Kabar dari Gue

 Thursday, June 29, 2006

Lumayan lama juga blog ini gak diisi nih...:p Jadi setelah agak lama gak diisi, gue pengen ngasih tau kalo Insya Allah gue udah ketemu jodoh gue... Nah, Insya Allah hari Sabtu tanggal 8 Juli 2006 gue akan menikah dengan jodoh gue itu :p Buat semuanya mohon doa restunya ya.. supaya kami bisa jadi keluarga yang bahagia, penuh keberkahan, dan mendapat ridho dari Allah SWT, Amien...

Mungkin bagi sebagian orang, berita ini cukup mendadak, ya sorry kalo gak sempet cerita-cerita, lebih-lebih buat temen-temen gue yang lumayan deket. Sedikit cerita, calon istri gue ini adalah temen gue waktu SMA dulu, udah gitu pernah sekelas waktu kelas 1 dan 2 (yah... gak jauh-jauh lah :p). Entah kenapa tiba-tiba kok jadi sama temen lama, gue juga gak tau deh... sepertinya terjadi begitu saja... :p Tapi dari situ gue makin menyadari kalo jodoh itu memang bisa datang dari mana aja. Padahal dulu itu gue sempat bertekad, gak akan cari jodoh dari temen-temen sehari-hari kayak temen Sekolah, Kuliah, Kerja atau tetangga. Tapi nasib berkata lain... tiba-tiba gue bertemu teman lama, saling ngobrol dan yah... begitulah... (silahkan di dilanjutkan sendiri :p)

Kayaknya sih... seinget gue, gue cuma butuh waktu yang relatif singkat untuk memutuskan bahwa dia "orang yang tepat" buat gue nikahi sebagai calon istri:p Setelah yakin, gue langsung menghadap ke orang tuanya, ya apalagi kalo bukan untuk mengutarakan keseriusan gue dengan anaknya, dan alhamdulillah mereka setuju dan sepertinya cukup senang:p. Baru beberapa saat kemudian gue minta orang tua gue untuk ngelamar:p

Gue gak tau apa langkah gue tadi terlalu cepat atau justru terlalu lambat, hmmm ya relatif lah. Tapi kayaknya sih dibanding-bandingin dengan beberapa orang, mungkin terlalu cepet kali ya...:p Tapi gak masalah, kalo kita udah cocok dengan calon jodoh kita, buat apa juga musti dilama-lamain. Kalo kata bokap gue, "Permudah pernikahan, persulit perceraian". Jadi langkah gue untuk ke arah sana malah didukukung banget ya Alhamdulillah deh.

Salah satu keuntungan dapet jodoh dari temen sendiri adalah, loe dah tau gimana dia sebelumnya, loe dengan dia sama-sama udah tau modal masing-masing, kelebihan dan kejelekannya... Tapi disisi lain kalo loe berjodoh dengan temen lama, bisa jadi beberapa orang atau temen deket jadi usil buat ngeledek, seperti bilang "Busyet... gak bisa lebih kreatif apa cari calon?", "Loe gak gaul amat sih! masa dapetnya dia?", "Ya ampun, gak ada yang lain apa?", dll :p. Terlepas dari itu semua komentar itu... gue gak perlu diambil pusing... yang jelas gue udah ngerasa cocok, buat apa juga harus pusing dengerin komentar mereka, selain itu antara gue dan keluarga gue dengan dia dan keluarganya juga udah cocok, kan katanya orang nikah itu bukan hanya menyatukan 2 orang tapi juga keluarga besarnya... jadi ya udah apa lagi?

Setiap orang pasti punya kekurangan, itu pasti! Manusia itu tidak ada yang sempurna. Karenanya sangat tidak realistis bagi kita kalo mengharapkan mendapatkan jodoh yang sangat sempurna, sampai kapanpun bakal sulit dicari! Ada yang cantik, tapi kelakuannya kok agak kurang OK, ada yang baik tapi pemikiran kita gak cocok atau nyambung dengan dia, dll. Alhamdulillah gue bisa sadar akan hal itu, sehingga dengan segala kekurangan yang ada pada dirinya, gue yakin dia punya potensi tersendiri, dan yang paling penting pemikirannya cukup banyak yang nyambung dengan gue (penting banget tuh!)... Dari banyak kesempatan gue ngobrol dengan para cewek-cewek rasanya cuma dia yang membuat gue nyaman dalam ngobrol, sebagai lelaki loe jadi merasa di hargai, so dipikir-pikir kenapa juga gak dicoba untuk meminta dia dijadikan teman spesial?:p Toh gak ada ruginya... paling sial cuma di tolak:p

Kalo menurut calon gue, dia adalah tipe cewek dengan pemikiran masa lalu (konservatif?), katanya dia pengen kalo nanti sudah menikah dia ingin jadi ibu rumah tangga baik, yang lebih banyak menyibukan diri dengan aktifitas rumah tangga ketimbang mengejar karir pekerjaan yang tinggi, kalaupun harus bekerja dia pengen cari kerjaan yang tidak mengganggu waktunya dengan keluarga. Ya kalo kata gue sih terserah aja kalo emang dia maunya begitu, lagi pula gue seneng juga sih, dia punya pemikiran gitu... karena ternyata gue juga sepertinya termasuk tipikal lelaki dengan pola pikir masa lalu (konservtif?) :p

Karena punya pemikiran itu dia pernah berdebat dengan temen-temen wanitanya di tempat dia bekerja, para wanita itu mengatakan "Jaman sekarang gak jaman lagi wanita tergantung sama laki-laki!", "Kalo loe kerjanya ngurus keluarga, lama-lama loe bakal direndahin sama suami!", "Jaman sekarang mah udah canggih, para wanita bisa tetep bebas kerja, kalo punya anak bisa diasuh ke pengasuh anak", dll. Terus terang gue gak tau komentar teman-temanya itu bener apa enggak, gue cuma diceritain aja sama calon gue. Ya berhubung gue setuju dengan pemikirannya, ya gue bilang aja ke dia, kalo gue pernah baca kalo "Pola pikir manusia terhadap kehidupan sosialnya itu tidak berjalan seiring dengan teknologi yang dikembangkan manusia", maksudnya dari waktu ke waktu teknologi yang diciptakan manusia itu semakin lama semakin canggih, seperti dulu manusia membangun rumah atau gedung yang sederhana, tapi seiring waktu semakin semakin besar, semakin tinggi menjulang, semakin canggih, komputer dari dulu sampe sekarang semakin canggih, semakin praktis, semakin banyak manfaat, dan lain-lain. Tapi pemikiran manusia terhadap kehidupan sosialnya berbeda dengan perkembangan teknologi. Pola pemikiran manusia yang sekarang belum tentu lebih baik dibanding pola pikir manusia masa lalu.

Manusia masa lalu menganggap hubungan laki-laki dan perempuan haruslah dalam suatu ikatan pernikahan, beberapa manusia yang mengaku "modern" tidak percaya kalo laki-laki dan perempuan harus menikah, yang penting kasih sayang. Atau manusia masa lalu menganggap hubungan cinta itu harus dengan lawan jenis bukan dengan sesama jenis, tapi beberapa manusia yang mengaku "modern" menganggap kasih sayang tidak ditentukan oleh lawan jenis, selama saling menyayangi tidak masalah meskipun itu dilakukan dengan sesama jenis. Dengan suatu standar acuan tertentu, maka orang bisa menilai mana sebenernya yang lebih baik diantara pendapat-pendapat itu. Kalo menurut agama yang gue yakini, tentu saja yang lebih baik adalah pemikiran yang menurut sebagian orang "modern" adalah pemikiran kuno.

Kasih sayang dan cinta, rasanya hal itu yang selalu dijadikan alasan. Temen gue pernah bilang jangan terlalu percaya dengan alasan cinta. Dia bilang, gak bisa menerima pemikiran dari seorang anak yang rela memilih kata-kata sang kekasih ketimbang kedua orang tuanya, kalo perlu kawin lari meski tanpa persetujuan orang tua, dan semua itu mengatasnamakan cinta!. Tak sadarkah orang-orang itu, bahwa dia meninggalkan kedua orang tuanya yang sudah memberikan kasih sayang tanpa pamrih dari orang tua demi seseorang yang baru dikenal dalam hidupnya dan semua itu dilakukan atas nama cinta! Padahal cinta dari kedua orang tuanya sudah lebih terbukti dan teruji ketimbang cinta dari orang yang baru dikenal itu! So intinya kawin lari tidak baik!, kecuali kalo kedua orang tuanya itu memang menjerumuskan ke arah keburukan atau bertentangan dengan ajaran agama ya tidak ada alasan untuk menuruti orang tua...

Menurut agama sangat dianjurkan untuk mempercepat pernikahan, maka dari itu gue rasa sebaiknya ya gue percepat aja. Tadinya mau entar-entar aja, tapi menunda pernikahan sampai waktu yang tidak jelas kayaknya juga gak baik, disamping bisa nambah-nambah dosa. Pernah gue membaca bahwa nabi bersabda (kalo gak salah) "Barang siapa sudah diberi kesanggupan untuk menikah, tapi dia tidak mau melakukan karena takut akan rejekinya, maka dia bukan umat ku" Wah dalem tuh, jangan sampe kita gak diaku hanya gara-gara kita takut gak ada rejeki (materi) Tadinya gue mikir gue harus mapan sebelum menikah, gue musti punya ini dan itu. gue merasa masih belum punya apa-apa, masih banyak yang harus gue capai sebelum gue menikah, tapi setelah itu dipikir-pikir rasanya alasan itu kurang tepat. Selama kita bersungguh-sungguh mau bekerja demi keluarga sedikit dan banyak hasil yang kita capai rasanya tidak menjadi masalah, lagi pula keberkahan dalam hidup tidak ditentukan oleh banyaknya yang kita terima, tapi ditentukan oleh banyak tidaknya kita bersyukur dengan anugrah Tuhan yang sudah diberikan kepada kita. *sok tahu... padahal masih jarang bersyukur juga:(*

Kadang alasan lain untuk tidak mempercepat pernikahan, adalah karena alasan belum ada biaya untuk melaksanakan resepsi pernikahan. Ya hal ini juga sempat kepikiran buat gue, tapi gue piker-pikir syarat sah nikah sederhana aja yang penting ada mempelai pria, mempelai wanita, akad nikah, mahar dan saksi (sory kalo ada yang kelewatan:p). Tidak ada dalam aturan agama yang menyatakan bahwa jika pernikahannya tidak megah, digedung dengan mengundang sekian ratus orang dengan menu makanan yang berlimpah maka pernikahan kita tidak sah! Agama sudah mempermudah, mengapa juga kita harus mempersulit diri *sok tau deh gue*.

Ada yang bilang ya bagaimanapun kita hidup tidak bisa lepas begitu saja dari aturan adat. Kalo menurut gue, kalo kita sudah yakin dengan apa yang sudah digariskan oleh agama, kenapa juga kita tetap ngotot mempertahankan aturan adat yang jelas-jelas buatan manusia yang tidak sempurna. Alhamdulillah calon gue setuju dengan kesederhanaan, gak mau mempersulit dengan aturan adat yang kalo di laksanain bisa-bisa bikin gue atau orang-orang semakin gak berani untuk menikah. Jadi gue dengan calon gue sudah sepakat untuk menikah dengan mengadakan resepsi di rumah calon gue secara sederhana, apa adanya. Kami gak mau memaksakan diri untuk melaksanakan resepsi secara besar-besaran atau megah, hanya untuk menjaga gengsi, karena kenyataannya kami ya seperti itu apa adanya, jadi kalo ada yang datang ke resepsi kami ya seperti itulah kami apa adanya.

Ada yang bilang pernikahan itu sekali seumur hidup jadi ya wajar kalo dirayakan gede-gedean, menurut gue sih gak masalah selama itu didalam kemampuannya, kalo enggak ya jangan dipaksa. Lagipula kebahagian dan keberkahan suatu pernikahan tidak ditentukan oleh besar kecilnya acara resepsinya. Jangan sampe deh melaksanakan resepsi secara besar-besaran melebihi kemampuannya sampe pake berhutang kepada orang lain. Kata sebuah buku, Allah berfirman "Sesungguhnya para pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan adalah makhluk yang sangat ingkar kepada Rabbnya." Selain itu jangan sampe mengadakan resepsi gede-gedean sampe melupakan saudara yang kurang mampu. Agama sudah melarang mengkhususkan undangan resepsi bagi orang kaya saja, menurut Rasulullah SAW, dari HR Bukhari, Muslim "Seburuk-buruk makanan ialah makanan pada sebuah walimah (resepsi pernikahan) yang didalamnya hanya berisikan orang-orang kaya dan terlarang bagi orang-orang miskin" (Hal 237 dari buku "Kado Perkawinan" Pustaka Azzam, cetakan kesepuluh Agustus 2002)

Jadi... dengan niat ibadah, Bismillah... gue coba kuatkan diri dan mental untuk menikah, belajar untuk bertanggung jawab terhadap hidup kita dan keluarga. Gue sadar, sesadar-sesadarnya bahwa nikah itu tidak mudah, penuh cobaan, penuh godaan, penuh pengorbanan dan hal-hal yang belum tentu nikmat, tapi ya sudahlah... niatkan saja sebagai ibadah siapa tau niat baik ini bisa diterima oleh Yang Maha Kuasa, sehingga apa yang kita bayangkan sulit nantinya justru malah di mudahkan... Amien. Lagipula ada yang mengatakan bahwa membiarkan diri sendiri dalam ketakutan dalam menghadapi pernikahan, dikhawatirkan dia bisa merusak diri sendiri! Ketakutan menghadapi pernikahan itu mungkin seperti ketakutan berbicara di depan umum, pada awalnya sangat takut tidak tahu harus berbicara apa didepan umum. Barangkali menikah seperti itu, sekilas terlihat sulit, tapi siapa tahu setelah dijalani tidak sesulit yang dibayangkan, mudah-mudahan. Jadi... teman-teman, kami mohon doanya ya... semoga kami dapat menjadi keluarga yang siap dan kuat menghadapi berbagai cobaan, bisa bahagia di dunia dan akhirat, amien!

NB: Barangkali ada yang mau datang ke tempat walimah, Insya Allah acaranya hari Sabtu 8 Juli 2006 jam 10 pagi sampai jam 5 sore di rumah calon mertua gue:p, alamatnya di Jalan Pamikul 5, Bantar Jati, Bogor Utara. Kalo dari Stasiun Bogor, jalan kaki sebentar ke arah Istana Bogor atau bisa naik angkot 02 turun di depan halaman Istana Bogor (Depan SMA 1 Bogor), terus naik angkot 08, nanti ke sopirnya bilang turun di Pamikul, terus jalan kaki sebentar deh. Kalo dari jalan tol terus aja ke arah tugu kujang (setelah KFC) terus ngikutin aja trayek angkot 08 . Kalo punya petanya Gunther W. Holtorf "Jakarta Jabotabek edisi 12 2001/02", lokasinya ada di halaman "201 K 09"

NB2: Kalo ada kata-kata gue yang salah atau menyinggung perasaan, sok tau, sok ngerti. Harap di maklum ya...

Berat di Dosa

 Wednesday, June 28, 2006

Akhir-akhir ini sering banget denger berita bencana alam. Tahun sebelumnya ada Tsunami, tahun ini ada bencana gempa di DIY & Jateng, Lampung, Merapi mau meletus dan gak jelas kapan mau berhentinya, banjir air di musim kemarau di berbagai daerah seperti di Sinjai, dan berbagai bencana-bencana lainnya. Parah banget… kalo menurut perhitungan ilmiah bisa jadi beberapa bencana alam ini akibat aktifitas normal dari alam, tapi bisa juga akibat kesalahan manusia seperti penebangan hutan yang kebablasan dan lain-lain.

Kalo sebabnya seperti yang disebut itu sih memang masih masuk akal, tapi entah kenapa gue sih lebih suka ngeliat dari sisi yang gak ilmiah, gue sih mikirnya, mungkin kejadian ini semua gara-gara orang-orang yang tinggal di daerah bencana banyak dosa. Sorry kasar banget ya tulisan gue ini! orang udah susah kena musibah masih disalahin juga kalo mereka punya banyak dosa, sehingga terkesan gue gak perlu berkasih-kasihan pada korban bencana alam itu. Gue juga gak tau kenapa gue mikir seperti itu, tapi akhir-akhir ini gue lebih suka aja ngehubungin bencana alam yang terjadi dengan dosa-dosa manusia!

Jadi beberapa waktu yang lalu gue iseng tuh baca kisah para nabi-nabi, seru juga ternyata dan sedikit banyak membuat gue jadi sedikit berfikir. Kalo baca cerita para nabi, terkesan kalo manusia jaman dulu itu kayaknya deket banget hubungan antara manusia dengan Tuhan-nya. Gak kayak sekarang yang udah gak ada lagi nabi, manusia jaman dulu pada punya nabi sebagai manusia pilihan yang memiliki kelebihan untuk berkomunikasi dengan Tuhan, seperti mendapat wahyu atau petunjuk.. kalo sekarang kan gak ada... Selain terkesan dekat dengan Tuhan, gue nangkep kesan kalo jaman dulu itu Tuhan lebih cepat memberikan hukuman kepada manusia yang durhaka kepada Tuhan-nya ketimbang jaman sekarang.

Temen gue bilang… ‘Manusia jaman dulu punya nabi jadi kalo mereka gak mau denger apa yang nabi bilang, maka bencana atau azab langsung terjadi dan waktunya tidak lama-lama, sedangkan jaman sekarang manusianya sudah tidak punya Nabi lagi, sehingga Tuhan masih berbaik hati untuk memperlambat datangnya azab di banding umat manusia yang terdahulu. Jadi adil laah…’ kata temen gue

Gue jadi inget kisah umat Nabi Luth. Nabi Luth merupakan nabi yang hidup sejaman dengan Nabi Ibrahim. Di ceritakan bahwa pada saat itu umat Nabi Luth banyak yang melakukan perbuatan dosa yang belum pernah dilakukan umat manusia sebelumnya, yaitu praktik Homoseks (hubungan sesama jenis). Diceritakan bahwa Nabi Luth tidak henti-hentinya menghimbau umatnya untuk segera insyaf agar kaum laki-lakinya kembali ke jalan yang normal yaitu hanya berhubungan dengan istri-istri mereka, bukan dengan para lelaki yang lain. Setiap di himbau mereka malah marah dan mengancam akan mengusir nabi Luth dari lingkungan mereka, menurut cerita daerah itu bernama Sodom. Tuhan sudah berkehendak untuk menghukum mereka, dan katanya cerita nih…, Nabi Ibrahim berdoa kepada Tuhan agar menyelematkan saudaranya Nabi Luth dari azab itu, Tuhan mengabulkan doa itu dengan mengirimkan dua malaikat ke kota tempat nabi Luth. Kedua malaikat yang menyamar sebagai laki-laki ganteng itu bertemu dengan dua anak perempuan nabi Luth di batas kota. Kedua malaikat itu minta kepada anak nabi Luth suapaya dipermukan dengan nabi Luth. Kemudian putri nabi Luth melaporkan adanya tamu itu ke ayahnya. Malam hari Nabi Luth baru bisa menjemput tamunya yang ganteng, karena kalo siang-siang bisa-bisa umatnya bakal tau ada laki-laki ganteng dan bakal merebut tamu laki-laki ganteng itu untuk dijadikan pemuas nafsu mereka.

Dasar emang udah parah, meski udah dijemput malem-malem, tau juga para penduduk kalo nabi Luth lagi kedatangan tamu laki-laki yang ganteng, dan mereka menggedor-gedor rumah Nabi Luth supaya bisa mendapatkan laki-laki ganteng yang sebenarnya adalah malaikat. Nabi Luth sampai memperingatkan para penduduknya untuk berlaku sopan, jangan membuat malu dia di depan tamu-tamunya. Dasar emang udah gitu kelakuannya, mereka ngotot pengen dapetin tamu cowok yang ganteng. Saat itulah Nabi Luth di beritahu oleh tamunya bahwa dia sebenarnya adalah malaikat yang menyuruh nabi Luth untuk keluar dari kota Sodom, karena pagi harinya akan ada azab besar di kota itu sebagai balasan perbuatan tercela kaum nabi Luth.

Akhirnya nabi Luth keluar bersama anak-anak perempuannya dan Istrinya. Pada pagi hari saat matahari mulai terbit terlihat batu-batu besar yang menghujani kota itu, bumi di putar balikkan, musnah semua manusia. Istri Nabi Luth menurut cerita termasuk istri yang durhaka, keikutsertaannya bersama Nabi Luth dan putri-putrinya di iringi dengan keraguan, dan Istri nabi Luth termasuk golongan yang mendapat azab. Di cerita para nabi dikisahkan bahwa tidak semua nabi itu orang yang beriman, salah satunya adalah keluarga Nabi Luth yaitu istrinya. Sedang Nabi Nuh, anggota keluarga yang tidak beriman adalah anaknya, dan semua anggota yang tidak beriman itu merasakan siksa yang pedih akibat perbuatannya.

Coba bandingkan dengan sekarang, praktik homoseks sudah tersebar luas dan tanpa malu-malu. Mereka tampak tidak malu mempertontonkan penyimpangan mereka. Mereka justru tidak mau perilaku mereka dianggap menyimpang, mereka meminta masyarakat menganggap aktifitas mereka adalah wajar dan normal, apakah mereka lupa kalo azab yang di turunkan kepada umat Nabi Luth akibat perbutan homoseks?. Pernah ada di salah satu acara talk show, orang-orang yang melakukan praktik homoseks ini ditanya apakah mereka tidak takut kepada Tuhan, karena perbuatan mereka dianggap melanggar larangan Tuhan? Mereka malah menjawab bahwa justru mereka menjalankan perintah Tuhan untuk memberi cinta dan kasih sayang kepada manusia lain, dan mereka menganggap perilaku mereka adalah wujud dari perintah Tuhan dalam cinta dan kasih sayang, hanya saja dalam bentuk yang beda. Tapi kok bisa sih beralasan seperti itu?

Jaman sekarang malah mungkin lebih parah, mereka sampe perlu meminta pemerintah mereka untuk mengakui keberadaan mereka, salah satunya adalah dengan membuatkan undang-undang yang mengizinkan pernikahan sesama jenis. Lelucon apalagi ini? :( Dan beberapa Negara memang sudah ada yang mengakomodir permintaan mereka. Kalo semua manusia hanya mencintai sesama jenisnya saja bisa habis sudah eksistensi manusia di muka bumi, gak bakal ada lagi keturunan manusia! Meskipun begitu sepertinya Tuhan saat ini masih cukup sabar untuk tidak menurunkan azab yang pedih kepada para manusia-manusia yang melampaui batas seperti umat nabi Luth!

Kalo dipikir-pikir umat jaman sekarang ini dosanya lebih banyak daripada umat-umat yang terdahulu. Kalo kata temen gue, umat jaman dulu jenis dosa yang dilakukan gak sebanyak jenis dosa yang dilakukan oleh umat masa kini! Tuhan masih baik untuk menunda itu semua.

Tapi setelah kejadian bencana alam di Indonesia ini, gue jadi mikir jangan-jangan Tuhan sudah mulai menegur manusia Indonesia supaya kembali ke jalan yang lurus. Kalo menurut Islam, semua orang yang mengakui Islam tidak boleh memiliki Tuhan selain Allah, tapi yang terjadi sebaliknya. Konon di DIY sebagian orang-orang sangat percaya akan kekuatan Nyi Roro Kidul, sehingga apa-apa selalu dihubungkan dengan dia. Secara sadar atau tidak sadar meski mengaku beragama Islam, tetep aja mereka masih percaya dengan Nyi Roro Kidul, dan perbuatan ini merupakan perbuatan Syirik yang merupakan salah satu dosa besar. Meski begitu, anehnya orang sekarang gak sadar-sadar kembali ke jalan yang lurus dan malah gak malu dan terang-terangan berbuat syirik. Lihat aja contohnya di koran-koran, sekarang para dukun gak malu-malu menawarkan iklan kemusyrikan meskipun dengan pemanis kata-kata dari agama. Mereka menawarkan janji kebahagiaan dengan aneka susuk, pelet, jimat, santet, penglaris dan lain-lain. Biar lebih keren, para dukun pun lebih suka menyebut mereka sebagai Paranormal, Supranaturalis, dan lain-lain tapi hakikatnya sih tetep aja Dukun!

Karena berfikir kalo kesialan yang di dapet itu akibat dosa sendiri, gue juga jadi harus jujur mengakui kalo gue pernah mengalami kejadian gak enak dan itu sepertinya akibat dosa gue. Jadi gue pernah kehilangan dompet, isinya sih gak seberapa, tapi di dalem itu ada semua barang penting seperti KTP, kartu ATM, SIM, Kartu Pass, dll. Biasanya gue naro dengan benar, entah kenapa pada suatu hari gue teledor naro dompetnya sehingga dompetnya jadi hilang. Setalah dipikir-pikir kayaknya beberapa waktu sebelumnya gue emang pernah melakukan kesalahan yang kalo menurut gue sih biasa aja karena waktu itu gue lagi kesel, tapi sebenernya itu dosa karena membuat orang jadi sakit hati… dan akhirnya gue harus ikhlas mengakui kalo kejadian yang menimpa gue itu emang layak gue terima, semua itu akibat dosa-dosa yang gue lakukan tanpa gue sadari.… Barangkali kita (kita? Gue kali ya? :p) harus instrospeksi terhadap semua aktifitas yang kita lakukan, menurut kita biasa-biasa aja, tapi boleh jadi itu semua dosa yang seharusnya tidak boleh dilakukan!

Dulu gue pernah kehilangan barang dan uang, setelah diinget-inget, ternyata gue emang lupa bayar zakat, padahal bayar zakat adalah kewajiban dan gue sempat melalaikan itu. Bener emang kata temen gue, Allah menyuruh setiap manusia yang sudah masuk kategori wajib zakat untuk selalu mengeluarkan sebagian hartanya untuk zakat. Jika kita menolak maka Allah pasti akan memaksa kita untuk mengeluarkan uang yang seharusnya itu dengan bentuk atau cara yang lain, entah itu dalam bentuk kehilangan uang/barang, kecopetan, di tipu, kebakaran, kecelakaan, sakit, dan lain-lain. Dan rasanya lebih baik jika kita mengeluarkan uang kita untuk zakat dengan sukarela ketimbang mengeluarkan uang kita dengan cara yang tidak enak seperti disebut tadi… :(

Jadi mungkin saja, bencana alam yang datang bertubi-tubi ini bukan tidak mungkin adalah peringatan dari Tuhan kepada hambanya supaya sadar dan kembali ke jalan yang lurus! Wallahualam… Ampunilah hambamu ini ya Allah…!

HUT Bogor

 Thursday, June 01, 2006

Wah ternyata dah lama juga blog ini gak diisi... Katanya nih (kalo gak salah), tanggal 3 Juni itu hari Ulang Tahun kota Bogor. Nah biasanya pada seminggu sebelum dan sesudah tanggal ulang tahun Bogor, Istana Bogor di buka untuk umum. Waktu SD gw dah pernah ke sini tapi rada-rada lupa gitu deh... nah kalo yang ke dua, gue di ajakin si luluk jalan bareng komunitas sahabat museum (thanx ya luk!). Seru juga bisa main ke istana bogor. Mana waktu pas acara jalan ini, gw sampe telat-telat ditungguin oleh orang-orang waktu mau ke Istana Cipanas sebelum mampir ke Istana Bogor.... (sorry ya luk...!).

Dulu bayangan gue Istana Bogor itu gede buangget.... setelah main ke Istana Bogor dengan komunitas Sahabat Museum, wah ternyata ekspektasi gue terlalu berlebihan. Emang sih istananya gede... tapi gak segede yang gue perkirakan. Oke gue emang salah... gue ngebayangin istana ini segede istana para bangsawan eropa seperti yang ada di film-film barat.

Meskipun begitu... kok gue kayaknya pengen lagi main ke Istana Bogor... :D

(foto: Kota Bogor dari sebelah utara Istana Bogor, credit: luluk -- gak papa ya luk, foto loe gue pajang? :p)