Kompleks Pemakaman Imogiri

 Monday, June 14, 2004

Hari ini (14 Juni 2004) rencananya Paku Buwono XII akan di kebumikan di Imogiri tempat peristirahatan terakhir para raja-raja Mataram, baik dari Kesultanan Yogyakarta ataupun Kasunanan Surakarta. Berita foto pemakamannya dapat di lihat di detik.com hari senin ini

Letak Imogiri yang berada 12 Km dari kota Yogyakarta. Tempat ini di dirikan oleh Sultan Agung Hanyokrokusumo yang dipercaya sebagai raja ketiga dari Kerajaan Mataram. Kompleks pemakaman ini di dirikan pada tahun 1645. Pengunjung yang akan memasuki kawasan ini harus menggunakan pakaian tradisional jawa. Untuk mencapai makam raja di puncak yang tertinggi, pengunjung harus menapaki tangga sebanyak 345 anak tangga. Sumber jogja.com

Pernah saya membaca dari suatu artikel, bahwa Sultan Agung Hanyokrokusumo merupakan raja Mataram yang terbesar dalam sejarah Mataram. Kerajaan Mataram yang dimaksud adalah Kerajaan Mataram Islam, setelah sebelumnya di tanah jawa pernah berdiri kerjaan yang sama yaitu Mataram. Para ahli biasanya menyebut kerajaan ini sebagai Mataram Kuno atau Mataram Hindu. Saat itu islam merupakan ajaran yang mulai berpengaruh di tanah jawa. Setelah runtuhnya Majapahit yang beragama Hindu dan di gantikan oleh Kerajaan Demak yang Islam.

Banyak orang yang percaya (termasuk saya) bahwa Islam di sebarkan oleh para wali yang jumlahnya sembilan orang atau lebih sering juga disebut sebagai Wali Songo. Menurut suatu artikel yang saya lupa sumbernya, para wali ini dimakamkan di puncak-puncak gunung. Letak pemakaman yang berada di gunung ini melambangkan kedudukan para wali yang tinggi dimata masyarakat. Mengingat tingginya pengaruh para wali di hadapan masyarakat, maka untuk menarik simpati masyarakat, Raja Mataram saat yaitu meminta izin ke raja islam yang berkuasa di timur tengah agar dapat mempergunakan gelar sultan. Dengan gelar sultan ini diharapkan rakyat akan tunduk dan patuh sebagaimana mereka tunduk kepada para wali (songo).

Untuk menambah legitimasi di hadapan masyarakat, maka Sultan Agung Hanyokrokusumo mendirikan kompleks pemakaman keluarga yang letaknya tinggi di gunung sebagaimana tingginya letak makam para wali-wali. Kompleks pemakaman raja-raja mataram ini lah yang saat ini lebih dikenal sebagai Imogiri.

Entah kebetulan atau memang sengaja, mantan presiden Soeharto pun mendirikan kompleks pemakaman keluarga yang dinamakan kompleks Astana Giri Bangun yang letaknya juga di daerah pegunungan di daerah Solo. Saya sempat berfikir, jika beliau mecoba meniru membangun kompleks pemakaman keluarga di Astana Giri Bangun seperti halnya para raja-raja mataram terdahulu di Imogiri, maka saya berfikiran bahwa mantan presiden Soeharto ini secara tidak langsung merasa bahwa dirinya ini adalah seorang raja (dari kerajaan yang bernama Indonesia). Benar apa tidak? Hanya Allah yang tahu...

Poin apa yang ingin saya kemukakan di tulisan saya ini, saya juga kurang tahu persis :) hanya saja mungkin saya berfikiran bahwa lokasi pemakaman dapat menentukan keagungan dan posisi terhormat (gengsi) seseorang setelah wafat di mata masyarakat. Tapi menurut saya hal yang terpenting adalah bukan lokasi ataupun bentuk makam yang menentukan tinggi/tidaknya seseorang dimata manusia, melainkan bermanfaat atau tidaknya seseorang semasa hidupnya bagi lingkungan di sekitarnya tempat di hidup.

Seperti kata pepatah "Gajah mati meninggalkan gading, Harimau mati meninggalkan belang, Manusia mati menginggalkan nama". "Nama" atau image (itu yang saya fikir) akan tinggalkan oleh manusia saat ajal datang menjemput, bagai mana nilai kita dimata masyarakat yang kita tinggalkan, semuanya di tentukan oleh kita sendiri. Semoga suatu saat ketika saya/kita wafat, sudah banyak hal yang bisa saya berikan kepada masyarakat (Amien...). Memang berat karena hingga kini saya masih merasa belum ada hal-hal yang berguna yang telah saya sumbangkan ke pada masyarakat di sekitar saya.... upfff memang Hidup Adalah Perjuangan.

0 Comments: