Gunung Gede: Ekspedisi Nekat

 Sunday, June 06, 2004

Catatan: Perjalanan ini dilakukan pada hari sabtu 05 juni 2004
Perjalan Awal
06.30: Kumpul di toko Matahari, di sana temen gue Benny Lesmana sudah nungguin sejak jam 6 pagi. Gue agak dateng telat soalnya lama ngepakin barang, karena rencananya hari ini mau camping di Gunung Gede. Setelah ketemu Benny ternyata rencana semula untuk camping dibatalkan jadi mendaki gunung "saja". Wah sial kalo gitu ngapain cape-cape ngepakin barang buat camping yang banyak dan berat itu kalo ternyata gak jadi camping, tapi ya udah kepalang mau gimana lagi. Akhirnya naik angkot 03 menuju Terminal Baranang Siang, turun di depan toko buku Gramedia, disana temannya Benny sudah nunggu, namanya Ceri.

Untuk menuju lokasi Gunung Gede Pangrango, perjalanan yang harus ditempuh adalah melewati Cianjur. Untuk menuju Cianjur, kami menggunakan angkutan mitsubishi colt jurusan Bogor-Cipanas. Pas hendak naik calo angkutan minta ongkosnya Rp 12.000,- jelas ditolak sama si Benny, soalnya katanya tarif normal itu Rp 5.000,- kalo hari biasa, kalo sabtu minggu harusnya jadi Rp 8.000,-. Selain itu angkutan itu juga sudah hampir penuh dan kalaupun duduk bakal tidak nyaman soalnya kalo duduk gak bakal bisa buat nyender, padahal perjalanan lumayan lama.

Menuju Lokasi
07.15: Setelah tidak lama menunggu, akhirnya dapet juga angkot yang tarifnya Rp 8.000,- sepi dan tidak terlalu lama ngetem, akhirnya angkutan meluncur malalui tol ke arah Ciawi. Mungkin karena pagi jalur Ciawi-Puncak cukup lancar sehingga kami bisa tiba dengan selamat di daerah Pasar Cipanas tepat sebelum Istana Cipanas pada pukul 09.15.

09.15: Makan pagi dahulu di warung Padang dengan lauk Rendang. Setelah beres makan pesan lagi tiga rendang untuk dimakan nanti saat sudah di gunung.

09.30: Cari angkutan yang menuju kawasan Gunung Putri. Ternyata penuh terpaksa kami menunggu lama angkutan ngetem menunggu penumpang. Sekedar catatan, jurusan Gunung Putri ini berbeda dengan Gunung Putri di daerah Cibinong. Kawasan Gunung Putri ini berada dalam kawasan Gunung Pangrango.

Untuk menuju Gunung Gede kita bisa melalui dua jalur, yaitu melalui jalur Gunung Putri atau melalui Kebun Raya Cibodas. Jika akan melalui jalur Kebun Raya Cibodas kita harus turun sebelum masuk ke kota Cipanas, jalan menuju Kebun Raya Cibodas ini berada di sebelah kanan dari Jalan Raya dari arah Bogor ke Cipanas. Di jalan ini banyak angkutan yang akan mengantarkan kita ke kawasan Gunung Gede Pangrango termasuk pada malam hari.
Jika ingin melalui Gunung Putri kita dapat naik angkutan dari terminal di dekat Pasar Cipanas, ongkosnya adalah Rp 1500,-.

Kami memutuskan akan melalui jalur Gunung Putri, sehingga kami naik angkutan di terminal yang ada di dekat pasar Cipanas. Cukup lama kami menunggu angkutan ini berangkat, mungkin hampir 1/2 jam kami menunggu angkutan berangkat menuju gunung karena menunggu penuhnya penumpang. Sempat kami ditanya penumpang apakah mau melakukan pendakian ke Gunung Gede, Benny langsung menjawab bahwa kami bertiga hanya ingin main ke tempat kakeknya Ceri yang sebenarnya tidak ada (alias berbohong). Terpaksa berbohong dilakukan, agar penumpang tersebut tidak curiga dengan tujuan kami yaitu mendaki, dan kegiatan pendakian yang akan kami lakukan ini tidak memiliki izin.

Curi Pintu Masuk
10.00: Setelah kurang lebih 30 menit perjalanan, sampailah kami di akhir perjalanan dimana angkutan berhenti di ujung perjalan. Kami mencoba masuk tidak melalui pintu utama, kami menyusuri jalan beraspal yang ada. Sampai akhirnya kami kebingungan dengan lokasinya, kami coba tanyakan kepada petani yang kebetulan sedang berkebun, dan petani tersebut memberitahu kami untuk melewati rumah penduduk dan daerah kuburan jika ingin memasuki kawasan tanpa melalui pintu utama.

Aktifitas memasuki kawasan tanpa izin merupakan tindakan ilegal dan sangsinya adalah sangsi pidana. Sebenernya aktifitas kami ini termasuk aktifitas ilegal, dan pada waktu itu gue gak terlalu tau kalo masuk kesana secara ilegal itu bisa kena sangsi pidana. Gue waktu itu percaya aja sama si Benny, gak terlalu mikir kalo resikonya bisa sejauh itu, soalnya dia sudah berkali-kali ke kawasan itu.
Untuk memasuki kawasan Gunung Gede, kita harus meminta izin minimal 3 hari sebelumnya dengan menyerahkan foto kopi KTP dan tujuan masuk ke kawasan. Nah izin inilah yang tidak kami miliki, sebenarnya aktifitas ilegal yang kami lakukan ini bukan karena tidak mau membayar uang masuk sebesar Rp 6000,- melainkan tidak adanya waktu bagi kami untuk meminta surat izin. Sebenarnya gue juga sadar kalo surat izin masuk dan mendaki di kawasan Gunung Gede memang diperlukan, karena bagaimanapun juga kawasan ini bisa sangat berbahaya sehingga kelengkapan data diperlukan agar sewaktu-waktu jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan pihak pengelola dapat menindaklanjuti.

Tapi gak tau deh apa yang dipikirin kami bertiga waktu itu, terutama gue. Kami langsung aja nekat mencoba masuk ke kawasan Gunung Gede melalui rumah-rumah penduduk, melewati kuburan, dan kebun-kebun sayur milik penduduk. Dari situ gue sempet agak keder juga lihat gunung yang cukup jauh dan tinggi itu.

Gunung Gede dilihat dari kebun sayur milik penduduk

Dengan nekat, kami mencoba menyusuri kebun-kebun sayur milik penduduk, dan makin lama semakin berbahaya. Naik turun kebun yang cukup menguras stamina badan gue. Coba perhatikan foto berikut:

Sungai dengan bukit-bukit yang tinggi

Untuk masuk ke jalur utama pendakian, kami harus lewat di bagian sebelah kiri seperti tampak pada foto diatas. Lumayan jauh dan melelahkan bagi gue, karena gue musti naik pematang kebun yang tingginya bisa sampai satu meter. Gue sempet mau pingsan gara-gara ke-capék-an naik pematang dan bukit bukit yang seringkali tanahnya agak longsor, sehingga beberapa kali gue jatuh saat coba naik bukit-bukit ataupun pematang kebun.

Melihat kondisi gue yang gak ada harapan untuk naik gunung, Beni & Ceri memutuskan akan turun dan hanya akan main ke air terjun Cibeureum melalui jalur Kebun Raya Cibodas. Sebenernya gue waktu itu ngerasa rada gak kuat, tapi gue nekat bilang ke mereka berdua kalo gue masih pengen lanjutin perjalanan ke puncak gunung.

Akhirnya sebagian barang-barang yang gue bawa seperti kamera di bawa sama temen gue, jadi gue cuma pake tas saja. Kurang lebih hampir satu jam menyusuri kebun milik penduduk, akhirnya ketemu dengan rombongan orang-orang yang mau naik ke gunung, di situ kami baru menyadari kalo kami sudah berhasil melewati pos dan berada di jalur pendakian yang benar. Sebelum naik kami bersiap-siap dengan berdoa untuk keselamatan dan menggunakan mengganti sendal yang dipakai dengan sepatu ataupun celana panjang dengan celana pendek.

Pendakian
10.30: Setelah bertemu dengan jalur pendakian akhirnya kami bertiga melanjutkan perjalanan dari kaki gunung menuju bagian atas gunung. Untuk menuju bagian atas gunung paling tidak kami harus melewati 5 pos. Pos ini berguna untuk melakukan istirahat bagi para pendaki gunung.

Perjalanan dari satu pos ke pos yang lain cukup menyita tenaga dan mental. Sekitar pukul 11.30 kami baru dapat sampai di pos pertama, seharusnya bisa lebih cepat. Keterlambatan tersebut terjadi karena gue udah kepayahan, mata sudah berkunang-kunang, rasanya udah kaya mau pingsan. Semakin lama mendaki stamina gue semakin menurun, berkali-kali gue harus istirahat.

Setiap sampai di suatu pos rasanya seneng banget, tapi begitu mau cabut duh rasanya kayak mau lemes lagi. Memang bener ini disamping permainan fisik, mental juga mempengaruhi. Saking gak kuatnya, gue sampai bisa denger detak jantung gue sendiri. Rasanya mau muntah, kadang kaki gue harus gue angkat supaya kuat nanjak. Sering badan gue minta jatah air minum, tapi si Benny ngelarang, kalo ke seringan katanya badan gue makin nagih untuk minta air dan pada akhirnya bakal bikin kondisi fisik makin lemah. Ya mau gimana lagi... gue harus mengakui kesombongan gue selama ini yang menanggap remeh pendakian harus berfikir berkali-kali. Pokoknya kalo temen gue ini gak cerewet untuk ngasih semangat biar tetep naik, gue gak yakin masih bakal mau nerusin ke atas atau sekalipun nerusin mungkin baru maghrib baru bisa sampai di puncak.

13.35: Sampai di pos-4, gila di pos ini ternyata ada anak kecil yang jualan sampai di daerah deket puncak. Kasihan anak-anak ini, seharusnya mereka sekolah tapi akhirnya malah berjualan, mending jualannya di bawah, ini sampai di pos ke-4 ya kurang lebih perjalanannya sekitar 3 jam dari pintu masuk lah!

Luar biasa, anak kecil ini berjualan hingga pos ke-4 yang lebih dekat dengan puncak

Selepas dari pos-4 menuju pos-5, kondisi gue makin lemes, gue sampai ngomong ke temen gue lebih baik gue di boongin kalo pos-5 hampir nyampe dari pada di bilangin kalo pos-5 masih jauh. Capek juga sampai akhirnya sempet ketemu dengan rombongan dari Jakarta, gue sempet tanya dari jam berapa berangkatnya? ternyata dia dari malem dan baru berangkat jam 6 pagi dan masih belum nyampai... ya sejelek-jeleknya stamina gue ternyata masih bisa juga naik ke atas...

Selepas pos-5 ternyata jarak ke alun-alun masih jaaaauhhhh gue kira dari situ sudah agak deket, taunyaa.... hueeek pengen muntah gue naik-naik melulu... udah gitu dibilangin katanya jalannya bakal datar.... emang bener sih ada yang datar cuma habis itu nanjak lagi... lebih curam malah huuuh tambah mau pingsan aja... :(

Difikir-fikir sebenarnya jalur yang gue lalui lebih deket jadi meskipun rada curam tapi lebih cepet dibandingkan lewat jalur Kebun Raya Cibodas yang rada landai tapi jauh. Di jalur yang gue lewati kemiringan tanjakan yang gue lalui bisa mencapai 60 derajat, sedangkan kalo lewat jalur Kebun Raya mungkin tingkat kemiringan tanjakannya gak sebesar itu, hanya saja mungkin lebih jauh.

Coba ganti topik, kata Benny, kadang kalo cewek sama cowok bareng-bareng naik gunung, bisa-bisa saling jatuh cinta... kenapa? katanya sih biasanya kalo saat pendakian cewek kadang suka kecapean, nah biasanya cowok suka memberikan perhatian sama cewek yang akhirnya membuat si cewek jadi seneng sama cowok karena merhatiin kondisinya? so mungkin kalo liat saran temen gue ini mungkin cowok-cowok harus bawa cewek yang mau di tembak mendaki gunung :D masalahnya cewek yang diincer mau apa enggak? :p

Alun-alun
15.00: Setelah sekitar 4 jam lebih mendaki, akhirnya kami sampai dibagian atas gunung, daerah ini sering disebut sebagai alun-alun oleh para pendaki. Daerah ini dinamakan alun-alun karena luasnya lahan terbuka seperti alun-alun. Daerah ini berada dilembah antara dua puncak, dimana diantara kedua puncak terbentang rerumputan dan pepohonan yang menghasilkan bunga edelweis.

Padang rumput diantara dua puncak gunung (puncak bagian kanan tidak terlihat)

Menjelang sore, kabut seringkali muncul di daerah ini. Meskipun terik matahari terasa panas hingga membakar kulit, namun suhu disini cukup dingin sehingga di tengah perjalanan gue harus pakai jaket agar tidak kedinginan.

Kabut mulai muncul di kawasan alun-alun

Jarak alun-alun yang harus kami lewati termasuk jauh. Jika anda melihat kedua foto diatas, jarak dari ujung kami mencapai alun-alun hingga jalan setapak menuju puncak paling tidak berjarak sekitar 2-3 km. Meskipun cukup jauh tapi gue bersyukur karena jalanannya relatif datar sehingga gue masih bisa berjalan tanpa banyak beristirahat seperti pada waktu mendaki sebelumnya.

Setelah cukup jauh berjalan di daerah alun-alun, kami sempatkan beristirahat sejenak. Sambil berisitirahat kami juga menyempatkan mengambil beberapa gambar di dekat pohon edelweis. Di daerah ini beberapa kali kami melihat penampakan burung elang yang terbang diantara pepohonan-pepohonan, sayangnya gambarnya tidak dapat gue ambil.

(Kiri-ke-Kanan) Benny, Gue, dan Ceri beristirahat sejenak

Sambil terus berjalan akhirnya kami tiba di dekat kaki puncak Gunung Gede. Di sini kami menyempatkan makan siang terlebih dahulu, meskipun masih ada cahaya matahari, namun hawa dingin begitu terasa menusuk ke kulit gue. Di bawah jalan menuju puncak banyak ditemukan tenda-tenda milik para pendaki. Kawasan ini banyak dipilih karena daerah yang dekat dengan jalan menuju puncak gunung, dan juga dekat dengan sumber air.

Pendakian yang kami lakukan menghabiskan cukup banyak air, sehingga gue & Ceri berinisiatif mengisi botol minuman yang sudah kosong. Sekalian juga gue coba ambil air buat wudhu, wuiiihh dingin banget padahal matahari sore masih lumayan terik. Satu menit kulit kena air, rasanya sudah membuat kulit menggigil kedinginan. Setelah beres mengambil air & berwudhu gue sholat dulu sebelum perjalanan di teruskan ke puncak.

Puncak Gunung Gede
16.00: Sudah terlalu lama wakut yang meleset dari target, akhirnya si Benny buat target berangkat ke puncak dari alun-alun jam 4 sore, dan harus nyampe dalam waktu 20 menit, kalo gak sampe suka-gak suka harus turun.... wah dalam hati gue sayang nih tinggal dikit lagi. Dia gak mau ngambil resiko kalo kemaleman turun dari gunung yang memang cukup jauh dan memakan waktu sampai +- 3 jam lebih.

Gue coba naik, nah mulai lagi nih kumat lemesnya gue... akhirnya beberapa barang bawaan gue di bawain sama temen gue. Bawaannya pengen istrahat aja... tapi untungnya gue di kasih semangat sama si Benny & Ceri. Gue disuruh liat gunung sebelah, gue liat sih memang perjalanan gue udah hampir 1/2 jalan menuju puncak. Kami terus naik sampai akhirnya 3/4 jalan menuju puncak sudah tercapai.

Saat hampir sampai di puncak, temen gue sempat ngambil beberapa gambar gunung yang ada di sebelahnya, bisa dilihat dibagian bawah berwarna agak kecoklatan, nah itu adalah padang rumput yang ditumbuhi pohon penghasil bunga edelweis. Saat itu waktu sudah menunjukan pukul 16.20

"Alun-alun" dilihat dari 3/4 puncak Gunung Gede

"Alun-alun" diambil dari sudut yang lain

16.30: Akhirnya, meskipun agak telat beberapa menit... sampai juga akhirnya gue dipuncak yang selama ini gue & para pendaki lain tuju. Begitu sampai di puncak, bau belerang begitu menyengat, gue serasa mencium air comberan seperti di kota-kota besar model Jakarta. Kadang, sulfur/belerang ini baunya seperti (maaf) kentut, Harus hati-hati juga dengan gas ini karena mengandung racun dan dapat menyebabkan kematian jika dosis yang masuk ke tubuh terlalu banyak.

Tingginya gunung, menyebabkan awan terlihat sama tingginya dengan badan gue...:)

Di puncak, sudah mulai muncul kabut. Kabut ini juga lah yang menyebabkan gue tidak bisa melihat Bogor & Jakarta dari puncak gunung karena terhalang oleh kabut ini. Kawah yang ada di puncak juga cukup dalam dan menyeramkan. Jika memperhatikan gambar dibawah ini, lumayanlah kalo jatuh ke sebelah kiri... karena mungkin jarang orang yang bisa keluar dari kawah belerang yang dalam dan beracun dengan selamat...

Gue & tebing-tebing batu curam yang mengarah ke kawah belerang

Akhirnya sekitar pukul 16.45, gue sudah coba turun lewat jalur yang lain, nah kebetulan gue sempat dapat posisi yang bagus untuk memotret kawah belerang yang masih aktif

Kawah belerang yang masih aktif

Turun Gunung
16.45: Karena terbatasnya waktu, kami hanya berada sekitar 15 menit di puncak Gunung Gede. Karena turun, perjalanan kami seharusnya lebih cepat. Memang pada awal turun tebing-tebing disana agak curam sehingga mempercepat waktu kami untuk turun, tetapi semakin diteruskan, turunannya sekain biasa sehingga menyebabkan waktu turun yang tidak terlalu cepat ditambah kami melalui jalur yang mengarah ke Kebun Raya Cibodas yang lebih jauh dari rute saat kami berangkat.

Waktu terus berjalan, tak terasa waktu sudah memasuki Maghrib, tapi kami masih sempat dapat melihat jalan dengan baik. Kami harus bisa melewati kawasan Kandang Badak, kawasan ini merupakan kawasan yang biasa digunakan oleh para pendaki untuk berkemah. Dan yang pasti disini tidak ada Badak yang sebenarnya. Ada beberapa hal yang dikhawatirkan oleh si Benny adalah bahwa kami tidak dapat melewati air panas sebelum jam 7 malam.

Ternyata memang kami tidak dapat mencapai tepat waktu, kami sampai di sumber air panas ini sekitar pukul 19.30 dimana hari sudah semakin gelap. Air panas yang berasal dari kawah Gunung ini menggenangi jalan kami, sehingga mau tidak mau sepatu kami basah karena air panas alami ini. Sebenarnya ada hal lain yang dikhawatirkan oleh kami adalah keselamatan kami melewati sumber air panas ini, karena tepat di kanan kiri kami adalah sumber mata air panas dan jurang yang cukup dalam di sebelah kiri jalan yang kami lewati. Oleh karenanya gue beberapa kali diperingatkan supaya memegang tali yang ada di sekitar daerah situ, terlebih lagi saat itu waktu sudah gelap gulita. Gue melihat awan putih yang gue pikir adalah kabut, tapi sebenarnya adalah uap panas yang keluar dari dasar jurang yang katanya cukup dalam dan menyeramkan yang ada di sebelah kiri jalan yang gue lewati.

Patokan kami saat itu adalah jika sudah bisa melewati kawasan air terjun Cibeureum. Bila sudah melewatinya berarti perjalanan kami tinggal satu jam lagi untuk mencapai pos pintu masuk. Semakin lama kami berjalan, belum juga kami mendapatkan tanda bahwa air terjun Cibeureum semakin dekat. Saat itu kami sudah berjalan selama lebih dari 3 jam

Rasanya senang jika di tengah perjalanan pulang kami bertemu dengan pendaki lainnya yang hendak ke puncak. Setiap melihat cahaya gue seperti melihat harapan untuk sampai meskipun ternyata itu hanyalah cahaya dari senter pendaki ataupun cahaya dari lampu camping. Kadang selama perjalanan gue sempat merinding juga ngebayangin tempat yang gelap gulita ini, lebih lebih gue sempat yakin bakal ada makhluk halus banyak yang berkeliaran di sini. Tapi gue udah pasrah lah mau gimana, dan bagusnya dari kami tidak ada yang menampakan rasa takut karena gelap atau angker. Bukan apa-apa gue sempet lewat ke suatu bangung mirip pos yang rada-rada kusam dan mirip banget deh dengan kusamnya rumah-rumah yang suka ada di filim Horor, lebih-lebih gue sudah sempat mendengar ada beberapa orang yang meninggal di kawasan ini gara-gara salah jalan/kesasar.

Selama perjalanan gue baca aja beberapa surat yang gue hafal seadanya, daripada ketemu kejadian yang enggak-enggak. Saat itu yang gue takutkan kalo sampai alas kaki gue rusak, batrai lampu senter habis dan kaki keseleo. Sebelum turun sebelumnya alas kaki yang gue pake sempet putus, untungnya gak parah sehingga masih layak untuk dipakai. Batrai lampu sudah lama gak diganti, gue ngerinya kalo sampai mati.. bisa gawat deh perjalanan. Beberapa kali kaki sempat menyandung beberapa batu yang menyebabkan gue harus istiriahat terlebih dahulu.

Meskipun terlihat lebih enak, ternyata perjalanan turun ini tidak juga lebih mudah dari pendakian, kaki sempat ke-cape-an meskipun di sini nafas gue gak habis seperti waktu menajak ke puncak. Terbukti setelah hampir 4 jam kami belum sampai pada patokan awal yaitu air terjun Cibeureum.

Lama kami berjalan hingga gue pun hampir merasa pingsan, akhirnya pada sekitar pukul 21.00 kami sampai di air terjun Cibereum, kami sempat merebahkan badan dan berisitrahat paling tidak sekitar 7 menit. Setelah 7 menit beristirahat kami coba untuk melajutkan perjalanan. Gue berfikir kalo sudah dari air terjun bakal lebih dekat, ternyata masih jauh. Gue sempat kesel dan marah gara-gara gue frustasi pos penjagaan yang gue tuju belum juga terlihat. Sudah hampir satu jam berjalan semenjak air terjun Cibereum gue belum juga menemukan tanda-tanda akhir perjalanan.

Beberapa kali kami bertemu dengan rombongan pendaki yang naik pada malam hari. Beberapa diantaranya ada yang beristirahat sejenak bahkan ada pula yang membuat tenda. Menjelang sampai di perbatasan, kami mulai ingat bahwa masuknya kami ke kawasan Gunung Gede adalah ilegal, akhirnya dibuatlah sekenario bagai mana caranya keluar dari kawasan ini dengan selamat. Pertama sempat berfikir untuk melalui Kebun Raya Cibodas, tapi ini dianggap beresiko juga, karena disamping pagar yang tinggi & tajam, gelap, dan jika kami mencoba melalui wilayah tersebut dapat menimbulkan kecurigaan. Akhirnya kami memutuskan untuk berbohong bahwa kami tidak jadi meneruskan perjalanan di karenakan kami bertiga tidak kuat untuk meneruskan perjalanan menuju puncak gunung, sehingga kami memisahkan diri dari kelompok kami. Sambil berjalan gue terus berdoa supaya kami dapat keluar dari kawasan ini dengan selamat.

Kasus Izin di Pos Masuk/Keluar
22.15: Kami sampai di dekat pos penjaga yang berarti dekat dengan pintu keluar dari kawasan Gunung Gede Pangrango. Sial bagi kami di depan pos penjagaan ada seorang penjaga dan menanyakan apakah kami baru saja turun. Sesuai dengan kesepakatan awal temang gue Benny mengaku kali kami bertiga tidak kuat untuk meneruskan perjalanan. Meskipun begitu Benny tetap disuruh penjaga itu untuk melapor, gue & Ceri menunggu di kantin di dekat pos penjagaan.

Sial bagi kami, ternyata kami tidak dapat keluar dengan nyaman karena kami harus berurusan dengan penjaga hutan (Ranger). Akhirnya kami bertiga menunggu di kantin, tak lama kemudian datang petugas penjaga yang menghampiri kami dan meminta kami menyebutkan nama ketua rombongan kami, dengan tenangnya Benny menyebutkan bahwa nama ketua rombongan kami adalah Adi, dan petugas tersebut menanyakan lagi berapa banyaknya anggota kami, dan Benny menjawab 9 orang. Akhirnya kami di suruh menunggu oleh petugas itu, sempet gue khawatir bahwa kami bakal kena masalah besar gara-gara tidak memiliki izin.

Setelah menunggu cukup lama akhirnya petugas tersebut meminta salah satu perwakilan dari kami untuk ikut ke ruangan pos untuk dimintai keterangan. Gue & Ceri duduk lesu di kantin, selain karena capek tapi juga karena rasa takut kalo-kalo kebohongan kami bakal terungkap. Tapi saat itu gue sudah mempersiapkan mental untuk dapet resiko terburuk yang bakal gue hadapi. Tapi makin lama rasa khawatir ini makin hilang dikalahkan oleh rasa lelah yang gue alami selama perjalanan dari semenjak mendaki hingga menuruni bukint yang setidaknya memakan waktu 10 jam perjalaan. Dan justru inilah yang membuat sandiwara kami dapat terus berjalan (ingat kami mengaku turun karena tidak kuat untuk meneruskan pendakian, dan kondisi capek ini mendukung kami)

Sendirian Benny menjalani interogasi di ruang pos penjaga, kami berdua mengantuk kelelahan di kantin. Saat interogasi paling tidak Benny di kelilingi oleh setidaknya 5 orang. Dan gue salut banget dengan Benny yang tetap bisa tenang menghadapi kelima penjaga tersebut. Karena gue tidak terlibat langsung, mungkin cerita berikut kata per kata dan urutan percakapat tidak terlalu tepat, tapi mungkin jalan cerita interogasi si Benny secara umum bisa gue ceritain sebagai berikut:

Penjaga: Saya sudah mencari data ketua kelompok kamu yang bernama Adi tidak ditemukan!, ada juga yang namanya Hadi (untuk lebih sederhana gue singkat Penjaga dengan P, tidak peduli penjaga keberapa, ingat di sini ada 5 penjaga)
Benny: (Dengan tenang) Ohhh kalo saya manggil dia biasanya Adi, saya gak terlalu tau kalo nama lengkapnya Hadi (Selanjutnya gue singkat Benny dengan B)
P: Berapa banyak orang yang berangkat sama kamu?
B: 9 orang pak dengan saya dan 2 orang tadi.
P: Kamu ikut rombongan yang mana?
B: Yang barusan tadi pak... (padahal gak ikut rombongan Hadi sama sekali)
P: Yang barusan itu banyak, yang jam berapa?
B: Wah saya gak bawa jam pak, tuh liat aja tangan saya gak ada jam pak.... (sambil nunjukin tangan)
P: Tapi kapan berangkatnya?
B: Ya kira-kira udah gelap lah pak... (Bohong lagi nih...)
P: Ohhh, pas maghrib ya.... (Ketipu nih penjaga... malah bantuin lagi)
B: Iya pak pas sore gitu deh... (Gila ngeboongnya tepat lagi...)
P: Di group kamu ada ceweknya gak? (Mampus deh... gak taulah ada ceweknya apa enggak)
B: Wah saya juga gak terlalu tau sih pak, habis saya dengan si Adi baru ketemunya di sini jadi saya gak terlalu tahu temen-temanya adi pak... lagian pas ketemuan sudah agak gelap jadi rada-rada gak jelas pak... tapi kalo gak salah sih ada ceweknya pak (Nebak lagi nih...)
P: Ohhh... iya... (Gila lagi-lagi tebakannya si Benny bener & penjanganya percaya lagi...)
P: Si Adi tinggalnya dimana?
B: Jakarta pak... (nebak dan kemungkinannya memang besar sih)
P: Jakarta itu banyak, jakarta mana? (Nah lhooo bingun-bingung tuh....)
B: Bintaro pak (Ini ngasal lagi...)
P: Oh yang deket dengan Lippo Karawaci, daerah Tanggerang? (Kayaknya penjaganya mulai yakin... soalnya bener lagi nih tebakannya)
B: Iya pak si Adi tinggal di situ...
P: Saya lihat nama kamu tidak ada di daftar kelompoknya Hadi nih...!!!
B: Oh... saya memang diajaknya mendadak pak baru kemarin saya diajak, namanya juga temen ketemuan di Mall pak dia ngajakin ke gunung ya saya ikut aja pak.
P: Alamat kamu dimana?
B: Di jakarta pak di daerah.... (lupa gue)
P: Kalo nama & tempat tinggal temen kamu?
B: Kalo yang satu itu adik saya jadi alamatnya sama dengan saya, yang satu lagi namanya Dony Kusuma tinggalnya di jalan Hang Lekir nomor 10 pak (Ngasal nih.... gue dibilang adiknya si Benny)
P: Mana KTP kamu coba saya lihat? (Mampus deh kalo ketahuan si Benny bukan orang Jakarta, lebih-lebih waktu itu dia ngaku namanya bukan Benny [lupa])
B: Wah pak saya gak bawa KTP, liat aja pak dompet aja saya gak ada... (Pas banget nih dia emang gak bawa dompet)
P: Coba kamu panggil dua temen kamu itu, dia kenal dengan Adi apa enggak? (Mampus deh kalo sampe gue & Ceri ikutan di panggil, sandiwara bisa terbongkar)
B: Ngapain dipanggil pak udah jelas-jelas meraka gak bakal kenal, soalnya yang ngajak mereka beruda itu saya...
P: Oke... (Gila mau lagi nurutin omongannya benny, padahal kalo di ikutin udah deh pasti bisa kebongkar)
P: Terus kamu bisa ikut ini mana KTP nya?
B: Yah kalo saya sih di bilangin si Adi kalo dia udah pesen izin mendaki, kebetulan temennya gak jadi, ya udah saya bertiga ikutan ngegantiin...
P: Terus KTP yang dipake buat izin?
B: Ya KTP temennya si Hadi yang gak jadi... (Duhhh.... soryyy buat Hadi di Bintaro namanya di catut)
P: Nah ini nih yang bikin kacau aturan (Sambil emosi)
B: Yah saya sih gak tau pak saya diajak ya saya ikut asal dua orang tadi boleh ikut, dia bilang boleh ya udah kami ikutan... (Duh sorry lagi nih buat Hadi yang namanya di catut)
P: Nanti si hadi keluarnya lewat mana biar besok dia bisa kasih peringatan?
B: Wah kalo gak salah sih katanya besok mau lewat sini lagi pak...
P: Oke besok biar besok kita proses si Hadi... (Buat Hadi aduh sorrryyyy lagi nih)

[... Kemudian petugas memproses surat izin milik hadi dengan catatan, dan melakukan Black List terhadap Hadi dan nama Kami bertiga (yang sudah di palsukan), kemudian surat izin itu di gantung di bagian blacklist ...]
[... intinya setiap pertanyaan dijawab dengan kebohongan dan anehnya selalu pas ...]

P: Kamu ini sebagai laki-laki gak malu apa udah mau naik gunung turun lagi, kalo cewek sih wajar turun lagi... seumur hidup saya kerja di sini baru kali ini saya lihat ada cowok yang gak jadi naik ke gunung gara-gara gak kuat naik....!!!
B: Ya habis gimana pak, saya kan ngerokok jadi nafas saya gak kuat pak dari pada ngerepotin yang lain lebih baik saya bertiga turun aja pak (Padahal temen gue & yang lainnya gak ngerokok...)
P: Iya sih emang lebih baik begitu dari pada ada kejadian yang enggak-enggak (Gile yang tadinya galak sekarang malah simpati...)

[... Pokoknya udah kesini jadi ngobrol ...]

B: Maaf nih pak jadi ngeganggu lagi, kalo di bawah ada tempat penginapan atau tempat makan buat nungguin kami beristirahat dimana ya pak? (Ini caranya si Benny biar cepet-cepet keluar dari tempat interogasi)
P: Ohhh gak usah jauh-jauh, ke bawah aja ke tempatnya pak Acan, tempatnya dia biasa dipake buat istirahat lagian bayarnya gak terlalu mahal...
B: Makasih deh pak kalo gitu saya sama yang lainnya mau kesana dulu deh pak... entar kalo ketemu pak Acan bakal saya kasih tau deh ada salam dari bapak...

[... Akhirnya benny masuk ke kantin tempat gue & Ceri nunggu ...]

B: Eh yuk kita ketempatnya pak Acan untuk istirahat....!!1
Gue & Ceri: ?????? (dalam hati siapa tuh...)
B: Yuk cepetan....
Gue & Ceri akhirnya cabut juga dari kantin itu...

Sambil jalan dia hampir ketawa gara-gara berhasil ngebohongin petugas itu sambil dia bilang "emang musti di ajak nego dulu biar bisa keluar". Dalam hati gue salut deh sama loe ben, emang pantes juga lu jadi pengacara.

Sebelum keluar dari kawasan Kebun Raya Cibodas gue bertiga belum tenang sebelum benar-benar meniggalkan kawasan itu. Akhirnya gue ngelewatin tempat orang jualan, gue agak ngeri kalo penjaga tadi bakal ngikutin kami bertiga... begitu ada mobil di depan gue sempet bilang ke yang lain, udah carter aja deh biar kita bisa cepet kabur dari sini. Tapi sebelum itu untung ditanya dulu.. bang ini mau langsung berangkat enggak... supirnya bilang iya ya udah langsung aja kami naikin dan bener memang angkutannya langsung jalan.

Kembali Ke Peradaban
23.00: Akhirnya angkutan yang kami naiki sampai juga di jalan raya provinsi, kami membayar Rp 1500 perorang. Yah satu ketegangan sudah terlewati, tapi tetap.... sebelum pergi dari tempat itu kami belum bisa tenang....

23.15: Akhirnya ada Bis yang lewat jurusan Bandung-Merak yang berjalan ke arah Ciawi, langsung saja kami naiki bis itu dan akhirnya lega lah kami semua. Selama perjalanan Ceri tidur karena esok harinya dia harus bekerja (minggu-minggu kerja!!! gila badan masih capek besok harus kerja!!!), Akhirnya Gue & Benny yang ngobrol cukup lama sampai daerah Ciawi. Benny banyak cerita, terutama masalah waktu pas si Benny di interogasi.... wah gue cuma bilang ke dia kalo doa gue kayaknya terkabul soalnya kami bisa keluar dengan selamat, meskipun cara kami cuma ya itu gue merasa berdosa sama yang namanya Hadi... walaupun yang ngebohong itu bukan Gue...

Benny cerita, dulu temennya gak punya surat izin kena peras sama petugas-petugas itu sebesar Rp 200.000,- atau jika gak mau bayar kena sangsi Pidana alias di Penjara.... oh no gila gue baru nyadar kalo aksi masuk secara ilegal ke kawasan itu terlalu beresiko...

Gue berjanji gak bakal mau masuk ke Gunung Gede dengan cara-cara sepert tadi deh...

24.00: Sampai di daerah Ciawi, perjalanan selanjutnya kami teruskan dengan menaiki angkot nomor 01 jurusan Ciawi - Terminal Baranang Siang.

24.20: Sampai di Terminal Baranang Siang, ternyata masih ada angkot yang mau jalan ke daerah gue, akhirnya di situ gue berpisah dengan dua temen gue. Benny makan soto dulu, Ceri langsung balik naik Angkot yang berbeda dengan angkot yang gue naikin. Gue musti nunggu dulu angkot ngetem yang cukup lama....

01.15: Akhirnya sampai juga di rumah dengan selamat.... Alhamdulillah.... Jama Sholat Maghrib dan Isya dan akhirnya tidur... (gak mandi dulu makluum udah capek banget....)

Catatan
Bagi gue perjalanan ke Gunung Gede Pangrango tidak dapat gue lupakan dengan mudah. Perjalanan ini juga memiliki arti penting karena beberapa rekor gue pecahkan dalam sehari yatu:
1. Pertama kalinya gue masuk ke kawasan Gunung untuk mendaki
2. Pertama kalinya gue masuk ke kawasan Gunung Gede
3. Pertama kalinya gue masuk ke kawasan dengan ilegal
4. Pertama kalinya gue masuk ke kawasan Gunung Gede dengan ilegal
5. Pertama kalinya gue bisa naik ke puncak suatu gunung
6. Pertama kalinya gue bisa naik ke puncak Gunung Gede
7. Pertama kalinya gue pulang dari naik gunung malam hari
8. Pertama kalinya gue bisa keluar dengan selamat setelah masuk secara ilegal

Yah itu lah setidaknya 8 rekor gue pecahkan dalam sehari...
Meskipun begitu ada satu hal yang akan gue ingat dan gue sarankan... jangan masuk suatu kawasan secara ilegal, kejadian berhasil lolosnya kami mungkin hanya terjadi dalam 1 banding 1000 kejadian... jadi ini gak boleh di ulangi lagi... dan untuk ketua regu yang bernama Hadi yang namanya kami cemarkan, meskipun anda belum tentu membaca ini, saya hanya berharap ke ikhlasan dari anda untuk memaafkan kami, terus terang kami tidak mau melakukan hal ini untuk yang keduakalinya.
Meskipun capek ya... gue pikir-pikir ada juga sih kepuasannya walaupun kalo di cari gak tau juga apa kepuasannya...
Kalo gue tiap hari naik turun gunung bisa-bisa gue jadi atlit nasional kai karena nafas gue bakal jadi kuat :) hehehehe

-EndOfStory-
~fiuhhhhh-capenya-nulis-blog-ini

10 Comments:

Anonymous Anonymous said...

lintang_utara@yahoo.com

Alvi, anggaplah perjalanan kemarin itu sebagai PEMBELAJARAN bagi kita semua he3x...Banyak nilai2 yang dapat kita ambil dalam perjalanan kemarin. Berikut adalah beberapa nilai tersebut:

1. Vi, lo dapet nilai 8,23 atas semangat 45'-
nya. Tanpa lo, mungkin Indonesia ga bisa
merdeka seperti sekarang ini (apa coba!).

2. Vi, karena lo jarang mengeluh ketika naik
gunung, maka lo berhak dapat tambahan nilai
7,49.

3. Nih gua tambah lagi nilai lo sebesar 6,87
atas doa2nya, sehingga gua dengan sukses
dapet berbohong. Tanpa doa lo, gua bukan
siapa2! (bohong aza mesti doa dulu..)

4. Btw, lo ngutang nilai 8,42 ke gua, karena lo
bener2 merepotkan gua ketika naik gunung.
Gara2 lo, gua juga ga bisa mandi sore di air
terjun cibeurem.

5. Vi, jangan lupa juga, kalau lo tuh masih
utang Kue Ali ke gua. Berarti nilai lo, gua
kurangi 9,99 (sorry, bukannya gua
rentenir tapi u know-lah berapa berharganya
Kue Ali di gunung he5x..)

6. Oh iya, masih ada lagi nih man! Nilai lo,
bakalan gua kurangi 1000000000000000 kalau lo
kapok naik gunung!!!

7. Vi, ini adalah nilai yang tidak dapat di
nilai dengan angka yaitu nilai pertemanan.
Hanya lo yang bisa menentukan nilai tersebut
(kok gua jadi duarius gini!)

8. Untuk nilai2 berikutnya silakan you liat toko
sebelah..(Babah Li Ong mau tutup dulu, udah
malem!)


-EndOfComment-
-fiuhhhhh-capenya-nulis-comment-ini

Tuesday, June 08, 2004 11:52:00 PM  

Anonymous Anonymous said...

Top banget man!
Gue santo nih, tadinya gue mo ikut kalian bertiga, kalo gak salah rencananya kamis mo jalan kan? cuman akhirnya gue juga gak bisa dan dipindah juga ke sabtu deh (dimana gu epun ga bisa)...gue ucapin salut sama lo bertiga, walaupun harus dibayar dengan kebohongan putih(?) (white lie is also a lie, isnt it?). yang penting elo2 pada selamat deh....buat beny..top lo ben, emang gak salah elo dilatih selama bertahun2 di kampus dan kerjaan ;p (high tech negotiation skill)
Laen kali gue ikut deh...kalo bisa pas libur panjang...

Wednesday, June 09, 2004 2:28:00 PM  

Anonymous Anonymous said...

wah tobh (pake bh) petualangannya vi...
gw kasih 2 jempol buat elo be-3..:D
dan tambahan 2 jempol buat benny, sang preman priok, atas kegigihannya mengatasi para ranger..:D

setelah baca blog ini gw jadi kangen banget nih sama hawa pegunungan... tolong jangan salah mengerti, hawa pegunungan ini maksudnya suasana pengunungan, bukan wanita2 pegunungan.. hehehe..

Vi, foto2nya kok gak bisa diliat ? di upload lagi doonk ..

~dimdim

Wednesday, June 09, 2004 3:51:00 PM  

Blogger alvifauzan said...

Buat benny, tenang gue gak kapok naik gunung hanya kalo masuknya ilegal gue ogah ngambil resiko lagiman... ingat keberuntungan tidak datang dua kali (ya...ya... walaupun gue tahu pendakian loe sebelumnya loe berhasil ngebhonongin ranger juga pake pura-pura ngaku ngecek kebun sayur padahal habis turun gunung tanpa izin, berarti ini keberuntungan loe yang ke dua kali)

Buat santo, tenang aja to kalo ada kesempatan dan IZIN kita bisa lanjut main ke gunung kalo bisa sih camping di kawasan kaki puncak di alun-alun... loe punya kemah-nya gak?

buat dimdim, kayaknya fotonya sekarang udah bisa nampil semuanya tuh... btw benny yang gue ceritaain ini adalah anak FH UI 97 tinggal di bogor, sekarang doi jadi pengacara... (pantes bokis lu jago sering ya waktu pas persidangan ben? hahaha).

Nah gimana kapan kita mendaki gunung lagi...? sedikit tips kayaknya sebelum naik gue musti jogging 2 minggu sebelum pendakian biar nafas & kaki kuat.

Capeknya masih kerasa tapi gue puaaaaasss.... yuk cabut lagi tapi jangan ke gunung gede dulu dalam 6 bulan ke depan takutnya ranger itu masih kenal wajah-wajah kami, 'ntar bisa gawat deh urusan :D

Wednesday, June 09, 2004 4:38:00 PM  

Anonymous Anonymous said...

C-e-r-i-e

woi alvi top banget loe man!
kalau gue jadi produser filmnya (vertical limit)loe udah gue tarik jadi peran utamanya man! he3x...
nanti gue usul deh sama pemkot cianjur untuk di bikinin
eskalator di gunung gede supaya loe kaga kapok ke sana lagi.

vi, lo hebat banget man!
kehebatan lo melebihi spiederman...

buat santo, jangan cuma bisa nulis di komentar aza, buktikan kejantanan anda...gua tunggu! (esmosi nih gua)

Wednesday, June 09, 2004 11:28:00 PM  

Anonymous Anonymous said...

C-e-r-i-e

woi alvi top banget loe man!
kalau gue jadi produser filmnya (vertical limit)loe udah gue tarik jadi peran utamanya man! he3x...
nanti gue usul deh sama pemkot cianjur untuk di bikinin
eskalator di gunung gede supaya loe kaga kapok ke sana lagi.

vi, lo hebat banget man!
kehebatan lo melebihi spiederman...

buat santo, jangan cuma bisa nulis di komentar aza, buktikan kejantanan anda...gua tunggu! (esmosi nih gua)

Wednesday, June 09, 2004 11:28:00 PM  

Anonymous Anonymous said...

Linda: waah hebat ndaki gunung gede:) Linda yg orang cipanas malah belum pernah :D *gak bakal dikasih izin juga sih kaya'nya:)*
Btw nge-les-nya jago :)

Friday, June 11, 2004 9:47:00 AM  

Blogger alvifauzan said...

Buat Linda, masak main ke kawasannya belum? ke curug (air terjun) mungkin udah pernah? katanya Curug Cibereum bagus tuh pemandangannya... waktu ke sana gak sempat ke sana :( *kemalaman*

Friday, June 11, 2004 1:31:00 PM  

Anonymous Anonymous said...

wah sorry nih coy, gw pikir benny anak 98 yang preman priok itu.. :D
dia jago 'ngoceh' juga soalnya.. no offense ben..:)
dan maklum aja waktu itu gw juga gak bisa liat fotonya..
so piss akh..:D

~dimdim

Sunday, June 13, 2004 9:03:00 PM  

Anonymous Anonymous said...

VI,tlg bilang pengacara itu: BENDOOOT, LO NGAJARIN YG GA BENER...

Saturday, July 03, 2004 4:46:00 PM