Wanita & Berlian

 Wednesday, April 20, 2005

Kebetulan gue kembali teringat dengan cerita si Rhama temen gawe gue. Dia cerita dulu dia punya temen cewek di SMA yang lumayan akrab dengan dia. Cewek ini katanya sih (sepertinya) lumayan kuat dalam menjalankan agamanya, kepalanya di tutupi oleh jilbab dan kalo bergaul dengan laki-laki menjaga jarak, jangankan bersalaman, bersentuhan kulit dengan bukan mukhrim pasti bakal di hindari. Selain itu temannya ini juga aktif dalam berbagai kegiatan keagamaan, bahkan temen gue ini cerita kalo pas perpisahan SMA temennya ini sempat menasehati supaya tetap berjuang di jalan yang di rhidoi-Nya.

Setelah lulus SMA, Rhama kuliah di Depok, temen ceweknya itu kuliah di salah satu PTN di Bandung. Setelah menjalani hidup masing-masing, tiba-tiba si Rhama dengar kabar kalo teman cewek-nya itu mendapat "musibah". Si rhama dapet kabar kalo temen ceweknya itu ternyata udah hamil. Berita kehamilan itu memiliki makna yang berbeda-beda tergantung situasi, kalo kehamilan terjadi setelah menikah, maka berita kehamilan adalah kabar gembira sekaligus anugrah, tapi kalo sebelum menikah ada berita kehamilan... mungkin judul-nya bukan anugrah lagi tapi bisa jadi "musibah", "malapetaka", dll. Dan temennya si rhama ini secara tidak di duga hamil dari hubungan di luar pernikahan.

Kalo denger ceritanya si rhama agak miris juga gue dengernya... ternyata dunia penuh manusia beraneka warna. "Wanita baik-baik" itu mungkin kesan yang gue tangkep dari cerita rhama tentang temannya wanita. Gue yang denger cerita gak habis pikir kok bisa ya wanita baik-baik seperti yang di ceritakan kok bisa berubah 180 derajat, dan yang lebih mengherankan gue, lelaki yang menghamili adalah orang yang secara keyakinan beragama berbeda dengan wanita itu. Gue sempet komentar ke si rhama "Beneran ma cerita loe itu?" saking gak percaya karena kalo denger dari ceritanya rhama adalah wanita yang baik-baik tiba-tiba bisa tergelincir pada perbuatan dosa besar...

"Kok bisa sih ma... temen loe yang keliatannya baik-baik bisa sampe kayak gitu..?" sempet gue nanya sama si rhama. Dan jawaban si rhama dengan santai... "Itulah cewek, kalo ada bagian dari hatinya yang bisa di 'pegang' oleh cowok... maka di suruh apa aja cewek itu pasti mau nurutin apa yang di mau cowo itu...". Mungkin bener apa kata loe itu ma...

Jadi teringat dengan salah satu ungkapan, bahwa sebaik-baiknya perhiasan dunia adalah wanita yang saleh. Kalo untuk perhiasan dalam arti yang sebenarnya mungkin akan banyak manusia yang setuju kalo Berlian/Intan adalah salah satu materi yang berharga. Bahkan nama materi itu pernah diabadikan menjadi sebuah lagu yang berjudul "Diamond is a Girl Best Friend".

Pernah denger lelucon, ada seorang istri ahli kimia yang ingin di belikan berlian oleh suaminya. Besoknya sang suami membawa kotak berwarna merah yang indah. Gembiralah hati sang istrinya karena menduga yang berada di dalam kotak itu adalah berlian permintaannya, waktu kotak di buka, ternyata isinya adalah arang (areng?). Terang saja si istri marah, tapi dengan santainya sang suami menjawab kalo arang itu unsur kimia penyusunnya sama saja dengan berlian... sama-sama karbon.

Sampe sekarang kalo denger cerita bagaimana terbentuknya karbon arang menjadi karbon berlian gue masih terkagum-kagum. Dengan tekanan yang sangat keras dari perut bumi selama beribu-ribu sampai berjuta-juta tahun akhirnya struktur karbon arang yang acak saat menjadi berlian yang struktur karbonnya 'teratur'. Ketika masih menjadi arang sedikit manusia yang menginginkannya... ketika karbon telah menjadi intan berlomba-lomba manusia menginginkannya... padahal keduanya sama... sama-sama karbon

Selain itu berlian/intan di percaya sebagai materi yang terkeras yang ada di muka bumi, sehingga tak heran setiap pengeboran ke dalam perut bumi seperti pengeboran minyak banyak memanfaatkan intan sebagai mata bor. Semua batu kuat yang ada di perut bumi akhirnya harus hancur jika bertemu dengan intan. Ketika tau cerita ini gue sempet kepikiran.. hebat banget varian unsur karbon ini... Setelah itu timbul pertanyaan kalo memang berlian/intan di percaya sebagai materi terkeras yang ada di muka bumi, kenapa manusia masih bisa memanfaatkannya sebagai perhiasan. Bentuk perhiasannya pun bermacam-macam, dan itu berarti bahwa berlian itu bisa di bentuk. Padahal katanya berlian itu benda terkeras di bumi tapi kok bisa juga di bentuk, berarti ada lagi materi yang lebih keras dari berlian?

Ternyata dibalik kekuatannya, berlian tetap memiliki kelemahan. Katanya dengan alat tertentu dan dengan memilih sudut tertentu dari berlian inilah ahli berlian dapat membentuknya menjadi perhiasan yang sangat-sangat bernilai. Ternyata adakalanya kelemahan tetap di perlukan. Tanpa kelemahan mungkin berlian tidak akan bisa di bentuk menjadi perhiasan yang indah karena tidak ada alat yang mampu membentuknya.

Dan kalo di kaitkan lagi dengan cerita temennya si Rhama tadi, gue anggap aja temennya itu adalah seorang berlian yang kuat. Sayangnya berlian yang indah dan kuat ini sebagaimana berlian pada umumnya tetap memiliki kelemahan. Berlian itu kutak-kutik oleh orang yang mengetahui titik lemahnya sebuah berlian. Kalo yang ngutak-ngutik itu orang yang berhak (dan ahli) tentu tidak masalah... tapi yang ngutak-atik berlian ini bukanlah orang yang berhak. Barang yang di utak-atik kelemahannya kelemahan, jika dilakukan oleh orang yang berhak dan ahli tentunya bisa menjadi produk yang baik, tapi sebaliknya jika diutak utik oleh orang yang gak ahli lebih-lebih tidak berhak malah menjadikan barang itu menjadi cacat. Barang yang cacat tentunya memiliki nilai jual lebih rendah dari barang yang sempurna...

Sayang orang sebaik itu kehormatannya harus jatuh pada orang yang belum sah memilikinya... Mungkin emang bener omongannya si rhama, "kalo cowok sudah menguasai bagian terpenting dari hatinya cewek, permintaan cowok akan dituruti". Kalo kata Pat Kai (spell?) siluman babi dalam lakon Kera Sakti mengatakan "Beginilah cinta... deritanya tiada terperi..." (eh bener gak sih si pat kay ngomongnya gitu... :p)

Oh iya besok (21 April) kalo gak salah di Indonesia bakal di peringati sebagai hari kartini. Beruntung wanita sekarang sebagian sudah memiliki kesempatan yang sama dengan laki-laki , semoga kesempatan itu tidak membuat wanita melupakan kodratnya sebagai wanita... kalo kata seorang pemuka agama, laki-laki dan wanita di memang di ciptakan berbeda, tapi bukan untuk saling bersaing tapi saling melengkapi... Semoga dengan memperingati hari kartini yang wanita semakin maju namun tetap sadar akan kodratnya, dan yang pria semakin menghargai dan menghormati wanita... Lebih-lebih ada pepatah yang menyatakan "wanita adalah tiang negara". Jika wanita hancur moralnya maka kehancuran moral bangsa itu tinggal tunggu waktu saja...

Masih pantaskah di zaman seperti ini untuk mempertanyakan moral? Apa gue sendiri orang yang bermoral?

7 Comments:

Anonymous Anonymous said...

Menikah adalah prosesi ritual. Ada hal yg lebih essensi dari itu, masalah hak-kewajiban, tanggung jawab.
Apalagi masalah agama, man..itu masalah personal, sangat personal, hubungan elo dengan yg di atas. SARA menilai baik buruknya orang hanya karena pasangannya berbeda keyakinan.

Manusia sama vi, gua ama elo sama. Bukan karena agama, elo lebih mulia dari gua dan sebaliknya, tapi karena perilaku.

Kembali masalah menikah, apakah kehamilah diluar nikah sebuah bencana? Gua kira lebih tepat disebut aib. Aib karena budaya kita belum bisa menerima. Aib yg mendorong munculnya (Amanda-Ronald)2x yg lain.
Gua sering denger "Gua malu ama tetangga!, Aib ini!". So, kalau masih kayak gitu, kenapa nggak malu ketika berhubungan badan. Orang2x kayak gini nih mau enaknya sendiri.
Anak adalah anugerah terlepas kapan pun datangnya.

Hoki

Thursday, April 21, 2005 2:35:00 AM  

Blogger alvifauzan said...

Benar masalah agama adalah masalah yang personal dan gue sama sekali gak bermaksud SARA dengan menonjolkan baik dan buruknya seseorang berdasarkan keyakinan.

Gue nulis ini hanya refleksi dari rasa herannya gue (lagi-lagi gue jadi orang yang gampang heran) bahwa ternyata manusia itu memang tempatnya berbuat khilaf, dan dunia ini ternyata penuh dengan manusia yang beraneka ragam. Sama sekali tidak ada maksud untuk menilai baik dan buruknya seseorang hanya karena berbeda keyakinan, kalo memang terkesan seperti itu, maafkanlah kebodohan gue dalam merangkai kata-kata...

Apakah kehamilan di luar nikah suatu bencana...? gue sih berpendapat kemungkinan besar ya jika memang tidak ada persiapan dari pasangan yang bersangkutan... karena sesuatu yang tidak dipersiapkan dengan baik bisa menjadi bencana. Orang mau pergi ke suatu tempat aja perlu persiapan, entah itu nyiapin ongkos, bekal, cari kendaraan dll.

Kalo orang sudah menikah setidaknya mereka bisa mempersiapkan berbagai hal untuk menyambut kedatangan anak. Jika suatu hubungan dilakukan tanpa berfikir jangka panjangnya & tanpa persiapan yang lebih lanjut, maka resiko seperti hadirnya manusia baru bisa-bisa akan dikalahkan oleh kesenangan sesaat.

Ketika mental tidak dipersiapkan, maka bukan tidak mungkin manusia bisa menjadi nekat mengambil jalan pintas seperti menggugurkan kandungan. Padahal katanya segalak-galaknya macan dia tetap sayang pada anaknya, tapi manusia? karena tidak siap mental manusia bisa jadi tega membunuh anak bahkan ketika masih dalam bentuk janin.

Gue pernah nonton acara talk show tengah malah kalo gak salah nama acaranya Jenny Jones Show, dan di salah satu episodenya ada nara sumbernya mengatakan bahwa umumnya anak yang di besarkan tanpa ayah memiliki resiko yang besar untuk menjadi korbak kekerasan & seksual, lebih mudah frustasi, mental yang lebih labil dll. Pada umumnya anak yang dibesarkan tanpa ayah lahir dari hubungan di luar ikatan pernikahan begitu katanya...

Terlepas dari berbagai masalah, seharusnya memang kehadiran anak adalah anugrah, hanya saja kalo lingkungan tidak siap menerima tentunya ini bisa menjadi bencana, baik bagi lingkungan ataupun si anak. Sayang kalo anak manusia yang lahir tanpa dosa pada akhirnya harus menjadi seperti itu...

Terus terang gue juga sebenernya takut & tidak siap kalo suatu saat gue melakukan hal seperti yang gue ceritakan (alias kemakan omongan sendiri). Gue mungkin udah tau sebagian besar apa aja yang baik tapi gue gak yakin apakah nantinya gue bisa konsisten untuk menjadi orang yang baik... Maklum jaman sekarang ini godaannya dunia begitu dahsyat... :( Ah kalo boleh milih gue sih pengen jadi orang yang baik-baik aja deh :)

Thursday, April 21, 2005 2:02:00 PM  

Anonymous Anonymous said...

pasti itu cewe fanatik. Cewe fanatik yg menganggap cewe non-jilbab lebih rendah dari jilbab. Banyak cewe jilbab menyayangkan cewe lepas jilbab, padahal cewe jilbab banyak yg ngaco! Banyak jumlahnya, liat aja film "mahakam". Kalo yg lurus biasanya otaknya bego (sperti kasus di atas). Ada cewe jilbab di fisip udah punya suami ngajakin selingkuh, gara-gara berantem mulu sama suaminya dan dia ilfil sama suaminya! Gue yg langsung muak liat dia! dan bikin gue ilfil sama cewe2 jilbab. Ngga ada bagus-bagusnya ternyata. Luar dalam norak.
Masih jauh lebih bagus wanita-wanita non-jilbab. Jilbab itu lambang kemunafikan belaka. Palsu. Jgn percaya sama kepalsuan.

Thursday, April 21, 2005 2:23:00 PM  

Blogger alvifauzan said...

Buat bung/nona? Anonymous rasanya juga tidak bijak jika mengatakan "cewe jilbab banyak yg ngaco" mungkin ada tapi apa benar sampai banyak? lebih-lebih kata banyak itu maknanya relatif...
Kayaknya gak semua orang yang pake jilbab itu munafik, mungkin mereka-mereka itu hanya oknum, bukan keseluruhan...

Ternyata memang berat menjalankan perintah agama. Jika tidak bisa menjaga sikap sesuai dengan tuntunan agama orang malah balik berprasangka yang bukan-bukan...

Thursday, April 21, 2005 5:39:00 PM  

Anonymous Anonymous said...

aslm, wah diskusinya berat nih :p
Setelah baca ada dua hal yg pengen gua tulis:

1. "Manusia sama vi, gua ama elo sama. Bukan karena agama, elo lebih mulia dari gua dan sebaliknya, tapi karena perilaku."
Gua rada kurang setuju juga, soalnya pendapat ini sama stereotip. Banyak emang orang beragama yang kelakuannya buruk, tapi kita sama2 tau yang salah orangnya, bukan agamanya. Tapi kalo trus dibalik jadi lebih mulia karena perilaku, ini mulia di mata siapa? Manusia, iya mungkin. Tapi prilaku lu juga gak 100% orang lain tau kan. Jadi kayaknya gak usah mbandingin mulia siapa dari siapa, kalo konteksnya masih sesama manusia. Cukup di kalimat pertama aja, kita manusia sama aja.

2. Cewek jilbab ngaco, munafik, iya sure, we're humans. Tapi inget dong, jangan stereotip! Kalo seorang cewek pake jilbab (yg beneran loh, bukan kerudung gaul) karena dia takut sama Allah, taat sama perintahnya, dan karena taat itu, syariat dan petunjuk2 lainnya juga dia jalankan, walaupun susah nyampe 100% tapi kita harusnya bisa liat akhlaqnya pasti bagus. But then again, gak semua manusia bisa jalanin agamanya dengan benar, semua agama. Masa karena lu ketemu satu orang yg fisiknya beragama tapi hatinya enggak trus lu stereotipkan semuanya gitu, haha.. lucu lu.
"Kalo yg lurus, pasti bego", duh,... lu dah bikin tesis buat teori lu ini :) Plis deh ah, emang berapa orang sih yang lu kenal jalannya lurus dan dia bego?

~keepcool

Friday, April 22, 2005 9:54:00 AM  

Anonymous Anonymous said...

yeah, and jilbab is getting to be nonsense! Many persuade women to wear jilbab and they're getting on their nonsense stupidity.

~chillax!

Monday, April 25, 2005 3:35:00 PM  

Anonymous Anonymous said...

yeah, and jilbab is getting to be nonsense! Many persuade women to wear jilbab and they're getting on their nonsense stupidity.

~chillax!

Monday, April 25, 2005 3:35:00 PM