Sambil nunggu donlotan kelar, iseng ah mo nulis :) Jadi dulu gw kadang suka ngeliat acara 'Fear Factor' yah reality show yang nayangin tantangan-tantangan dengan duit yang sangat menggiurkan, kalo gak salah hadiah buat yang juaranya nyampe 50 ribu USD, jumlah yang gede kan? Kalo liat para pesertanya, mereka bener-bener emang niat banget ngelakuin tantangan-tantangan yang pastinya bikin takut ataupun jijik, ngambil sesuatu di kotak penuh ular, atau kalajengking, atau makan-makan yang menjijikan model-model makan usus sapi mentah, atau apalah... tapi salutnya... ada aja yang selalu bisa melewati tantangan itu (demi duit gede... siapa sih yang gak mau? :p).
Oh iya balik lagi ngomongin soal rasa takut, dulu kalo gak salah di film Star Wars episode II apa episode I ya, yang menceritakan kalo Anakin Skywalker diramalkan memiliki masa depan yang gelap, kalo gak salah karena di dalam diri Anakin Skywalker kalo gak salah masih ada rasa takut (kalo salah mohon dimaklum, gw bukan fans Star Wars sih). Waktu pas gue nonton itu, gak sempat mikir kenapa gara-gara rasa takut kok dia susah jadi ksatria sejati... tapi sekarang-sekarang gw pikir itu emang ada hubungannya kali ya.
Pada dasarnya setiap orang memiliki rasa takut, dan rasa takut yang ada dalam diri setiap orang bakal mempengaruhi perilakunya. Tanpa kita sadari sebenernya hampir di setiap dari kita mungkin memiliki rasa takut, seperti takut kepada ketidakpastian, seperti takut akan masa depan. Gw pernah ngalamin, dan mungkin masih... terus gue pernah tanya ke temen gue yang gue anggap dia sudah memiliki sesuatu kelebihan dibanding gue, waktu pas gue tanya apa dia pernah khawatir akan masa depannya dan dia jawabannya pun sama takut juga, takut ketidak pastian.
Mungkin hal yang termasuk ditakuti manusia adalah takut mati dan takut miskin, takut jatoh level sosial dll. Siapa sudi jadi orang miskin? jadi orang miskin kayaknya sih banyakan gak enaknya daripada jadi orang gak miskin. Orang miskin melakukan lebih berat tapi hasil yang didapat lebih kecil ketimbang orang yang gak miskin, udah gitu secara sosial posisinya di masyarakat di anggap 'rendah'. Kalo ngomongin siapa diantara manusia yang paling takut gue rasa justru orang-orang yang dianggap paling banyak memiliki sesuatu.
Orang gak punya mobil gak perlu takut mobilnya bakal dimaling... lha gimana mau takut orang mobil aja gak punya, kalo orang punya mobil pasti jadi tambah rasa takut, takut kalo mobilnya di maling, atau takut kalo cat mobilnya lecet, kalo di lampu merah takut di kepruk sama kawanan perampok dll. Kalo orang miskin dia biasanya gak punya rasa takut lagi untuk jadi orang miskin, gimana mau takut orang dia udah miskin? nah kalo orang kaya pasti lebih takut jadi orang miskin karena didalam benaknya jadi orang miskin gak enak, dia bakal turun level orang-orang yang dulu hormat ke dia karena dia punya harta sekarang takut orang gak akan hormat lagi sama dia karena dia udah gak punya harta, dulu dia bisa tidur nyenyak di kasur yang empuk dan nikmat, kalo jadi orang miskin mungkin harus tidu di kolong jembatan, atau tempat yang gak enak, banyak kutu, mana kalo ada kamtib bakal di uber-uber, kalo kaya bisa beli makanan enak yang dimau, kalo jadi orang miskin makan sehari aja belum tentu kali, masih sukur deh kalo masih idup, pokoknya gak enak lah jadi orang miskin...
Para pejabat takut turun jabatan soalnya kalo udah gak ngejabat, dia gak bakal punya kuasa, dia gak bisa merintah-merintah orang seperti biasa, kalo jadi pejabat tanpa diminta orang-orang bakal dateng ke dia sambil tidak lupa bawa hadiah-hadiah, kalo berkunjung ke daerah selalu dapet fasilitas, kalo dijalanan orang-orang disuruh minggir supaya mobil para pejabat bisa lewat, wah kayaknya enak deh. Nah kalo dah gak jadi pejabat mana bisa kayak begitu...
Karena takut turun level entah turun level secara kekayaan atau strata sosial biasanya mereka lebih reaktif ketimbang orang yang levelnya lebih rendah. Coba kalo kita baca atau denger berita akhir-akhir ini, karena alasan ekonomi yang buruk banyak perusahaan harus mem-PHK karyawannya, level karyawan yang di PHK biasanya level rendah yang pastinya gajinya udah pas-pasan dan kalo di PHK bakal gak ada penghasilan, kenapa gak para bos dan pemilik modal yang berkorban, misal mereka gak perlu nerima bonus tahunan, atau mereka mengurangi gaji mereka. Tapi apa mereka mau? kayaknya mustahil kan? Kalo mereka harus mengurangi gaji atau bonus mereka, gaya hidup mereka yang sudah dibangun harus dikurangi levelnya... Gue rasa mereka pada akhirnya takut kalo kenikmatan yang telah mereka terima akan pergi dari mereka...
Contoh yang lain mungkin kita pernah rasakan, punya presiden yang menjabatnya lama banget ampe lebih dari 30 tahun, kenapa dia gak dari dulu-dulu aja berhenti waktu dia udah ngejabat selama 10 tahun gitu... gue rasa dia takut kalo habis gak jadi presiden dia gak bakal menikmati fasilitas seperti waktu jadi pejabat. Setiap ada orang populer dia bakal waspada, khawatir kalo-kalo orang yang populer ini suatu saat akan menggeser popularitas dia, kalo itu bawahannya maka bakal disingkirin dari posisinya... kalo ada orang yang mengkritik dia, maka dia bakal masukin ke penjara dengan tuduhan subversi... sebenernya masalahnya sederhana dia gak mau ada orang yang ngutak-atik posisinya sebagai pejabat, karena dia takut menghadapi kenyataan kalo akhirnya dia gak menjabat.
Untuk kasus takut kehilangan jabatan contohnya cukup banyak, seperti Joseph Stalin pemimpin Uni Soviet yang gak segan-segan menghabisi lawan-lawan politiknya seperti Trotsky supaya dia mulus jadi pemimpin tertinggi. Kalo di Cina mungkin kasus Partai Komunis, meski komunis internasional sudah hancur, tapi partai ini tetap di pertahankan meskipun pada prakteknya mereka sudah sama sekali tidak menjalankan ajaran komunis, mereka tetap berkeinginan mempertahankan Partai Komunis semata-mata mempertahankan posisi-posisi strategis mereka sebagai pemimpin, kalo partai Komunis hancur, maka bisa dibayangkan akan banyak pejabat-pejabat komunis yang sekarang sudah menikmati hidup karena posisinya mereka bakal kehilangan posisi, disamping bakal ada kemungkinan para pejabat-pejabat bakal kena perhitungan oleh orang-orang yang membenci sepak terjang mereka selama menjabat menjadi pejabat partai.
Demi menjaga posisi mereka, mereka tak segan-segan menggunakan cara-cara yang tidak bermoral seperti membunuh, mengintimidasi, menyiksa dll untuk orang-orang yang dianggap menggoyang posisi status quo mereka. Stalin bahkan pernah mengatakan "Kematian satu orang manusia adalah tragedi, tapi kematian jutaan orang hanyalah masalah statistika". Ketika tahun 1989 timbul gerakan mahasiswa di China yang menginginkan penyelenggaraan lebih terbuka dengan penerapan sistem demokrasi, para pejabat komunis tahu kalo sistem demokrasi ditegakkan maka cara-cara pemaksaan dari partai komunis selama ini akan dipertanyakan maka mereka menganggap demonstrasi mahasiswa yang dilakukan di lapangan Tianemen dianggap mengganggu stabilitas negara, utamanya kekuasaan partai Komunis. Deng Xio Ping yang menjadi pemimpin saat itu tegas memerintahkan tentaranya untuk membunuh para mahasiswa yang sedang protes secara damai sehingga timbul peristiwa berdarah di lapangan Tianemen yang dikutuk oleh banyak negara di dunia. Deng Xio Ping berkata "Lebih baik membunuh 200 ribu orang demi kestabilan selama 20 tahun" jelas karena mereka takut posisi mereka nanti tidak stabil, jadi mereka lebih memilih membunuh orang. Semua kelakuan ini kalo ditelusuri ya buntut-buntutnya karena mereka takut kalo partai hancur, mereka (para pejabat komunis) juga akan ikut jatuh... Dan demi mempertahankan mereka di posisi yang sekarang mereka lebih rela membunuh orang lain dari pada mereka harus turun jabatan. Betapa jahatnya rasa takut jika menghinggapi orang yang punya kekuasaan... (termasuk orang-orang kaya juga)
Untuk kasus yang lain mungkin kita bisa lihat Amerika, selama ini mata uang mereka USD secara tidak resmi sudah dijadikan standar pembayaran uang, kalo mau transaksi ya pake dollar. Tapi kata siapa gitu, sebenernya uang dollar itu tidak memiliki arti apa-apa kalo nanti orang menggunakan standar pertukaran mata uang selain dollar, misal euro. Hal ini terjadi karena setiap dollar yang dicetak tidak didukung dengan backup, biasanya kalo suatu mata uang diterbitkan maka pemerintah menyediakan logam emas sebagai backup, jadi kalo terjadi apa-apa dengan mata uang itu, setidaknya ada harapan emas yang di cadangkan bisa di manfaatkan, nah di amerika sejak PD II kalo gak salah setelah pertemuan di "Bretton Woods" setiap dollar (USD) yang dicetak tidak digunakan dengan backup, jadi kalo nantinya ada apa-apa dengan dollar maka mereka tidak bias banyak menolong karena mereka tidak memiliki backup emas, bahkan ada yang bilang jika situasi itu terjadi maka kertas uang dollar tidak akan lebih berharga ketimbang kertas toilet.
Sekarang ada kecendrungan mata uang Euro mulai menguat dan amerika khawatir kalo sampai Euro yang nantinya dijadikan standar pembayaran, maka orang-orang yang punya dollar bakal menukarkan uangnya dengan Euro dan berarti mau gak mau bank sentral amerika (The Fed) harus mengambil dollar yang mereka terbitkan dan menukarkan dengan Euro, nah masalahnya gimana mereka (The Fed) bisa memberikan Euro karena bank sentral gak punya cadangan Euro, mau beli Euro dari pasaran juga gak bisa karena saat uang dollar mereka di terbitkan mereka tidak membackup dengan emas jadi... ya saat itu bisa dikatakan ekonomi amerika bisa jatuh hanya dalam hitungan hari (btw itu juga kata orang lhooo... gw juga gak terlalu tau habis bukan orang ekonomi sih... :p).
Karena takut akan terjadinya bencana itu, maka katanya sih pemerintah amerika berusaha memperluas kekuatan militernya untuk melindungi sumber penting bagi hajat hidup orang banyak, contohnya Minyak! Negara industri manapun selalu membutuhkan minyak karena minyak hingga kini masih menjadi sumber energi yang utama, tanpa energi tak ada produksi, tak ada produksi berarti tak ada pendapatan, tak ada pendapatan artinya miskin! Diharpakan dengan menguasai sumber energi mereka dapat memaksa orang-orang atau negara-negara yang akan beralih menggunakan mata uang lain di ancam dengan tidak akan mengirimkan minyak ke negara mereka, makanya gak heran demi menguasai sumber minyak di seluruh dunia seperti di Afghanistan dan Irak. Kalo mereka menggunakan alasan bahwa penyerangan mereka kesana karena disana tidak ada HAM, kenapa mereka tidak melakukannya ke negara yang lain model-model di afrika karena disana lebih banyak pelanggaran HAM, tapi nyatanya tidak dilakukan, karena disana tidak ada minyak...
Tapi disisi yang lain rasa takut itu bisa menjadi positif, contohnya orang takut kena siksa di alam setelah hidup (akhirat) maka mereka akan takut untuk melakukan perbuatan yang dilarang oleh ajaran agama mereka, kalau sampe terjadi kenapa orang sekarang lebih banyak melanggar ajaran agama, semata-mata mereka lebih takut akan menjadi miskin daripada masuk neraka, karena memang untuk saat ini sengsaranya jadi miskin lebih nyata ketimbang Neraka. Kemiskinan kita rasakan, Neraka tidak kita rasakan sekarang. Kalo ngeliat gitu memang ada kalanya rasa takut memang harus ada, dan diperlukan...
Tapi susah juga ya menghilangkan rasa takut dari diri ini, mungkin orang yang sudah mentalnya terlatih saja yang bisa mengendalikan perasaan takutnya. Suatu ketika gw cerita ke temen tentang rasa takut gw terhadap sesuatu, dia cuma bilang "Ya lahaulla wala kuata... aja deh!" (ejaannya bener gak ya?) entah kenapa, sepertinya kata-kata itu sedikit bisa menentramkan hati meski gue juga gak tau apa arti dan maknanya... hmmm...
0 Comments: