Kabar dari Gue

 Thursday, June 29, 2006

Lumayan lama juga blog ini gak diisi nih...:p Jadi setelah agak lama gak diisi, gue pengen ngasih tau kalo Insya Allah gue udah ketemu jodoh gue... Nah, Insya Allah hari Sabtu tanggal 8 Juli 2006 gue akan menikah dengan jodoh gue itu :p Buat semuanya mohon doa restunya ya.. supaya kami bisa jadi keluarga yang bahagia, penuh keberkahan, dan mendapat ridho dari Allah SWT, Amien...

Mungkin bagi sebagian orang, berita ini cukup mendadak, ya sorry kalo gak sempet cerita-cerita, lebih-lebih buat temen-temen gue yang lumayan deket. Sedikit cerita, calon istri gue ini adalah temen gue waktu SMA dulu, udah gitu pernah sekelas waktu kelas 1 dan 2 (yah... gak jauh-jauh lah :p). Entah kenapa tiba-tiba kok jadi sama temen lama, gue juga gak tau deh... sepertinya terjadi begitu saja... :p Tapi dari situ gue makin menyadari kalo jodoh itu memang bisa datang dari mana aja. Padahal dulu itu gue sempat bertekad, gak akan cari jodoh dari temen-temen sehari-hari kayak temen Sekolah, Kuliah, Kerja atau tetangga. Tapi nasib berkata lain... tiba-tiba gue bertemu teman lama, saling ngobrol dan yah... begitulah... (silahkan di dilanjutkan sendiri :p)

Kayaknya sih... seinget gue, gue cuma butuh waktu yang relatif singkat untuk memutuskan bahwa dia "orang yang tepat" buat gue nikahi sebagai calon istri:p Setelah yakin, gue langsung menghadap ke orang tuanya, ya apalagi kalo bukan untuk mengutarakan keseriusan gue dengan anaknya, dan alhamdulillah mereka setuju dan sepertinya cukup senang:p. Baru beberapa saat kemudian gue minta orang tua gue untuk ngelamar:p

Gue gak tau apa langkah gue tadi terlalu cepat atau justru terlalu lambat, hmmm ya relatif lah. Tapi kayaknya sih dibanding-bandingin dengan beberapa orang, mungkin terlalu cepet kali ya...:p Tapi gak masalah, kalo kita udah cocok dengan calon jodoh kita, buat apa juga musti dilama-lamain. Kalo kata bokap gue, "Permudah pernikahan, persulit perceraian". Jadi langkah gue untuk ke arah sana malah didukukung banget ya Alhamdulillah deh.

Salah satu keuntungan dapet jodoh dari temen sendiri adalah, loe dah tau gimana dia sebelumnya, loe dengan dia sama-sama udah tau modal masing-masing, kelebihan dan kejelekannya... Tapi disisi lain kalo loe berjodoh dengan temen lama, bisa jadi beberapa orang atau temen deket jadi usil buat ngeledek, seperti bilang "Busyet... gak bisa lebih kreatif apa cari calon?", "Loe gak gaul amat sih! masa dapetnya dia?", "Ya ampun, gak ada yang lain apa?", dll :p. Terlepas dari itu semua komentar itu... gue gak perlu diambil pusing... yang jelas gue udah ngerasa cocok, buat apa juga harus pusing dengerin komentar mereka, selain itu antara gue dan keluarga gue dengan dia dan keluarganya juga udah cocok, kan katanya orang nikah itu bukan hanya menyatukan 2 orang tapi juga keluarga besarnya... jadi ya udah apa lagi?

Setiap orang pasti punya kekurangan, itu pasti! Manusia itu tidak ada yang sempurna. Karenanya sangat tidak realistis bagi kita kalo mengharapkan mendapatkan jodoh yang sangat sempurna, sampai kapanpun bakal sulit dicari! Ada yang cantik, tapi kelakuannya kok agak kurang OK, ada yang baik tapi pemikiran kita gak cocok atau nyambung dengan dia, dll. Alhamdulillah gue bisa sadar akan hal itu, sehingga dengan segala kekurangan yang ada pada dirinya, gue yakin dia punya potensi tersendiri, dan yang paling penting pemikirannya cukup banyak yang nyambung dengan gue (penting banget tuh!)... Dari banyak kesempatan gue ngobrol dengan para cewek-cewek rasanya cuma dia yang membuat gue nyaman dalam ngobrol, sebagai lelaki loe jadi merasa di hargai, so dipikir-pikir kenapa juga gak dicoba untuk meminta dia dijadikan teman spesial?:p Toh gak ada ruginya... paling sial cuma di tolak:p

Kalo menurut calon gue, dia adalah tipe cewek dengan pemikiran masa lalu (konservatif?), katanya dia pengen kalo nanti sudah menikah dia ingin jadi ibu rumah tangga baik, yang lebih banyak menyibukan diri dengan aktifitas rumah tangga ketimbang mengejar karir pekerjaan yang tinggi, kalaupun harus bekerja dia pengen cari kerjaan yang tidak mengganggu waktunya dengan keluarga. Ya kalo kata gue sih terserah aja kalo emang dia maunya begitu, lagi pula gue seneng juga sih, dia punya pemikiran gitu... karena ternyata gue juga sepertinya termasuk tipikal lelaki dengan pola pikir masa lalu (konservtif?) :p

Karena punya pemikiran itu dia pernah berdebat dengan temen-temen wanitanya di tempat dia bekerja, para wanita itu mengatakan "Jaman sekarang gak jaman lagi wanita tergantung sama laki-laki!", "Kalo loe kerjanya ngurus keluarga, lama-lama loe bakal direndahin sama suami!", "Jaman sekarang mah udah canggih, para wanita bisa tetep bebas kerja, kalo punya anak bisa diasuh ke pengasuh anak", dll. Terus terang gue gak tau komentar teman-temanya itu bener apa enggak, gue cuma diceritain aja sama calon gue. Ya berhubung gue setuju dengan pemikirannya, ya gue bilang aja ke dia, kalo gue pernah baca kalo "Pola pikir manusia terhadap kehidupan sosialnya itu tidak berjalan seiring dengan teknologi yang dikembangkan manusia", maksudnya dari waktu ke waktu teknologi yang diciptakan manusia itu semakin lama semakin canggih, seperti dulu manusia membangun rumah atau gedung yang sederhana, tapi seiring waktu semakin semakin besar, semakin tinggi menjulang, semakin canggih, komputer dari dulu sampe sekarang semakin canggih, semakin praktis, semakin banyak manfaat, dan lain-lain. Tapi pemikiran manusia terhadap kehidupan sosialnya berbeda dengan perkembangan teknologi. Pola pemikiran manusia yang sekarang belum tentu lebih baik dibanding pola pikir manusia masa lalu.

Manusia masa lalu menganggap hubungan laki-laki dan perempuan haruslah dalam suatu ikatan pernikahan, beberapa manusia yang mengaku "modern" tidak percaya kalo laki-laki dan perempuan harus menikah, yang penting kasih sayang. Atau manusia masa lalu menganggap hubungan cinta itu harus dengan lawan jenis bukan dengan sesama jenis, tapi beberapa manusia yang mengaku "modern" menganggap kasih sayang tidak ditentukan oleh lawan jenis, selama saling menyayangi tidak masalah meskipun itu dilakukan dengan sesama jenis. Dengan suatu standar acuan tertentu, maka orang bisa menilai mana sebenernya yang lebih baik diantara pendapat-pendapat itu. Kalo menurut agama yang gue yakini, tentu saja yang lebih baik adalah pemikiran yang menurut sebagian orang "modern" adalah pemikiran kuno.

Kasih sayang dan cinta, rasanya hal itu yang selalu dijadikan alasan. Temen gue pernah bilang jangan terlalu percaya dengan alasan cinta. Dia bilang, gak bisa menerima pemikiran dari seorang anak yang rela memilih kata-kata sang kekasih ketimbang kedua orang tuanya, kalo perlu kawin lari meski tanpa persetujuan orang tua, dan semua itu mengatasnamakan cinta!. Tak sadarkah orang-orang itu, bahwa dia meninggalkan kedua orang tuanya yang sudah memberikan kasih sayang tanpa pamrih dari orang tua demi seseorang yang baru dikenal dalam hidupnya dan semua itu dilakukan atas nama cinta! Padahal cinta dari kedua orang tuanya sudah lebih terbukti dan teruji ketimbang cinta dari orang yang baru dikenal itu! So intinya kawin lari tidak baik!, kecuali kalo kedua orang tuanya itu memang menjerumuskan ke arah keburukan atau bertentangan dengan ajaran agama ya tidak ada alasan untuk menuruti orang tua...

Menurut agama sangat dianjurkan untuk mempercepat pernikahan, maka dari itu gue rasa sebaiknya ya gue percepat aja. Tadinya mau entar-entar aja, tapi menunda pernikahan sampai waktu yang tidak jelas kayaknya juga gak baik, disamping bisa nambah-nambah dosa. Pernah gue membaca bahwa nabi bersabda (kalo gak salah) "Barang siapa sudah diberi kesanggupan untuk menikah, tapi dia tidak mau melakukan karena takut akan rejekinya, maka dia bukan umat ku" Wah dalem tuh, jangan sampe kita gak diaku hanya gara-gara kita takut gak ada rejeki (materi) Tadinya gue mikir gue harus mapan sebelum menikah, gue musti punya ini dan itu. gue merasa masih belum punya apa-apa, masih banyak yang harus gue capai sebelum gue menikah, tapi setelah itu dipikir-pikir rasanya alasan itu kurang tepat. Selama kita bersungguh-sungguh mau bekerja demi keluarga sedikit dan banyak hasil yang kita capai rasanya tidak menjadi masalah, lagi pula keberkahan dalam hidup tidak ditentukan oleh banyaknya yang kita terima, tapi ditentukan oleh banyak tidaknya kita bersyukur dengan anugrah Tuhan yang sudah diberikan kepada kita. *sok tahu... padahal masih jarang bersyukur juga:(*

Kadang alasan lain untuk tidak mempercepat pernikahan, adalah karena alasan belum ada biaya untuk melaksanakan resepsi pernikahan. Ya hal ini juga sempat kepikiran buat gue, tapi gue piker-pikir syarat sah nikah sederhana aja yang penting ada mempelai pria, mempelai wanita, akad nikah, mahar dan saksi (sory kalo ada yang kelewatan:p). Tidak ada dalam aturan agama yang menyatakan bahwa jika pernikahannya tidak megah, digedung dengan mengundang sekian ratus orang dengan menu makanan yang berlimpah maka pernikahan kita tidak sah! Agama sudah mempermudah, mengapa juga kita harus mempersulit diri *sok tau deh gue*.

Ada yang bilang ya bagaimanapun kita hidup tidak bisa lepas begitu saja dari aturan adat. Kalo menurut gue, kalo kita sudah yakin dengan apa yang sudah digariskan oleh agama, kenapa juga kita tetap ngotot mempertahankan aturan adat yang jelas-jelas buatan manusia yang tidak sempurna. Alhamdulillah calon gue setuju dengan kesederhanaan, gak mau mempersulit dengan aturan adat yang kalo di laksanain bisa-bisa bikin gue atau orang-orang semakin gak berani untuk menikah. Jadi gue dengan calon gue sudah sepakat untuk menikah dengan mengadakan resepsi di rumah calon gue secara sederhana, apa adanya. Kami gak mau memaksakan diri untuk melaksanakan resepsi secara besar-besaran atau megah, hanya untuk menjaga gengsi, karena kenyataannya kami ya seperti itu apa adanya, jadi kalo ada yang datang ke resepsi kami ya seperti itulah kami apa adanya.

Ada yang bilang pernikahan itu sekali seumur hidup jadi ya wajar kalo dirayakan gede-gedean, menurut gue sih gak masalah selama itu didalam kemampuannya, kalo enggak ya jangan dipaksa. Lagipula kebahagian dan keberkahan suatu pernikahan tidak ditentukan oleh besar kecilnya acara resepsinya. Jangan sampe deh melaksanakan resepsi secara besar-besaran melebihi kemampuannya sampe pake berhutang kepada orang lain. Kata sebuah buku, Allah berfirman "Sesungguhnya para pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan adalah makhluk yang sangat ingkar kepada Rabbnya." Selain itu jangan sampe mengadakan resepsi gede-gedean sampe melupakan saudara yang kurang mampu. Agama sudah melarang mengkhususkan undangan resepsi bagi orang kaya saja, menurut Rasulullah SAW, dari HR Bukhari, Muslim "Seburuk-buruk makanan ialah makanan pada sebuah walimah (resepsi pernikahan) yang didalamnya hanya berisikan orang-orang kaya dan terlarang bagi orang-orang miskin" (Hal 237 dari buku "Kado Perkawinan" Pustaka Azzam, cetakan kesepuluh Agustus 2002)

Jadi... dengan niat ibadah, Bismillah... gue coba kuatkan diri dan mental untuk menikah, belajar untuk bertanggung jawab terhadap hidup kita dan keluarga. Gue sadar, sesadar-sesadarnya bahwa nikah itu tidak mudah, penuh cobaan, penuh godaan, penuh pengorbanan dan hal-hal yang belum tentu nikmat, tapi ya sudahlah... niatkan saja sebagai ibadah siapa tau niat baik ini bisa diterima oleh Yang Maha Kuasa, sehingga apa yang kita bayangkan sulit nantinya justru malah di mudahkan... Amien. Lagipula ada yang mengatakan bahwa membiarkan diri sendiri dalam ketakutan dalam menghadapi pernikahan, dikhawatirkan dia bisa merusak diri sendiri! Ketakutan menghadapi pernikahan itu mungkin seperti ketakutan berbicara di depan umum, pada awalnya sangat takut tidak tahu harus berbicara apa didepan umum. Barangkali menikah seperti itu, sekilas terlihat sulit, tapi siapa tahu setelah dijalani tidak sesulit yang dibayangkan, mudah-mudahan. Jadi... teman-teman, kami mohon doanya ya... semoga kami dapat menjadi keluarga yang siap dan kuat menghadapi berbagai cobaan, bisa bahagia di dunia dan akhirat, amien!

NB: Barangkali ada yang mau datang ke tempat walimah, Insya Allah acaranya hari Sabtu 8 Juli 2006 jam 10 pagi sampai jam 5 sore di rumah calon mertua gue:p, alamatnya di Jalan Pamikul 5, Bantar Jati, Bogor Utara. Kalo dari Stasiun Bogor, jalan kaki sebentar ke arah Istana Bogor atau bisa naik angkot 02 turun di depan halaman Istana Bogor (Depan SMA 1 Bogor), terus naik angkot 08, nanti ke sopirnya bilang turun di Pamikul, terus jalan kaki sebentar deh. Kalo dari jalan tol terus aja ke arah tugu kujang (setelah KFC) terus ngikutin aja trayek angkot 08 . Kalo punya petanya Gunther W. Holtorf "Jakarta Jabotabek edisi 12 2001/02", lokasinya ada di halaman "201 K 09"

NB2: Kalo ada kata-kata gue yang salah atau menyinggung perasaan, sok tau, sok ngerti. Harap di maklum ya...

10 Comments:

Anonymous Anonymous said...

kata2 elu emang bagus.
tapi emang gw akui sok tau. hehe..
krn yah.. lu anggap prinsip2 yg elu ambil itu benar, krn kondisi elu mendukung.

kalo orang2 yg kondisinya gak mendukung, apakah bisa setuju dengan prinsip2 elu? hehe..

there's always unique solution to every problem.

jadi yah bersyukurlah saja prinsip2 elu cocok dengan kondisi elu.

okeh? selamat.. semoga kesesuaian prinsip dan kondisi elu tetap berlangsung sehingga hidup elu lurus2 aja :)

Thursday, June 29, 2006 2:03:00 PM  

Anonymous Anonymous said...

Dani :

lho kok komen loe gt niet? :)
santai aja... selama alvi tidak memaksakan prinsipnya ke siapa2 khan no problem.

vi, good luck for ur new life!!

Thursday, June 29, 2006 2:55:00 PM  

Anonymous Anonymous said...

buat njawab dani:

heheheh elu kok malah negatif gitu sih lihatnya :p

ini gw malah lagi bikin dia pede, krn dia ndiri nulis klo dia merasa sok tau. jadi gw jelasin emang unsur sok tau itu wajar dia rasakan krn kondisi itu. dan buat orang lain jadi serasa teori yg gak jelas prakteknya, krn kondisinya beda..

jadi gw doain semoga prinsip dia itu terus bisa dia penuhi sepanjang hidupnya, tanpa harus mengalami kondisi2 yg tidak mendukung. gitcuu lhooo..

Friday, June 30, 2006 9:34:00 AM  

Anonymous Anonymous said...

alf(v)in (pave v):
hehehe.. nyaris banget kena ambigu.. :D

btw selamat ya vi, raise a good family!

Friday, June 30, 2006 4:04:00 PM  

Anonymous Anonymous said...

wah.. selamat ya vi... elo emang hebat dah.. hehehe.. dan kata2 elo bukannya sok tau sih kalo menurut gw.. tapi ada yg kurang lengkap.. salah satunya di alasan kenapa orang belum mau nikah hehehe... kalo yang lain sih okeh dah... gw namain ya aliran pemikiran kayak elu .. konservatif-moderat aja deng.. hehehe.. gw pemimpin alirannya vi.. elu anak buah gw.. okeh hahaha....

Sunday, July 02, 2006 9:09:00 PM  

Anonymous Anonymous said...

taschan:

slmt ya, vi. denger kabar klo loe mau nikah dari adila. lama tak bersua lwt blog, ternyata ada berita gembira :)

barakallahu... moga2 dimudahkan di semua urusan & bisa mbina keluarga yg samara. amiin.

salut jg dgn rencana nikah loe yg sederhana itu. tdk banyak orang yg memiliki prinsip spt itu. gutlak!

Wednesday, July 05, 2006 6:57:00 PM  

Blogger np said...

gw termasuk org yg begitu denger berita ini berkomentar: "APPPAAAA?!?!?!" *dengan mulut ternganga dan berulang kali baca scan-an undangan kawinan kalian di milis*

busyet daaah... akhirnya, kesampaian juga tuh ramalan, hehehe.

have fun in preparing the wed ya vi en fin. moga2 kalo kga ada halangan mah, gw dateng dah! pengen liat seorang alvi dan alfin di pelaminan, hehehe.

masalah pemikiran elu, gw rasa setiap orang punya pemikiran dan prinsipnya masing2 toh? jadi sah2 aja lu menelurkan pemikiran yg seperti itu.
sok tau? ato sok yang laen? itu hny jadi penilaian orang yang gak open-minded.

ganbatte ne!!!

ps:
doakan teman2mu yang masih single (kyk gw,hehe) cepat menemukan jodohnya ya...

Thursday, July 06, 2006 4:12:00 PM  

Anonymous Anonymous said...

justru alvi ini orang yg open minded, krn dia bisa sadar bahwa tulisan dia bisa jadi terkesan sok tau klo dibaca oleh orang laen yg kondisinya gak sama dgn kondisi alvi.

alvi punya solusi untuk kondisi dia. itu bagus. dan dia gak punya solusi utk kondisi yg laen dari kondisi dia. dia mengakui dengan kata2 "sok tau". itu bagus.

orang yg kondisinya sama dengan alvi akan senang dengan tulisan alvi dan tidak senang dengan anggapan "sok tahu", krn bertentangan dengan prinsipnya. ehh masih pakai ngatain "gak open minded".

padahal orang open minded adalah orang yg bisa memahami bahwa kondisi orang berbeda2 dan bisa mengatakan suatu prinsip yg bagus utk dirinya adalah tidak bagus utk orang lain.

Saturday, July 08, 2006 5:05:00 PM  

Anonymous Anonymous said...

ini khali pertama baca blog my husband (new husband?:D) kata-katanya so wise..... maybe because i have same opinion with him or maybe caz i really love him? (yang terakhir emang ada benernya bangettt:D) Jadinya GR banget, thanxs to 4JJI i meet him, no body perfect but itulah gunanya menikah, untuk saling melengkapi (itu kata buku-buku:D).

tiap orang pasti punya pendapat & prinsip masing-masing yang bisa jadi sama or yang beda, tentang wedding, tentang relation & everything yang berkaitan dengan kehidupan, it's good megang prinsip yang kita punya & kepada yang berbeda, kita tidak bisa menjustifikasi apakah mereka benar atau salah. Setiap orang adalah berbeda & adalah indah apabila kita bisa hidup damai. Kertas putih saja tidak bisa diwarnai dengan crayon putih (gak keliatan bowww). Kertas putih akan semakin cantik dengan berbagai warna yang kita tuangkan (klo bisa lukis khali ya?:d)

have a nice day all
salam kenal for all my husband friends:)

Wednesday, July 12, 2006 4:21:00 PM  

Blogger Luluk said...

gubrakks!!! Udah lama bgt gw gak mampir ke blog lo (hampir sebulan!), dan begitu baca paragraf pertama postingan lo ini.... aje gileee!! udah merit lo? Subhanallah, Alhamdulillah..

Terlepas dari prinsip, pemikiran dan lain2nya yg njelimet, gw salut bgt dg keputusan lo untuk nikah, Vi. Semoga dg membangun rumah tangga, lo & istri banyak mndpt berkah, kemudahan & diberikan yg terbaik oleh-Nya.

Salam kenal buat istri tercinta ya! Do'akan jg semoga kita-kita yg masih jomblo bisa menyusul.. ;) *alah!basbang*

Monday, August 07, 2006 11:52:00 AM