Pekerjaan Kemarin & Karir Masa Depan?

 Friday, August 27, 2004

Duh gara-gara lembur kemarin, gue sampai kurang tidur... kemarin, jam 5 pagi coba tidur di kursi agak lumayan sih, cuma gak nyaman-nyaman banget (ya iya lah...) bangun jam 7.30 paginya... siang gak sempat tidur siang untunglah siangnya sempet ngobrol bareng anak-anak pas makan siangnya sehinggak gak terlalu ngantuk.

Server Acer pinjeman dodol, ngakunya bisa 4 prosesor, taunya cuma 1 prosesor! minjemin gak niat banget sih... udah gitu dari 3 web server cuma server itu yang hang... pagi & sore harinya gue musti restart tu server dodol... huh menyebalkan sampe-sampe gue di sindir sama orang UPT masak sehari sampai 2 kali restart.

Dan kemarin ada problem yang gak tau kenapa masalahnya. Isi record dari Database-nya hilang... alhasil banyak dari peserta pelatihan gak bisa login!. Masih misteri kenapa record-nya sampai hilang -- human error kah?

Untunglah hari-hari "harus menginap" sudah hampir selesai... Semalam tidur di rumah, lumayan cepet sih jam 10.00 udah tidur cuma bangunnya wah jam 10 pagi (meneruskan tidur setelah sholat shubuh :p). Pas tidur pagi, gue mimpi tuh nama gue terpilih sebagai anggota legislatif (gak nyambung banget sih!). Kata orang mimpi itu adalah refleksi dari alam bawah sadar kita ataupun dari kejadian sehari-hari yang kita alami. Nyatanya selama ini gue gak pernah deh kayaknya ngehayal jadi anggota legislatif... jadi penguasa Indonesia sih iya gue pernah punya cita-cita :p

Tapi di mimpi itu gue gak sempat berhasil resmi jadi anggota legislatif (kasian deh lu!). Jadi di mimpi pagi (atau siang hari sih?) pas mau di sumpah tiba-tiba terjadi suatu peristiwa, dan gue gak tau apa peristiwa itu sampai-sampai menyebabkan gue gagal mengambil sumpah sebagai anggota legislatif hehehehehe. Dan yang gue heran gue jadi anggota legislatif juga gak tau dari partai politik mana gak jelas!, ya namanya juga mimpi (lebih-lebih mimpi di pagi/siang hari ke valid-annya patut dipertanyakan, tak bermakna!)

Nah kalo hari ini setelah datang siang hari, di pos satpam fasilkom depan, ada kesempatan berkarir sebagai abdi negara. Nah karirnya itu menawarkan posisi sebagai Perwira Pertama Tentara Nasional Republik Indonesia. Brosurnya seperti ini:


Brosur menjadi prajurit karier di jajaran TNI

Wah gue sempet bingung nih, coba gak yah? :) Entah kenapa kok kadang gue ada rasa tertarik juga untuk coba-coba ngelamar. Lulus dari pendidikan TNI ini nantinya akan mendapatkan pangkat sebagai Perwira Pertama, yaitu Letnan Dua.

Ada-beberapa alasan yang gue menjadi pro/kontra untuk ikutan menjadi seorang militer.

Alasan Ingin:

  • Gue suka seneng dengan kisah-kisah yang berlatar belakang kesuksesan suatu peperangan (Seperti kisah Perang Roma, Napoleon Campaign, Hitler Campaign, Gerilya Jendral Sudirman dll)
  • Alasan (sok) Nasionalis, membela bangsa dan negara dari ancaman luar :)
  • Gue suka main game strategi yang juga ada bumbu perangnya (Seperti Pharaoh, Blitzkrieg, Rise of Nation, dan sekarang lagi cari Medieval Total War)
  • Barang kali masuk tentara akan membuat fisik gue lebih OK dari yang sekarang dan mungkin juga menambah rasa disiplin gue.

Hmmm secara sepintas sih alasan pro gue kurang mendukung banget.. hanya faktor emosional aja...

Gue tetep gak yakin, karena gue punya pendapat untuk menolak menjadi tentara (ataupun jadi Intelejen) karena:

  • Menjadi tentara lebih banyak dimanfaatkan sebagai alat kekuasaan suatu rezim (pemerintahan), dan bukan sebagai alat dari Negara (Ingat Pemerintahan tidak sama dengan Negara)
  • Konsekuensinya dari rantai komando dalam ketentaraan, gue harus tunduk pada ambisi komandan, meskipun gue tidak setuju dengan sikap-sikapnya
  • Dari dulu gue kurang suka dengan hal-hal yang berbau fisik, bahkan berolah raga pun gue ogah-ogahan :p. Gue sempet malu waktu ada orang nyangka gue suka olah raga gara-gara waktu ngeliat fisik gue seperti: bahu gue yang lebar dan badan yang tinggi dll ;p
  • Keyakinan fisik gue yang rada lemah semakin dibuktikan waktu pas gue dan temen gue main ke gunung gede. Tapi jangan salah meskipun fisik gue "rada" lemah kalo buat diajak naik gunung, lari, dll, frekuensi gue ke dokter itu bisa diitung dengan jari lho semenjak gue SMA. Bahkan waktu pas kuliah mungkin (kalo gak salah inget) gue belum pernah ke dokter :p (kalo ke dokter gigi gue anggap lain lagi hehehe)
  • Kalo nonton film perang, gue ngeri kalo sampai jadi veteran yang cacat :p (duh mental kayak gini gimana bisa jadi tentara). Untuk menghilangkan masalah ini, gue mungkin butuh di doktrin biar gak takut mati/cacat, so berarti gue membutuhkan komandan yang gue hormati/kagumi untuk mendoktrin gue.
  • Nah masalahnya gue memandang petinggi-petinggi TNI di negara ini saat ini tidak ada yang seperti Jendral Soedirman: Bersahaja, sederhana dan yang pasti berani berkorban demi rakyat, bangsa dan negara. Petinggi TNI yang sekarang (meski tidak semua) kebanyakan dari mereka berani mengorbankan rakyat bangsa dan negara demi tujuan pribadinya!. Sehingga mereka tidak layak/pantas mendoktrin gue untuk rela berkorban sampai mati/cacat demi ambisi mereka!!! Dana kesejahtraan prajurit harusnya untuk prajurit, yang ada malah untuk kesejahteraan perwira-perwira yang sudah tajir itu... cepet mampus aja buat perwira korup & yang tidak mementingkan bawahannya!!!.
    Jadi inget dengan suatu cerita dari Cina (kronologis ceritanya sih gue gak tau, hanya kira-kiralah): Bahwa ada seorang Jendral yang sangat disegani oleh bawahannya. Suatu hari ada seorang prajurit yang terluka akibat peperangan, akhirnya karena infeksi atau apalah, dari tubuhnya keluar nanah yang pastinya menjijikkan. Semua orang begitu takut dekat dengan prajurit itu. Tapi sang jendral tanpa rasa takut/jijik dia coba obati luka prajurit itu, sampai sampai nanah yang ada tersebut di ambil langsung dengan mulutnya!. Cerita jendral yang menolong prajurit itu sampai kepada ibu dari prajurit yang ditolong itu. Sang ibu menangis tersedu-sedu, kata yang menceritakan kejadian itu kepada si Ibu: "Seharusnya ibu bangga seorang jendral langsung memberikan perhatiannya langsung kepada prajuritnya". Sang Ibu dari prajurit lalu membalas "Justru itu, suami ku dan anak ku yang lain pernah pula ditolong oleh jendral seperti itu, hasilnya adalah mereka menjadi prajurit yang loyal kepada jendral itu, sampai-sampai mereka merelakan semua hidupnya bertempur dengan sang jendral hingga mati, dan kini anak ku akan mengikuti jejak mereka (hingga mati membela jendral itu)" Huuuh... kalo ada jendral di Indonesia yang seperti itu gue mungkin mau deh jadi tentara!

So kesimpulannya gue masih pusing nih apakah akan menjadi seorang sipil atau seorang militer.

0 Comments: