Idealisme Penyiaran

 Friday, September 05, 2008

Semenjak punya handphone yang bisa dengerin radio FM, gw jadi mulai suka denger-denger acara radio, sejujurnya gak terlalu banyak siaran radio yang cukup menarik, sampai akhirnya gue tune-in ke 99.9 FM, nama radionya CNJ (Classic News and Jazz). Isinya ada berita, tapi lebih sering menyajikan musik Jazz, terkadang kalo malam hari ada music Classic. Musik yang di suguhkan cukup menarik, enak di dengar dan di cerna (kayak makanan aja :p), biasanya sih Jazz yang Easy Listening atau Smooth Jazz, tapi jarang gue denger Jazz yang "agak berat" dari artis seperti Miles Davis, John Coltrane, atau era Swing seperti Duke Ellington. Secara umum Jazz yang ditampilkan memang lebih banyak Jazz masa kini, bukan yang jadul-jadul model tahun 30an sampe 60an.

Beberapa minggu ke belakang gue memang sudah jarang denger radio, sampai ketika gue coba ke gelombang 99.9 ternyata gue mendengar musik Rock, dan musik yang sangat tidak biasa di tayangkan radio ini. Gue pikir mungkin itu cuma sesaat, sampai di lain kesempatan gue coba denger lagi dan memang sepertinya sudah berganti format. Udah gitu ada penyiarnya yang gaya bicaranya sok gaul tapi menurut gue gak kedengaran gaul atau asik. Akhirnya gue coba cari tau apa yang terjadi dengan FM 99.9 di google, dan akhirnya dapatlah berita di Warta Jazz, yaitu Selamatkan Radio CNJ 99.9 FM, Jakarta.

Akhirnya gue ngerti, ternyata perubahan format acara itu akibat radio itu di ambil alih oleh Ninetyniners radio asal Bandung. Sejak gue denger radio CNJ, gue sebenarnya cukup salut dan bangga ada radio yang memiliki idealisme dalam menyiarkan aliran Jazz, hebatnya lagi hampir full Jazz dan nyaris tanpa iklan. Nah... karena gue hampir gak pernah dengar iklan, gue sempet bertanya-tanya dari mana pembiayaan operasional radio ini, apakah sekedar hobi dari si pemilik yang memang suka Jazz dan tidak perduli apakah dia untung apa tidak yang penting menyiarkan musik Jazz, atau memang sebenarnya ingin menjaring iklan tapi tidak pernah dapet karena pangsa pasar musik Jazz di Indonesia memang sangat minim?. Saat awal-awal menjadi pendengar CNJ, gue sempat bertanya-tanya, sampai kapan radio ini akan bertahan, dan ternyata waktu telah menjawabnya, radio ini sanggup bertahan sampai 20 Agustus 2008, 5 tahun setelah mengudara (menurut versi yang di dapat di internet)

Sepertinya di Indonesia Idealisme Penyiaran untuk target segmen tertentu memang masih sulit di laksanakan. Kecuali segmen Musik Dangdut dan Pop yang merupakan segmen yang sangat besar dari bangsa Indonesia, segmen musik selain Dangdut dan Pop sebagian besar memang tidak bisa bertahan lama, kalo cari info-info di internet, beberapa stasiun radio yang mendikasikan untuk menayangkan aliran musik tertentu seperti musik Rock juga sudah mati, Musik Jazz juga sama. Jadi aliran musik yang bukan Mainstream seperti Dangdut dan Pop memang sepertinya kurang bisa berkembang di Indonesia.

Beberapa memang ada yang masih bertahan, seperti radio KLCBS di Bandung yang ketika gue main ke Bandung gak sengaja tunning ke 100.4 FM dan ternyata menampilkan musik-musik beraliran Jazz seperti halnya CNJ di Jakarta. Bedanya di KLCBS gue masih sempat mendengar iklan, beda dengan CNJ yang sepertinya nyaris tanpa iklan. Kalo kata temen gue yang asal Bandung konon katanya jumlah stasiun radio terbanyak di dunia, nah kalo yang ini memang harus di verifikasi lebih lanjut bener gak omongan temen gue ini. Kalau memang bener, ya gak heran juga kalo memang ada segmen musik tertentu di Bandung, karena sangat banyaknya stasiun radio, sehingga memunculkan stasiun radio yang mengkhususkan pada segmen tertentu (sok tau :p)

Beberapa stasiun televisi nasional juga begitu, contohnya tujuan pendirian TPI adalah sebagai Televisi Pendidikan Indonesia, tapi sekarang acaranya banyakan dangdut, sehingga tidak aneh juga kalo TPI di sebut sebagai Televisi Perdangdutan Indonesia. Selain TPI ada juga Metro TV, yang tadinya bercita-cita menjadi televisi berita seperti CNN, nyatanya sekarang banyak juga acara-acara selain berita, seperti musik (sempat ada acara musik latin), film, dan yang terakhir gw sempet liat ada Sitkom (komedi situasi). Bagaimanapun Metro TV masih lebih mending dalam mempertahankan idealismenya ketimbang TPI. Sepertinya memang tidak mudah untuk mempertahankan idealisme di dunia penyiaran Indonesia. Lebih-lebih tujuan akhir dari suatu acara sepertinya hanya mengejar rating semata yang ujung-ujungnya akan jatuh ke urusan pendapatan tanpa peduli apakah acara yang disiarkan akan berdampak positif apa negatif, yang penting rating bagus, dan untung besar. Maka tak heran acara di televisi sebagian besar (menurut gue) berisikan sinetron yang tidak layak tonton, lebih-lebih untuk anak-anak.

Meskipun mempertahankan idealisme terlihat sulit di Indonesia, nyatanya masih ada saja pihak yang berusaha tetap mempertahankan idealisme ini, contohnya di Bogor ada radio yang mencoba menyiarkan acara-acara yang berkaitan dengan Dakwah Islam. Radio ini berada di gelombang 91.4 FM. Jangkauan siarannya yang pernah gue coba adalah sampai daerah Cilandak, dan UKI cawang (biasa dengerin saat nungguin Bis pulang). Secara materi, acara yang ditampilkan cukup bagus, walau kadang untuk hal tertentu materi yang disampaikan "tidak umum" dengan kondisi di Indonesia (tapi "tidak umum" belum tentu jelek lho... mungkin butuh waktu untuk bisa diterima masyarakat). Secara bisnis, radio ini menerima iklan walau tidak terlalu banyak. Kadang agak "janggal" juga ketika kita mendengar acara yang membahas soal hari akhirat (yang menurut gue terasa "mencekam" kalau di bayangkan), tiba-tiba ada jeda iklan (seperti iklan makanan atau tempat makan), jadi emang rada "janggal" juga hal yang "serius" ketemu dengan hal yang "duniawi"...

Ya semoga orang-orang yang memiliki idealisme tersebut masih bisa bertahan di dunia penyiaran, meski di satu sisi tuntutan materi tidak bisa di hindari.... sebagai masyarakat gue berharap siaran yang diterima bisa memberikan tuntunan, pencerahan dan inspirasi yah hal-hal yang positif lah... bukan malah hal-hal negatif...

Btw gw jadi berfikir juga, apa yang gue tuliskan di blog ini sudah membawa hal positif buat orang lain atau cuma sekedar "junk" di tengah samudera internet....? :p hehehe sory kalo memang blog ini ternyata tidak ada manfaatnya :D

0 Comments: