (Hari TNI), dll.

Jadi sepertinya memang penekanan hari perayaannya berbeda-beda tergantung seberapa penting suatu kaum memandang suatu tanggal sebagai hari yang penting. Meski diatas kertas umat Islam dikatakan sebagai pemeluk terbesar di Indonesia, tapi perayaan hari-hari islam memang tidak banyak yang terlalu terasa di masyarakat, kecuali Iedul Fitri dan Iedul Adha. Khusus Indonesia mungkin yang benar-benar dirayakan secara besar adalah Iedul Fitri atau Lebaran. Mungkin perasaan gue ini hanya sekedar perasaan gue aja, tapi gue ngerasainnya seperti itu. Meski begitu, ternyata di suatu suku yaitu suku Jawa terutama yang bermukim di sekitar kota Yogya atau Solo, acara tahun baru hijriah dirayakan secara besar-besaran, tak ubahnya seperti etnis Tionghoa merayakan imlek secara besar-besaran.

Secara langsung melihat belum, gue baru liat sebatas dari layar TV kalo ternyata orang jawa utamanya yang mempercayai kejawen begitu menghormati pergantian tahun ini seperi orang cina (Wah kayaknya sekali-kali gue perlu melakukan 'pengamatan amatir' tentang kemiripan etnis Tionghoa dengan etnis Jawa :p) dengan melakukan suatu ritual-ritual tertentu, yang jelas bukan semata-mata ritual keduniawian semata seperti lebih sering terlihat pada pergantian tahun baru masehi . Bagi orang jawa tanggal pergantian kalender hijriah sekaligus kalender jawa lebih dikenal sebagai 1 suro dirayakan secara sakral. Saking hebohnya nih tanggal, kalo di sebut 1 suro ingatan gue langsung teringat dengan filmdengan judul yang sama 'Malam 1 Suro', bintangnya siapa lagi kalo bukan ratu horor -- sussana :).

Ternyata ada juga orang di Indonesia (utamanya orang jawa) yang masih memaknai pergantian tahun hijriah, meskipun sebenarnya bagi orang jawa lebih tepat merayakan pergantian tahun kalender jawa ketimbang pergantian tahun kalender hijriah. Berkat jasa Sultan Agung dari kerajaan Mataram, kalender jawa di ubah hampir persis mengikuti tanggal-tanggal pada kalender hijriah. Mungkin jika Sultan Agung tidak merubah kalender jawa seperti kalender hijriah, mungkin pergantian tahun hijriah setiap tahunnya bakal lebih kurang 'heboh'.

Gue susah mengganti padanan kata 'heboh', karena kalo nonton di TV emang sepertinya orang jawa merayakannya dengan lebih 'heboh' ketimbang yang lain. Kalo di kota Solo (Surakarta) biasanya acara yang heboh adalah kirab keliling kota 'Kebo Bule' (kayaknya sih itu kerbau albino). Bayangkan, di zaman yang sudah canggih ini ternyata orang-orang masih begitu antusias menonton kirab itu, bahkan kotoran dari kerbau albino itu dipercaya dapat membawa keberkahan bagi mereka yang mendapatkannya, padahal kalo menurut logika gimana caranya coba?. Di kota yogya sepertinya juga ada acara model-model kirab gitu, spesifiknya gue juga gak tau sih. Kalo di Yogya itu biasanya yang menarik untuk diamati adalah acara 'ngalap berkah' dari 'gunungan' yang dikeluarkan oleh keraton setiap 3 kali dalam setahun yaitu pada saat Iedul Fitri, Iedul Adha, dan satu lagi gue ragu apakah pada saat tahun baru apa saat maulid, yang jelas ada acara yang lain dari hari biasanya deh. Beberapa orang jawa melakukan ritual kungkum atau berendam di sungai semalaman dari malam hingga sekitar subuh. Manfaatnya apa ritual kungkum ini gue juga belum jelas benar.

Ajal & Jodoh

 Friday, February 04, 2005

Gue punya tetangga namanya widiyani, kadang dipanggil widi kadang dipanggil yani. Secara fisik wajah widi lumayan menarik (tapi bukan tipe gue :p), kurus emang karena gak suka makan, seinget gue, keluarganya belum ada 5 tahun tinggal di tempat gue tinggal selama ini. Awal pindah, banyak juga anak-anak cowok di lingkungan sekitar gue yang sempet kagum, naksir tapi intinya sih semua itu gak ada yang kesampean deh, soalnya dia udah punya pacar dari daerah lain. Nah rencananya si widi itu dalam waktu dekat ini entah bulan februari atau juni rencananya akan nikah dengan pacarnya (ya iyalah masak dengan orang lain).

Nah di akhir bulan Januari kemarin tepatnya hari sabtu malam, keluarganya mendapat musibah, tetangga gue yang namanya widi ini kena kecelakaan. Jadi ceritanya dia mau pulang dari tempat uwa'-nya (uwa' = pakde = paman?) balik ke rumahnya, ternyata tidak di sangka-sangka hari sabtu malam itu adalah hari terakhir dia menikmati kehidupan dunia. Secara tragis dia tertabrak motor, entah karena kerasnya tabrakan itu atau apa, badannya terbanting keras ke aspal dan yang paling parah kepalanya membentur keras jalanan itu hingga tulang tengkoraknya retak dan agak masuk ke dalam kepala.

Kebetulan waktu itu widi pulang dengan adiknya yang bernama wita. Saat kecelakaan terjadi, anak dari ua'-nya itu (sepupunya widi) baru pulang dan secara tidak sengaja melihat kerumunan orang-orang yang melihat kecelakaan, setelah diperhatikan ternyata sepupunya yang bernama wita sedang terbaring lemah. Kontan saja sepupunya widi & wita ini panik. Wita yang sudah lemah masih sempat bilang ke sepupunya, "teteh-teteh" (teteh = kakak perempuan), sepupunya ini tidak mengerti apa yang dimaksud sepupu yang kecilnya ini. Akhirnya mobil yang sudah siap membawa kedua kakak beradik itu diberangkatkan. Sepupunya widi itu menelpon keluarganya.

Keluarganya panik, tapi saat itu keluarganya tidak tau kalo anaknya yang bernama widi itu kena celaka, mereka hanya tau anaknya yang bernama wita terkena kecelakaan setelah diberitahu sepupunya yang hanya melihat wita saat kejadian berlangsung, sebab widi sudah lebih dulu dimasukan ke mobil. Nah saat itu pak RT yang kebetulan lagi main di rumah bapaknya widi jadi ikut panik juga, akhirnya dengan pakaian seadanya (masih pake celana pendek) dia pergi juga nemenin keluarganya yang sedang ditimpa kesusahan itu.

Saat pak RT mau berangkat pacarnya yang mau jadi calon suaminya itu baru aja dateng, niatnya sih mau ngapel dan sepertinya mau membicarakan urusan pernikahan mereka. Konon katanya pacarnya itu udah liat-liat barang dan besoknya mau dibeli untuk "seserahan". Dan saat itu pacarnya sengaja gak dikasih tau kalo keluarganya sedang kena musibah.

Setelah 1 jam kecelakaan akhirnya widi harus menyerah pada ajal, dia akhirnya meniggal di rumah sakit kebetulan sebagian keluarganya sudah berkumpul. Pas meninggal kontan semua keluarganya berduka bahkan sempat hampir terjadi kecelakaan lagi, karena saat itu bapak dan ibunya si widi menangis berpelukan sampe lupa kalo ibunya tidak sadar sedang menggendong adiknya yang lain yang masih balita. Kalo tidak ditangkap orang-orang besar kemungkinan bayi itu bakal terlepas dari gendongan si ibu. Keluarga itu tidak menyangka kalo widi ikut jadi korban, karena mereka mengira anaknya yang bernama wita yang terkena kecelakaan sesuai laporan dari keponakannya.

Gue lagi asik-asik nonton TV jam 10-an malam, gak biasa-biasanya tetangga gue manggilin gue, ternyata bener ada berita penting kalo si Widi meninggal dunia. Gue bengong gak percaya, masak iya sih si widi tetangga gue itu meninggal. Akhirnya gue, bokap dan nyokap keluar dan di luar sudah banyak tetangga yang ngumpul. Gak lama muncul sirine ambulan yang bawa jenazahnya widi. Temen gue ikut bantuin ngangkat jenazahnya. Gue yang ngeliat aja udah merinding, apalagi temen gue yang bantuin ngangkat, dan emang bener temen gue merinding.

Hari itu gue dan temen-temen gue sempet ngobrol, dan sepertinya mereka sepakat kalo hari itu ada pelajaran yang bisa dipetik diantaranya, umur dan jodoh ditangan Allah. Tidak ada satupun dari kami yang nyangka kalo widi yang masih muda itu harus mengakhiri hidupnya malam itu di usianya yang paling baru sekitar 24 tahun. Jodoh memang sudah diatur oleh Allah, manusia yang berusaha Tuhan pula yang menentukan. Pacarnya yang sudah siap untuk membeli "seserahan" untuk lamaran pernikahan ternyata, Sang Pencipta menentukan langkah yang lain bagi hubungan mereka. Niat pacarnya untuk apel malah mendapat berita kematian calon istrinya. Kalo gue inget malam itu gue merinding ketakutan, walaupun sejujurnya gue gak tau takutnya kenapa, apa karena ngeliat kenyataan kalo umur dan jodoh benar-bener dapat tidak ada yang tau, atau gue takut belum siap untuk mati muda.

Sungguh ajal dan jodoh tidak ada yang satupun yang benar-benera memiliki kuasa atas itu semua, kecuali Allah SWT. Semoga widi bisa tenang di alam yang baru. Semoga keluarganya yang ditinggalkan diberikan rasa sabar. Selalu berfikir positif bahwa kejadian ini bukan berarti bahwa Allah membenci mereka, justru boleh jadi Allah menganggap kejadian itu adalah yang terbaik menurut-Nya.

Bebeberapa bulan yang lalu, kata temen gue di daerah sekitar tempat gue tinggal itu ada beberapa kecelakaan motor yang membuat orang yang mendapatkannya meninggal dunia. Gue di ceritain ada anak yang sebenernya baik, dari yang tua sampe yang muda kenal sama dia soalnya emang orangnya ramah. Entah kenapa pas kejadian itu dia lagi mabuk akibat minuman keras, ya biasalah kalo orang mabok di "komporin" dikit langsung kebakar. Nah dia itu lagi naik motor terus kayaknya ada orang yang nantangin balap motor, dasarnya lagi gak sadar dia bawa motor dengan kenceng dan secara tragis dia meninggal akibat nabrak pohon. Akhir kehidupan yang berakhir dengan tragis.

Kematian orang itu sempat heboh di daerah tempat gue. Katanya waktu pas orang itu di kuburin, malamnya tetangga gue liat pocong dari rumahnya dia, kebetulan memang rumahnya agak deket dengan pekuburan. Tetangga gue ini terang aja ketakutan sampe-sampe tidur di kamar anaknya, waktu pas anaknya nanya tetangga gue ini diem aja dan emang gak berniat cerita apa-apa soal kemunculan pocong malam itu. Ternyata waktu pas paginya tetangga-tetangga yang lain heboh pada ngomongin kalo tadi malem ada pocong, ternyata bukan tetangga gue aja yang liat. Untungnya gue gak liat soalnya gue juga biasanya tidur tengah malam (duh gue kok percaya banget sih cerita beginian). Entah kenapa kok bisa kebetulan tuh pocong muncul pas orang yang meninggal akibat nabrak pohon itu di kubur di daerah itu. Semoga itu cuma kebetulan.

Ada lagi cerita tetangga gue, beberapa bulan sebelumnya sepupunya juga meninggal akibat jatuh dari motor. Entah dasar ajal atau apa, biasanya sepupunya itu kalo bawa motor itu pake helm kali ini gak pake, ya akhirnya kejadian deh jatuh dari motor dan sampe koma selama seminggu sampe akhirnya meninggal. Kalo melihat latar belakang keluarga sepupu temen gue ini, dia itu ternyata anak tunggal. Jadi dia bibinya temen gue itu susah banget punya anak, katanya ada sampai 5 kali kehamilan bibinya berakhir dengan keguguran, yang bisa sampe dilahirkan ya cuma seorang itu.

Dasarnya susah punya anak, segala maunya si anak di turutin sama bibinya temen gue ini. Si anak minta apa biasanya selalu di kasih, ya mau gimana lagi namanya juga sayang anak, gak mau sedikitpun orang tuanya melihat anaknya kecewa. Pas anaknya ini baru SMP dia ngotot minta di beliin motor, orang tuanya juga udah nolak-nolak, soalnya masih belum cukup umur. Merasa keinginannya di beliin motor gak kesampean, anak ini mogok makan, mogok ngomong ke orang tuanya. Akhirnya orang tuanya nyerah sama keinginan anak satu-satunya ini, di belikanlah anak itu motor. Ternyata beberapa bulan kemudia, motor yang dibelikan itulah yang menjemput ajal sepupunya temen gue.

Sudah pasti kedua orang tua itu sedih anak satu-satunya harus pergi selama-lamanya. Denger cerita dari nyokap gue yang di ceritaain sama nyokapnya temen gue ini kalo ternyata setelah kejadian itu ada hikmah bagi keluarga sepupunya temen gue. Ibunya sekarang sudah tidak terlalu tertarik lagi mengejar hal-hal duniawi, dia berpendapat buat apa susah payah mengumpulkan harta benda, kalo akhirnya harta itu tidak bisa di nikmati bersama anaknya. Dibalik setiap musibah pasti ada hikmah, dan kalo denger cerita nyokap gue sekarang orang tua dari sepupu temen gue itu makin tekun menjalankan ibadah, yang namanya sholat 5 waktu gak pernah ketinggalan. Sepertinya setelah ditinggal anak satu-satunya kedua orang tuanya jadi semakin taat beribadah.

Ternyata kalo cobaan berupa kesusahan lebih membuat orang semakin dekat kepada Tuhannya ketimbang cobaan berupa kenikmatan. Saat ditimpa musibah atau kesusahan orang langsung teringat kepada Tuhannya, begitu cobaan berupa kenikmatan seperti kekayaan, kekuasaan, kecantikan maka sedikit sekali orang yang tetap berusaha mengingat Tuhannya *duh gue kayaknya gue termasuk tipe manusia seperti itu, ampuni hambamu ini ya Allah*.