Bandung Motor Touring Hari Ke-2

 Thursday, September 16, 2004


Perhatian: Gambar pada blog berikut ini terdiri dari 29 gambar (~1,7 MB), kemungkinan dapat memperlambat koneksi internet anda. Demi menghemat tempat & bandwith, resolusi gambar diperkecil menjadi 320x240 pixel dari ukuran aslinya

Blog ini merupakan bagian ke-2 dari 3 blog selama kegiatan motor touring ke Bandung.
Selain itu, jika tertarik, baca juga Bandung Motor Touring Hari Ke-1.


Minggu, 12 September 2004

04.55
Gue terbangun setelah mendengar adzan subuh yang berkumandang dari masjid yang ada di sebelah kosnya temen gue. Tanpa gue sadari temen gue ternyata tidur di lantai, wah gue jadi gak enak gitu "mengkudeta" tempat tidurnya temen gue ini. Setelah sholat subuh, pengen banget rasanya nerusin tidur pagi hanya saja kok agak susah gitu. Gue ngiri liat Abangkis dan Beny yang bisa tidur dengan nyenyak...


06.00-08.00
Gue bengong gak tau mau ngapain, paling sesekali ngecek motor masih ada ditempat apa enggak. Si Abangkis & Beny masih asyik bener dengan tidurnya... ya udah gue sesekali nonton TV dan VCD yang ada di kosnya temen gue itu.

09.14
Mandi pagi, siap-siap untuk jalan-jalan hari ini. Tetep aja kami harus menunggu bangunnya si Alex temen gue yang juga sekaligus penunjuk jalan kami. Rencananya hari minggu ini kami bakalan main ke Ciater.

10.23
Siap-siap berangkat menuju Ciater. Semuanya sepertinya sudah siap untuk mandi, semua perlengkapan siap dan ya... kami akan berangkat ke Ciater jika memungkinkan kami akan mampir ke Tangkuban Perahu saat pulangnya. Jalur yang kami lewati adalah jalur semalam waktu kami pergi ke arah Lembang, karena untuk menuju Ciater atau Tangkuban Perahu harus melewati wilayah Lembang. Seperti sudah di duga kemacetan terjadi semenjak dari Cipaganti hingga ke arah Lembang, tapi memang lebih banyak kemacetan di dominasi oleh kendaraan yang mengarah ke Kota Bandung.

10.45-11.15
Cari minuman, kami membeli 2 botol Aqua 1 Liter di Lembang. Memang harganya relatif mahal yaitu Rp. 7.000,- dua botol dibandingkan harga normal yang biasanya adalah sekitar Rp. 2.000,- per botol. Selain itu kami juga mencari makanan berat (nasi) karena tanpa kami sadari semenjak pagi tadi kami belum juga makan nasi. Setelah makan tadi, kami berbincang-bincang sebentar dengan pembeli yang lain, dan akhirnya kami berubah pikiran tentang rencana kami ke arah Ciater. Kami ubah rencana kami mengunjungi ke Tangkuban Perahu, jika ada waktu baru kami akan pergi ke arah Ciater.

11.45
Melanjutkan perjalanan kami ke arah Tangkuban Perahu. Pemandangan alam cukup indah, kadang diselingi dengan bukit-bukit yang ditanami sayuran. Jalanannya pun relatif sepi sehingga kami dapat lebih menikmati perjalanan kami. Gue di bonceng oleh Beny, karena gue pengen ngambil gambar dari motor terutama gambar pemandangan yang indah itu. Berikut ini adalah beberapa pemandangan yang sempat diabadikan oleh TRV-38E gue.

Bentang alam Parahyangan...


Foto si bangkis waktu pas bawa motor.

12.07
Tiba di pintu gerbang kawasan wisata Tangkuban Perahu. Biaya masuk perorang adalah Rp 8.000,- sedang motor adalah Rp 2.000,- sehingga total biaya untuk masuk ke kawasan ini adalah 4x8000+3x2000 = Rp 38.000,-. Si abangkis ngiler tuh liat tempat main perang-perang-an yang ada disana. Kata petugasnya kalo mau asyik sebaiknya bersepuluh biar tambah seru. Sayangnya kami hanya berempat jadi ya impiannya si bangkis harus direlakan lewat begitu saja... biayanya kalo gue bilang sih relatif mahal kalo gak salah Rp 50.000,- per orang (gak tau ya... dah lupa tuh).

Pintu gerbang ke Kawasan Tangkuban Perahu

12.15
Ambil gambar pemandangan dulu sebelum mencapai puncak Kawah Ratu. Dibawah ini adalah gambar foto si Abangkis (depan) dan temen gue Alex (belakang) yang lagi "kejar-kejaran" bak di pelem-pelem holiwut. Samping kanan adalah foto pemandangan gunung di timur kawasan Tangkuban Perahu, saat itu hari terlihat sedikit berawan.


12.34
Dasar kurang kerjaan, kami berempat mengambil kenang-kenangan dengan memfoto diri kami sendiri.


Mulai kiri atas searah jarum jam: Gue, Alex, Abangkis, dan Benny.


Ratapan anak tiri....

13.00
Sampai juga di Puncak Kawah Ratu, busyet penuh banget ya kayak pasar aja deh. Gara-gara kelamaan moto-moto ya beginilah jadinya baru nyampe pas siang-siang.

Kanan: Kawah Ratu, Kiri: Tempat parkir sepeda motor.

13.24
Setelah berkeliling mencari tempat, akhirnya foto-foto deh...




14.02
masih menikmati keindahan alam...


Ngapain tim Ekspedisi Alam Gaib ada di Tangkuban Perahu?


14.18
Siap-siap pulang. Tapi sebelum pulang ambil momen dulu doong seperti biasa :) Pertama adalah gambar rombongan touring motor entah dari mana, yang kedua tentu saja foto kami bertiga :D


14.45
Keluar dari kawasan Tangkuban Perahu. Badan udah capek, jadi gak ada deh rencana nerusin ke Ciater. Pas keluar dari kawasan banyak ditemui klub-klub touring motor, salah satu yang ditemui gue adalah tim Yamaha setelah sebelumnya gue liat di Tangkuban Perahun (gambar atas)

15.25
Ambil gambar bukit dari atas motor yang sedang berjalan. Gambar ini diambil sebelum masuk ke kawasan Lembang (sebelah utaranya)


15.40
Selepas Lembang ambil jalur ke kanan, melewati kebun-kebun kembang. Sengaja kami tidak melewati jalan utama, temen gue menjanjikan bakal melihat kebun-kebun bunga yang menarik dan juga Kuil yang arsitekturnya menarik.

15.51
Benar seperti ucapan temen gue, kalo di daerah ini bisa ditemui temple yang arsitekurnya terlihat dari jauh.

Kuil Budha (Vihara?)... Arsitekur yang menarik

16.10

Rumah-rumah & Kebun Kembang...

Kami terus berjalan melewati kebun bunga-bunga, sayangnya jalan disini sempit. Beberapa tempat terlihat sudah dibangun kawasan pemukiman, jadi bisa dipastikan jalanannya sangat macet sekali. Jalan yang kami lewati ini pada akhirnya akan tembus di pertigaan persis di depan Terminal Angkutan Ledeng. Sebelum memasuki kawasan ini kemacetan sudah terasa hingga sekitar 2 Km (Gila panjang banget.... untung naik motor jadi selap selip deh)

16.43
Sampai juga akhirnya di kosnya temen gue, istirahat dan sholat dulu. Kadang diselingi nonton TV.

17.23
Perut menjadi lapar, cari baso di sekitar kosnya Alex. Ternyata penjual yang dicari tidak ditemukan, terpaksa kami mencari ke tempat yang justru lebih dekat dengan kosnya si Alex. Cukup lama juga kami makan disana. Komentar gue tentang baso-nya.... enak cuma mie-nya kok bukan pake mie telor ya. Tapi kalo mau adu-aduan rasa kok kayaknya masih lebih enak baso dorong yang biasa gue beli di rumah ya.... Cuma Rp 2.000,- tapi kenyang. Baso ini juga enak sih tapi yang jelas lebih mahal Rp 4.000,-

20.30
Cari oleh-oleh khas Bandung. Setelah kami bertiga berunding, maka kami memutuskan akan membeli oleh-oleh roti Kartika Sari. Konon roti ini terkenal hingga ke luar kota Bandung. Sepertinya oleh-oleh dari Bandung mulai bergeser dari Peuyeum (tape) Bandung menjadi roti Kartika Sari. Niatnya sih ngajak si Alex yang tau kota Bandung, cuma gak enak hati soalnya dia lagi asyik nonton pertandingan bola di TV. Ya udah... untung si Alex berbaik hati membuat peta jalan yang harus kami lalui jika ingin membeli roti Kartika Sari di Dago (Jl. Ir. H. Juanda).

Mulanya saat melewati jalan Cipaganti lancar, begitu memasuki Jl. Siliwangi, si bangkis salah ambil jalur. Terpaksalah peta buatan tangan itu kami buka, ternyata memang harus melewati jalan Siliwangi. Malam senin memang cukup sepi, sehingga kami cukup lancar untuk melintasi jalan Dago yang konon katanya jika malam minggu biasanya macet total. Setelah ditelusuri akhirnya dapat juga counter roti Kartika Sari, tempatnya cukup besar (mungkin termasuk yang paling besar diantara counter Kartika Sari lainnya?) Kami masuk ke pelataran parkirnya, dan sang Satpam memberitahu kalo rotinya sudah habis sejak lama... hanya restaurannya saja yang masih buka.

Akhirnya kami coba mencari ke counter lain yang berada di sekitar Stasiun KA Bandung Kota. Untuk mencapai wilayah ini entah berapakali kami nyasar... harusnya belok kanan persis di depan kantor Polisi, kami malah lurus sampai akhirnya melewati rel kereta api. Begitu melewati rel kami baru menyadari jika kami sudah nyasar, akhirnya tanya ke setiap orang dari yang lewat, pengendara motor, mobil sampai tukang becak. Setelah tanya sana-sini kami harusnye melewati jalan perempatan yang ada persis di depan Polres (atau Polda ya?) Bandung. Di depan kantor polisi kami masnyebrang, entah benar atau tidak takut-takut cara kami lewat ini adalah ilegal... lumayan kan kalo kena semprit polis. Untungnya enggak kenapa-napa. Akhirnya kami sampai juga di dekat Aquaduct (jembatan kereta api -- harusnya sih jembatan air -- tapi penduduk situ bilang gitu ya sudahlah). Pas melewati jalan di counter Kartika Sari, ternyata toko ini sudah tutup... yah kami telat deh. Akhirnya kami berencana membeli roti merek yang lain. Gue ragu-ragu mau beli yang lain. Akhirnya kami putuskan untuk pulang saja kembali ke kos. Berhubung peta yang di Buat oleh si Alex hanya sampai Dago kami agak bingun juga mau pulang kemana.... ternyata selepas Stasiun KA Bandung, disebelah kanan ada papan besar bertuliskan Kartika Sari. Gue sama bangkis udah bablas aja... si Beny manggil-manggil kalo katanya masih buka, akhirnya ya kami bali lagi ke sana.

Ternyata papan besar tulisan Kartika Sari ini pusatnya karena semua roti yang ada di counter resmi Kartika Sari berasal dari tempat ini, karena pabriknya ya disini. Ternyata disini juga sudah tutup, saat itu waktu sudah menunjukan pukul 21.10 lebih. Penjaganya mengatakan kalau besok mulai buka sejak jam 6 pagi (busyet pagi bener....) Akhirnya kami putuskan saja untuk membeli besok pagi saat akan pulang.

Dipikir-pikir semua usaha kami cari oleh oleh ini sia-sia juga meskipun seumpama semua counter-nya masih buka. Karena sekalipun masih buka bisa dipastikan yang kami dapatkan juga paling sisa-sisa remahan roti yang tidak terlalu laku. Alasan kami nekat malam-malam mencari oleh-oleh adalah karena rencanaya kami pas paginya langsung pulang dari Bandung dengan berbagai pertimbangan jadi harus malam-malam membelinya takut-takut kalo besok pagi tidak ada toko yang sudah buka, ternyata di Kartika Sari buka jam 6 pagi. Setelah mengetahui informasi ini kami akhirnya justru memutuskan kalo esok hari kami akan pulang siang-siang (gimana sih rencananya kok jadi ganti) padahal udah jelas si Kartika Sari bisa buka jam 6 pagi.

21.30
Kembali ke arah kos. Pusing juga dengan jalan-jalan di Bandung yang kebanyakan sejalur, patokan kami waktu itu adalah mencari jalan Dago untuk kembali ke Kos, alasannya sederhana siapa sih orang Bandung yang gak tau di mana jalan Dago. Dengan agak nekat kami mengambil jalur lurus saja dan tanpa kami sadari tiba-tiba kami sudah berada di jalan Cipaganti. Gue bilang ketemen gue, kalo udah sampai sini sih ngapain cari jalan Dago, akhirnya dengan nekat gue ambil belokan ke kiri dan mereka berdua percaya aja sama gue padahal gue juga gak yakin.... dan ternyata saudara-saudara akhirnya tembus juga kami ke jalan Jurang tempat kos kami, wah senangnya tidak jadi nyasar.

21.55
Beli minuman dan makanan ringan di warung tempat temen gue kos. Kebetulan pemilik warung ini juga sekaligus pemilik kosan temen gue. Pemilik warung ini orangnya nyeleneh kata temen gue Alex, gimana gak nyeleneh coba kadang hal sepele dipermasalahin tapi hal yang lebih berat malah biasa-biasa aja. Selain itu dari cara berjualannya pun aneh. Umumnya pemilik warung kan kalo menggelar dagangannya biasanya mulai jam 6 pagi sampai jam 9 malem. Nah kalo ibu kos ini suka-suka dia. Waktu pas gue mau berangkat cari oleh-oleh sebelumnya, dia itu buka warungnya jam 7 malem ehhh jam 8 malem udah tutup. Pas gue baru balik dari nyari oleh-oleh yang gagal itu.... eh warungnya buka lagi (saat itu udah mau jam 10-an malem lah). Tapi meskipun aneh, yang beli ke warung ini tetep ada juga lho, bukan apa-apa soalnya barang yang dijualnya bener-bener harga distributor. Si Beny beli minuman penyegar aja cuma 2000 perak lebih dikit padahal biasanya dijual harganya bisa hampir 3000 perak. Gue iseng beli FresTea biasanya gue belikan 1500 perak nah ini gue beli cuma seribu perak doang. Udah gitu gue beli snack yang mungkin harusnya harganya 3000-an lebih disini dijual dengan harga 2.200 doang.

22.10
Cari surabi NHI. Ini nyari surabi beneran bukan "surabi" seperti yang pengen di cari si bangkis (eh beneran atau becanda sih kis loe pengen nyari "surabi"? yakin loe udah sanggup nyarinya :p). Seperti biasa jalurnya ke arah utara kalo gak salah sebelum terminal Ledeng katanya sih di depan kampus NHI. Pas coba pesen, katanya baru bakal jadi satu jam lagi... gila itumah kelamaan nunggu. Akhirnya kami makan yang disampingnya aja, bangunannya sih mirip kafe kalo gak salah namanya beta-surabi (pake logo Beta). Di sini gak hanya menyediakan surabi aja tapi juga ada makanan dan minuman lain. Soal harga ternyata sama aja dengan surabi di sebelah, gue pesen Surabi pisang keju coklat sedangkan Beny dan Bangkis pesen yang rasa keju coklat aja. Harganya kalo gak salah tigaribu lebih kalo yang gak pake pisang sekitar duaribulapan ratusan lah... minumanya aneh-aneh namanya (gue gak inget) tapi lumayan enak juga sih harganya sekitar 6500 perak. Si bangkis kerjanya nyariin sinyal Blue Tooth (spell?) ehhh dia kena batunya, dikirimin gambar gak jelas gitu... langsung deh kapok dia nyalain blue tooth di hape-nya :p. Lumayan lama juga kami ngobrol-ngobrol disana sampe-sampe si bangkis laper lagi dan dia akhirnya beli Steik Ayam. Mungkin hampir 1.5 jam lebih kali ada disana... orang keluar dari tempat itu aja udah hampir jam 12 malem.

24.00 lebih
Sampai juga di kos-kosan setelah lama jalan-jalan. Kebetulan warungnya pemilik kos masih jualan, karena haus gue beli Aqua yang satu liter dan harganya ternyata cuma 2.300 atau 2.400 lah soalnya duit sepuluh ribu gue masih kembalian 5000 rupiah dan beberapa uang receh, kontras banget dengan gue beli minuman di daerah Lembang. Dengan barang yang sama ternyata harganya sampai Rp 3.500,-. Ahhhh akhirnya tidur juga deh gue siap-siap untuk perjalanan besok

Bersambung ke Bandung Motor Touring Hari Ke-3

0 Comments: